Dari Inilah com  terkait prediksi arah market.  Smg berguna

14/06/2009 - 20:29
<http://inilah.com/berita/ekonomi/2009/06/14/115635/arah-market-‘bearish’-atau-‘bullish’/#><http://inilah.com/berita/ekonomi/2009/06/14/115635/arah-market-‘bearish’-atau-‘bullish’/#>
 Arah Market ‘Bearish’ atau ‘Bullish’?
Dari Kumpul INILAH, Analis & Investor (1)
Ahmad Munjin


(*Istimewa*)

*INILAH.COM, Jakarta – Harga minyak menjadi isu sentral dalam meneropong
indeks saham hingga akhir 2009. Ada yang meyakini minyak bisa mencapai level
US$ 90 hingga indeks bullish. Namun ada juga yang memproyeksikan hanya
mencapai US$ 75 per barel. *

Hal itu terungkap dalam acara Kumpul INILAH, Analis, dan Investor, di Kafe
Pisa, Jakarta, Jumat (12/6). Poltak Hotradero, Kepala Riset Recapital
Securities, salah satu pembicara memprediksikan pergerakan indeks domestik
memang akan *bullish* mengikuti indeks regional dan global.

Namun, menurutnya, akan sulit untuk bisa kembali bergerak pada level harga
indeks sebelum krisis. Pasalnya, *bullish*-nya indeks sangat tergantung pada
kenaikan harga komoditas minyak.

Dalam acara yang diikuti 150 investor, analis efek dan pialang itu, Poltak
mengungkapkan prediksinya bahwa harga minyak dunia tidak akan setinggi
sebelum krisis. Menurutnya, meski dari sisi *demand* memungkinkan harga
minyak melambung, namun kemampuan beli tidak menopangnya.

Menurutnya, kemampuan beli dari negara-negara yang membutuhkan minyak
sangatlah kecil. Karena itu, potensi demand yang tinggi terhadap minyak,
tidak otomatis membuat harga minyak tinggi. Untuk *demand* minyak dunia,
Poltak sendiri mengakui sangat tinggi. Ia menyebutkan kebutuhan minyak AS
sebesar 12 juta barel per hari.

”Belum lagi kebutuhan dari China yang cadangan minyaknya hanya cukup untuk
11 tahun mendatang,” papar Poltak dalam acara yang terselengara atas
kerjasama *INILAH.COM* dengan Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) itu.

Tapi, apakah kebutuhan minyak dunia itu bisa mendorong kenaikan indeks,
menurut Poltak belum tentu. ”Meski, dari sisi demand harga minyak bisa
tinggi, tapi jika harga minyak tinggi pun nantinya tidak ada negara yang
mampu membelinya,” tukasnya. Ia memprediksi harga minyak dunia hingga akhir
2009 mencapai US$ 75 per barel.

Arwani Pranadjaya, technical analist Kim Eng Securities yang menjadi salah
satu perserta di acara itu justru meyakini market akan *bullish* signifikan.
Dengan kenaikan harga minyak dunia saat ini jelas bisa menopang penguatan
indeks lebih lanjut.

Pasalnya, yang menjadi pengerak indeks, adalah harga komoditas yang sangat
ditopang oleh kenaikan harga minyak dunia. ”Menutut saya, harga minyak bisa
mencapai US$ 79-80 per barel dalam waktu dekat,” imbuhnya.

Sementara Head of Asset Management PT Paramitra Alfa Sekuritas Ukie Jaya
Mahendra mengungkapkan harga energi bisa *bulish* dan berakibat pada *
bullish*-nya saham. ”Tapi, yang kontrarian pun wajar,” tuturnya.

“Saya ikut paparan OPEC saja, yakni harga minyak bisa mencapai US$ 90 per
barel untuk 2010. Saya pikir bisa lebih dari itu. Untuk 2009 US$ 80-85 per
barel saya pikir akan bisa tercapai,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Jose Rizal
dalam kesempatan yang sama memaparkan tentang kriteria emiten yang masuk
dalam kategori Pefindo25. Menurutnya, emiten yang masuk dalam kriteria
Pefindo25 harus memiliki aset di bawah Rp 1 triliun.

Emiten juga harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal 6 bulan dengan
memiliki opini akuntan publik wajar tanpa pengecualian (WTP). Emiten juga
harus memiliki 5 komponen pasar modal, yakni likuditas, volume transaksi,
frekuensi, volume nilai, dan hari diperdagangkan. “Komponen inilah yang
mendukung emiten untuk bisa masuk dalam Pefindo25 atau indeks lainnya,”
tegasnya.

Pembicara yang lain adalah Abraham Lembang. Direktur Institute of Options
itu memaparkan tentang kemungkinan transaksi options di Indonesia yang saat
ini belum memungkinan. Menurutnya, options merupakan salah satu model
transaksi seperti halnya saham. Namun yang ditransaksikan bukanlah sahamnya
melainkan hasil produksi komoditas tertentu.

Abraham mencontohkan batu bara dan PT Bumi Resources (BUMI) sebagai
produsennya. Yang ditransaksikan bukanlah saham BUMI melaikan batubara
dengan cara hedging. ”Ini bisa menguntungkan baik pada saat market bullish
maupun bearish,” pungkasnya. [E1/Bersambung]


2009/6/14 ivan winarto <ipan...@yahoo.com>

>
>
>   Bos yang bener donk kalo kasi rumors...
>
> Hehehe
>
> --- On *Sun, 6/14/09, kelvin Chang <kelvin.chan...@yahoo.com>* wrote:
>
>
> From: kelvin Chang <kelvin.chan...@yahoo.com>
> Subject: [ob] SOS on MONDAY..... BECAREFUL
> To: "obrolan bandar" <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
> Date: Sunday, June 14, 2009, 8:19 AM
>
>   besok semuanya SOS ( sell on strength ) aja, dengar2 ada yg mau big
> sale....
> just rumour ya, hati2 on the way....
> peace.....
>
>
> 
>



-- 
nokniik

Kirim email ke