Selasa, 08 September 2009 12.47 WIB (Vibiznews Economy) Dalam konferensi perdagangan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UN Conference on Trade and Development (UNCTAD), lembaga tersebut mengajukan saran yang radikal yaitu menggantikan posisi Dollar AS sebagai alat tukar utama pada ekonomi dunia dengan mata uang global.
Dalam menata sistem moneter global yang lebih baik, PBB mengatakan bahwa sistem mata uang dan aliran modal yang berlaku sekarang tidak berjalan dengan semestinya, dan merupakan faktor penyebab utama terjadinya krisis ekonomi. Sehingga dengan demikian posisi Dollar AS sebagai mata uang utama dunia sekarang, perlu dipertimbangkan kembali. Pernyataan PBB ini mengamini usulan beberapa negara seperti Cina dan Russia yang menginginkan penggantian Dollar AS sebagai mata uang cadangan dunia. Secara esensial laporan UNCTAD tersebut menyiratkan akan kembalinya sistem Bretton Woods yang baru dalam pengelolaan kurs, dimana hal tersebut berarti bank sentral akan melakukan intervensi untuk menjaga kestabilan mata uang negaranya. Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pernyataan PBB kali ini diluar dugaan, dimana selama ini kebijakan " Strong Dollar" masih diupayakan untuk dipertahankan. Adapun proposal lain yang diajukan PBB dimana Cina dan Jerman disarankan untuk tetap menjaga kebijakan stimulus ekonomi, diperkirakan akan menyebabkan ekonomi dan mata uang negara tersebut menjadi relatif stabil. Walaupun terlalu dini untuk dinyatakan sekarang, namun secara fundamental terdapat potensi crash yang cukup signifikan pada Dollar AS.