This post originally posted at:
http://trend- traders.com/ ?p=1072

Meneruskan posting part 1
http://trend- traders.com/ ?p=1060
Pola volume ketika menembus support / resistance



Volume selain untuk mengidentifikasikan trend
bisa digunakan untuk, mengidentifikasi apakah ketika harga mendekati
support/resistance gerakan harganya akan berlanjut, berbalik arah atau
justru akan sideways/flat
Contoh sebuah gerakan harga ketika mendekati support/resitance diikuti oleh 
increasing volume.

Harga Saham INDF sebelumnya sempat membuat
extreme high di level 1950 (high 26 Juni 2009), titik tersebut kita
anggap sebagai potential resistance.

Gambar 1
Pada gambar 2 terlihat harga kembali bergerak
mendekati level 1950 dengan increasing volume. Kemungkinan titik ini
dapat ditembus.

Gambar 2 menunjukkan bahwa harga mampu menembus potential resitance.

Gambar 2
Gambar 3 setelah harga
mininggalkan resistance volume cenderung decline, maka terjadi koreksi
terlebih dahulu sebelum harga melanjutkan kenaikan

Gambar 3

Ketika harga bergerak mendekati
support/resistance diikuti dengan volume yang meningkat (increase) maka
hal tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan support/resistance tersebut
akan dapat ditembus.

Jika seandainya ketika harga bergerak
mendekati support/resistance justru volumenya menurun maka kemungkinan
support/resistance tersebut akan gagal ditembus.
Contoh penembusan support/resistance dengan decline volume.

Gambar 4
Pada harga saham BUMI sebelumnya sempat membuat
high di level 2325 (titik ini kita anggap sebagai potential resitance)
kemudian koreksi sebelumnya di level 2860 (titik ini kita jadikan
potential support) .Pada kenaikan sesudahnya  harga kembali mendekati
titik 2325dengan decline volume, melihat hal ini kemungkinan harga akan
gagal menembus titik 2325.


Selanjutnya  harga gagal menembus potential resitance dan harga kembali 
mengalami koreksi ke area supportnya


Sebelum berlanjut perlu dismpaikan, apakah hal tersebut yang selalu terjadi?
Apa yang saya sampaikan diatas adalah teori logis
yang terdapat di buku-buku, logikanya seperti ini, jika harga mendekati
resistance diikuti dengan increasing volume maka hal tersebut
menunjukkan kondisi ekses supply dan adanya peningkatan minat beli.Ada
kalanya pada saat menembus resistance semua kondisi terpenuhi dengan
sempurna, baik sebelum dan sesudahnya volome tetap increase, tapi baru
naik beberapa persen saja tiba-tiba harga kembali turun dan menembus
support sebelumnya.
Masih banyak hal-hal lain yang harus diperhatikan
terkait dengan penembusan support/resistance dengan atau tanpa volume
tersebut.
Antara lain kondisi volume setelah harga menembus
support/resistance tersebut, jika setelah menembus volume tetap
increase maka kemungkinan trend harga masih akan tetap berlanjut.Jika
dikaitkan dengan wave, kondisi ini merupakan ciri khas wave 3. Pada
fase wave 5 harga setelah menembus peak wave 3 justru mengalami decline
volume.
Contoh kasus diatas bisa ditemukan pada pola wave,
elliot menyebutnya irregular correction.Setelah menembus support
barulah harga bergerak naik dan membuat trend besar.

IR

Jika pada wave 5 kita melihat harga tetap naik dan terjadi increasing volume 
maka,itu bukanlah wave 5 tapi extend wave 3.

Penggunaan volume analysis digabungkan dengan pembacaan wave Analysis akan 
menghasilkan hasil yang lebih optimal.

Hal ini berlaku juga ketika kita menganalisa
harga menggunakan chart pattern, hendaknya ketika harga break dari
patternnya diikuti dengan increasing volume, hal ini menunjukkan
validitas dari pembentukan chart pattern tersebut. Pembentukan Chart
pattern biasanya terjadi dengan volume yang decline



High volume:
High volume merupakan lonjakan volume yang sangat
ekstrem, kondisi ini menunjukkan adanya pembelian dan penjualan secara
besar-besaran.
Belum ada definisi pasti tentang bentuk High volume, beberapa definisi yang 
biasa dipakai antara lain:
1. Volume melonjak dua kali lipat dari volume sebelumnya atau
2. Volume melonjak dua kali lipat dari volume
rata-rata 20 hari (bisa dilakukan dengan melakukan plotting Moving
average pada volume).

Ada 2 jenis high volume

1.Blow off volume biasanya terjadi diujung trend dan mengisyaratkan terjadi 
reversal atau pembalikan trend.

2.Pada penembusan support/resistance biasanya
juga terjadi lonjakan volume yang sangat tinggi, bentuknya dan
ciri-cirinya mirip dengan blow off volume, hanya namanya yang berbeda,
kondisi ini disebut breakout volume.
Breakout volume mengisyaratkan trend akan berlanjut (continuation) .

Keduanya mirip tapi tak sama blow off volume untuk identifikasi reversal trend 
,tapi breakout volume untuk continuation trend.

Kondisi yang paling umum terjadi dari high
volume biasanya harga akan turun minimal 50% dari kondisi candle ketika
terbentuk high volume. Perhatikan gambar dibawah setelah terjadi blow
off volume kemudian harga membuat new high, lalu harga turun kembali
sampai 50% dari candle dengan high volume baru kemudian naik lagi dan
melanjutkan trendnya kembali.Jika pada waktu kenaikan kedua terjadi
decline volume maka kemungkinan harga high sebelumnya akan gagal
ditembus.(baca kembali tentang penembusan volume di support/resistance) .
Kind Regards, 
 
 
Aditya
www.trendtrader.co.cc
www.trend-traders.com

                                          
Disclaimer:
Stock Trading, forex trading, commodity trading, managed futures, and other 
alternative investments are complex and carry a risk of substantial losses.
They are intended for sophisticated investors and are not suitable for 
everyone. The ability to withstand losses and to adhere to a particular program 
in spite of losses are material points which can adversely affect investor 
returns.



      

Kirim email ke