Asing beberapa hari sydah NET SELL lumayan banyak sementara value transaksi 
makin berkurang...kurangi portofolio anda...amankan profit dulu sebelum ada 
koreksi yang besar..


INILAH.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada
pertengahan perdagangan awal pekan ini berhasil merangkak hingga berada
di area positif. Namun, turunnya harga komoditas dan bursa regional
yang negatif, berpeluang besar menekan bursa.  
Pada perdagangan Senin (15/6) sesi pertama, IHSG ditutup naik tipis
0,886 poin (0,04%) ke level 2.091,829. Indeks LQ 45 naik 0,957 poin
(0,24%) ke level 407,238. Total nilai transaksi yang dibukukan mencapai
Rp 1,81 triliun dengan frekuensi 49.214 kali. Sebanyak 67 saham
menguat, 115 melemah, 55 stagnan, serta 221 saham stagnan.
Bursa berhasil naik tipis didukung penguatan sektor aneka industri
yang naik 1,79%, finansial naik 1,41%, serta manufaktur dan industri
dasar masing-masing 0,45% dan 0,3%. Sedangkan sektor lain seperti
tambang, perkebunan, konsumer dan properti melemah.
Analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto mengatakan, IHSG hingga
akhir perdagangan masih akan bergerak sideways, dipengaruhi fluktuasi
bursa regional. Pelaku pasar menunggu hasil pertemuan G-8 yang ikut
menentukan arah IHSG. 
“Indeks butuh sentimen tambahan yang cukup kuat untuk berada dalam
trend penguatan di tengah tekanan aksi ambil untung,” papar Ikhsan.
Sepanjang hari ini, indeks akan mencoba bertahan di level support 2.070
dan resistan 2.110, dengan saham-saham unggulan diperkirakan masih akan
menjadi pengerak bursa. 
Beberapa saham pilihan yang layak dicermati di antaranya PT Matahari
Putra Prima (MPPA), PT Darma Henwa (DEWA), PT Indocement Tunggal
Prakasa ( INTP), PT Hexindo Adiperkasa (HEXA), dan PT Bayan Resources
(BYAN). “Investor bisa akumulasi saham-saham ini,” tandasnya.
Panin Securitas juga memperkirakan bursa saham sepanjang pekan ini
berkonsolidasi mengacu pada pergerakan harga komoditas. Tekanan jual
berpotensi melanda bursa Indonesia, selama pemodal belum mendapatkan
ekstra sentimen di pasar berupa sinyal pemulihan ekonomi global yang
diharapkan akan menopang pergerakan indeks.
IHSG pun diprediksikan masih akan bergerak mixed dengan potensi
pelemahan. Harga komoditas pertambangan terutama minyak yang menjadi
kunci pergerakan indeks menunjukkan terjadinya koreksi terbatas yang
diperkirakan akan mempengaruhi indeks. 
“Aksi  profit taking tetap harus diwaspadai akibat masih tingginya beberapa 
harga saham yang secara teknikal berada di daerah overbought,” ujar Purwoko 
Sartono dari Panin securities.  
Menurutnya, secara teknikal dari weekly chart terlihat indeks
membentuk doji star yang mengindikasikan rally mulai tertahan dan
muncul tekanan jual. “Kami perkirakan indeks akan bergerak dalam
kisaran support-resistance 2.030-2.120,” imbuhnya. Beberapa emiten yang
direkomendasikan adalah PT Gajah Tunggal (GJTL), PT Panin Life (PNLF),
dan PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS).
Sepanjang pagi hingga siang hari ini, saham-saham yang mengalami
penguatan antara lain PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik Rp 300
menjadi Rp 6.600, PT Bank Danamon (BDMN) naik Rp 100 menjadi Rp 4.425,
serta PT Astra International (ASII) naik Rp 550 menjadi Rp 24.450.
Demikian pula PT Bank Mandiri (BMRI) naik Rp 25 menjadi Rp 3.325, PT
Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) naik Rp 200 menjadi Rp 7.700 dan PT
Hexindo Adiperkasa (HEXA) naik Rp 150 menjadi Rp 2.500 per lembar.
Koreksi harga minyak mentah ke level US$ 72 per barel, menekan saham
yangt berkorelasi dengan komoditas. Saham sektor komoditas yang melemah
antara lain PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp 650 menjadi Rp
22.550, PT International Nickel (INCO) turun Rp 75 ke Rp 4.575, PT Bumi
Resources (BUMI) turun Rp 50 menjadi Rp 2.175, PT Indika Energy (INDY)
turun Rp 25 ke Rp 2.775, dan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) turun Rp
25 menjadi Rp 3.050. 



      

Reply via email to