INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI), Rabu (3/6) berpotensi melemah seiring kenaikan signifikan kemarin. Namun investor direkomendasikan buy on weakness untuk saham ini. Pelaku pasar bisa masuk pada level Rp 2.000-2.025.
Betrand Raynaldi, analis Panca Global Securities mengatakan, pergerakan saham BUMI hari ini berpeluang turun. Pasalnya, secara teknikal, kenaikan kemarin yang signifikan memancing pelaku pasar melakukan aksi ambil untung.
Pada perdagangan kemarin BUMI sempat naik ke level Rp 2.325 per lembar dan kemudian ditutup melemah 25 poin. “Kemungkinan hari ini akan melanjutkan pelemahan kemarin ke level Rp 2.000,” katanya kepada
INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (3/6).
Pada perdagangan sesi pertama, Rabu (3/6) BUMI ditutup stagnan pada Rp 2.175. Harga tertinggi BUMI pada angka Rp 2.250 dan terendah Rp 2.125. Volume transaksi mencapai 526,01 ribu lembar saham senilai Rp 572,2 miliar dan frekuensi 4,205 kali.
Untuk BUMI, Betrand merekomendasikan
buy jika harga saham produsen batubara thermal ini menyentuh level Rp 2.000 hingga Rp 2.025 per lembar. Betrand memperkirakan BUMI akan turun hingga level support Rp 2.000. Sedangkan level resistan BUMI hari ini berada pada posisi Rp 2.200 meskipun kecenderungannya turun.
Pergerakan bursa regional pun berpeluang tidak terlalu berpengaruh besar pada pergerakan BUMI. Pasalnya, bursa regional hari ini bergerak sangat tipis. Nikkei naik sangat tipis 47,35 poin (0,49%) ke level 9,751,66. “Saya pikir tidak terlalu banyak pengaruh,” katanya.
Namun, jika bursa regional kebanyakan ditutup positif, meski tipis mungkin itu juga akan menahan pelemahan indeks. “Rekomendasi untuk BUMI
buy on weakness. Saya pikir level Rp 2.000 hingga Rp 2.025 bisa masuk untuk BUMI,” imbuhnya.
Bertrand menandaskan lebih baik
buy on weakness BUMI atau jual terlebih dahulu,
sell on strength seiring potensi terjadinya aksi profit taking. “Tapi untuk trend sepekan ini ini indeks masih menguat. Sementara hari ini, indeks kemungkinan turun, dan BUMI pun juga turun,” imbuhnyaalagi.
Bagaimana dengan pengaruh hasil evaluasi Masyarakat Asosiasi Profesi Penilai Indonesia (Mappi) atas akuisisi BUMI sebelumnya? Menurut Betrand, secara psikologis akan berpengaruh ke investor.
Namun, jika bicara fundamental sebenarnya tidak banyak berpengaruh.
Pasalnya,
kalaupun Mappi mengatakan akuisisi itu terlalu mahal, hal itu juga akan menguntungkan BUMI. Jika ternyata kemahalan, Mappi akan merekomendasikan level harga yang wajar.Kemudian, jika BEI membolehkan akuisisi itu, dengan syarat harganya turun, hal itu justru menguntungkan karena harganya yang diturunkan. Jika BUMI tidak mau menurunkan harga akuisisi dan kemudian dibatalkan, itu juga masih menguntungkan BUMI. ”Entah dibatalkan ataupun diteruskan tetap menguntungkan BUMI,” timpalnya.
Jika Mappi mengatakan harga akuisisi itu terlalu murah, bagi BUMI justru lebih menguntungkan lagi. ”Hanya saja secara psikologis bagi pelaku pasar yang tidak mengetahui hal ini, dan bagi investor yang tidak tahu apa-apa akan berpikir hal itu merupakan suatu berita negatif,” tandasnya..
Padahal, kalau dipikir ulang, sebenarnya tidak negatif bagi BUMI.. Jika terlalu mahal, justru akan menguntungkan BUMI karena pihak otoritas bursa akan memerintahkan penurunan harganya. Jadi tidak ada hal yang kemungkinan berpengaruh negatif terhadap BUMI terkait dengan evaluasi Mappi.
Masyarakat Asosiasi Profesi Penilai Indonesia (Mappi) berencana untuk melakukan presentasi dihadapan Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pekan ini.
Menurut Ketua Tim Penilai Independen akuisisi BUMI sekaligus anggota Mappi, Okky Danizah, Rabu (3/6) ini timnya akan menyerahkan hasil penilaian final kepada pihak Bursa Efek Indonesia (BEI). [E1]
To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com