http://www.kontan.co.id/index.php/investasi/news/21304/ELTY-Rela-Berbagi-Saham-demi-Memuluskan-Bisnis-Tol

JAKARTA. Anggota Grup Bakrie, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), kian
gencar menjajal bisnis barunya, yakni bisnis jalan tol. Lewat PT Bakrie Toll
Road, ELTY akan membangun sejumlah ruas tol Trans-Jawa seperti
Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Batang-Semarang.

Akhir tahun ini, tol Kanci-Pejagan mulai beroperasi. Sementara dua ruas
lainnya beroperasi 2011. Makanya, manajemen ELTY meramal, tahun ini jalan
tol baru menyumbang pendapatan 5%.

Uniknya, di tengah kesibukannya mengembangkan bisnis tol, ELTY justru
berniat melepas 30% saham Bakrie Toll kepada investor strategis. Tapi,
kebutuhan dana di bisnis tol memang sesangat besar. Dengan menjual sebagian
saham Bakrie Tol, ELTY ingin berbagi beban dengan investor lain. Kini, ELTY
masih menguasai 99,98% saham perusahaan yang berdiri 2008 itu.

ELTY akan menjual saham itu dalam dua tahap. Tahun depan, mereka melepas 10%
saham Bakrie Toll. Dari penjualan saham ini, ELTY berharap bisa meraup dana
Rp 100 miliar-Rp 150 miliar. Adapun 20% sisa saham baru dilego setelah tol
Kanci-Pejagan beroperasi penuh 2011 nanti.

Kabarnya, beberapa investor dari Australia, India dan China terpikat membeli
10% Bakrie Toll yang akan dijual tahun depan. "Kami hanya akan memilih
maksimal dua investor," kata Hiramsyah Thaib, Direktur Utama ELTY.

Analis BNI Securities Maxi Liestyaputra tak mempersoalkan alasan ELTY
melepas 30% saham Bakrie Toll. Kata dia, bisnis jalan tol memang perlu
investasi besar, yakni untuk pembebasan lahan dan biaya pemeliharaan.
Ia juga melihat, sebenarnya ELTY mengembangkan tol untuk mendukung berbagai
proyek properti milik mereka. "ELTY akan menjadikan tol untuk mempermudah
akses bagi proyek properti mereka," ungkap Maxi, kemarin.

Tapi, Kepala Riset Financorporindo Nusa Edwin Sebayang mengingatkan,
investor harus tetap mencermati pemenuhan modal ELTY untuk membangun
beberapa jalan tol itu. Apalagi, mereka butuh waktu lama untuk meraih laba
dari bisnis ini. Belum lagi, Undang-Undang (UU) Nomor 38/2004 Tentang Jalan
hanya membolehkan kenaikan tarif tol setiap dua tahun.

Singkat kata, tahun ini, bisnis properti masih akan jadi sumber utama
pendapatan ELTY. Sejauh ini, ELTY sedang menggarap beberapa proyek besar.
Yang paling heboh adalah Rasuna Epicentrum di Kuningan, Jakarta yang melahap
dana US$ 120 juta. Proyek lainnya adalah Bogor Nirwana Residence dan
Epicentrum di Malang, Jawa Timur.

Hitungan Maxi, tahun ini, pendapatan ELTY akan naik 42,85% jadi Rp 1,5
triliun. Tapi, laba bersihnya akan turun 11,76% menjadi Rp 240 miliar karena
tidak ada lagi untung kurs seperti tahun lalu.

Namun, Maxi dan Edwin tetap merekomendasikan beli saham ELTY. Memang, rasio
laba terhadap harga saham alias price to earning ratio (PER) ELTY sudah
cukup tinggi yakni 30 kali, lebih tinggi dari PER industri properti sebesar
25 kali.

Namun, mereka melihat, prospek properti yang cerah membuat saham ELTY tetap
menarik. Maxi mematok target harga saham ELTY Rp 720 per saham dan Edwin
mematok harga Rp 420 per saham. Kemarin (8/9), harga saham ELTY naik 2,7%
dan berakhir di Rp 380 per saham.


Rizki Caturini KONTAN

Kirim email ke