Mencermati fakta yang ada apakah masih bisa akan keatas ??? JAKARTA. Diam-diam, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) agresif menerbitkan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN). Di akhir kuartal pertama tahun 2009 ini, nilai penerbitan MTN BUMI telah mencapai total US$ 83,34 juta. Sampai akhir 2008 lalu, BUMI sudah menjual MTN sebanyak US$ 66,89 juta. Ini berarti, dalam kuartal pertama 2009, BUMI menambah penerbitan MTN senilai US$ 16,45 juta. "Saya tidak tahu persis kapan waktu penambahan surat utang itu," kata Senior Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava kepada KONTAN, kemarin (5/5). Yang pasti, kata Dileep, BUMI memakai dana hasil penerbitan MTN tersebut untuk modal kerja dan pemenuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. "Kira-kira kami akan menganggarkan belanja modal tahun ini sebesar US$ 500 juta," kata Dileep. BUMI menggandeng PT Samuel Sekuritas Indonesia dalam penerbitan MTN ini. BUMI berniat menerbitkan MTN maksimal Rp 6 triliun. Surat utang ini memiliki bunga tetap antara 16%-25% per tahun. Kepala Riset Batavia Prosperindo Suherman Santikno bilang, penambahan utang melalui penerbitan MTN tak menjadi masalah. "Asal hasil MTN ini untuk membiayai kegiatan yang pasti memberikan keuntungan bagi BUMI," ujar Suherman. Namun, dia mengingatkan bahwa timbunan utang BUMI saat ini sudah lumayan besar. Berdasarkan hitungannya, sampai kuartal pertama 2009, total kewajiban BUMI mencapai US$ 3,3 miliar. Ini berarti risiko finansial BUMI cukup tinggi. "Apalagi, kalau harga batubara di bawah US$ 50 per ton, BUMI akan kesulitan membayar utang," kata Suherman. Emiten Grup Bakrie yang melakukan kesalahan pengetikan dalam penyajian laporan keuangan bertambah lagi. Kini giliran PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang salah ketik. Dalam laporan keuangan kuartal pertama 2009, BUMI salah mengetik porsi kepemilikan sahamnya di PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia. Di situ tertulis, BUMI memiliki 95% saham KPC dan 100% saham Arutmin. Padahal, BUMI sudah menjual sebagian saham kedua perusahaan tersebut kepada Tata Power pada 2008. Kini, BUMI hanya tinggal memiliki 13,6% saham KPC dan 70% saham Arutmin. Senior Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava mengakui kekeliruan ini dan menyatakan kekeliruan itu murni hanya salah ketik. "Itu normal untuk laporan keuangan yang belum diaudit," kilah Dileep. Lagipula, kesalahan itu tak mempengaruhi neraca keuangan BUMI. Sumber : Rizki Caturini KONTAN
Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/