Pak DE,
Dulu saat BUMI dan ANTM saling bersaing harga membeli Herald, orang tidak peduli tuh hrg Herald mau di.deal pada hrg brp (dlm arti mahal / tidak), krn saat itu org terlena pada kondisi masih BULLISH, sehingga yg terpenting ada corporate action (dlm hal ini beli beli perusahaan lain utk ekspansi) yg bisa men"drive" hrg saham yg bersaing (ANTM & BUMI) ke level lebih tinggi (BUMI s/d di analisa bakal ke Rp.12 ribu). Kalau ngak salah waktu itu masing2 (BUMI & ANTM) sudah meneliti Herald dgn perusahaan "independent" dlm menilai hrg wajar Herald. Sehingga saat hrg saham berguguran krn krisis global financial, hrg BUMI yg tertinggi Rp.8.000 terjun bebas s/d mencapai level terendah Rp.300an. Dan dgn kondisi tsb orang yg megang BUMI di hrg atas (anggap kata Rp.5.000) tentu saja "TIDAK RELA" BUMI melakukan corporate action dgn membeli DEWA di hrg Rp.345/shm , padahal saat itu hrg DEWA di pasaran cuma Rp.60an..ini tentu yang dipertanyakan : apa dasar BUMI beli saham DEWA lebih mahal 5x (lima kali) lebih mahal, knp ngak beli aja di pasar ? Kalau pun mau beli dgn harga premium, tentunya ngak s/d 5x lipat gitu .. S/d sekarang kayaknya adem2 aja tuh kabar soal Herald, apa sudah ditambang atau belum, tidak ada info/beritanya lagi .hehehe From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:obrolan-ban...@yahoogroups.com] On Behalf Of Dean Earwicker Sent: Sat, 20 Jun 2009 16:26 PM To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: Re: [ob] ph ... MULUT U TOLONG DIJAGA ...!!! Yang dulu beli herald gak ditanya-tanya? udah jadi apa sekarang? apakah udah mulai nambang? http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/18/08322630/bumi.sudah.jadi.pemilik.m ayoritas.herald Note: berita lama Regards, DE Pada 20 Juni 2009 16:21, herman ardiyanto <herman.ardiya...@gmail.com> menulis: Jangan lupa topik utamanya BUMI membeli DEWA (secara tidak langsung) di harga 354/lb. saham sementara harganya di pasar saat itu 61/lb. saham. Kalah boleh, asal jangan lupa. Jadi, untuk investasi jangka panjang, perusahaan apa saja yang masih tepercaya (nggak beli barang kemahalan, jual kemurahan, produksi di bawah normal)?