Yeap...i just want to ask about the meaning of happiness too,ELAINE.......
Terkirim dari telepon Nokia saya
-----Pesan Asli-----
Dari: Elaine Sui
Terkirim:  23/09/2009 13:27:32
Subjek:  Re: [ob] Re: Mohon maaf lahir dan bathin... Puasa dan Trading

*Ed, you're a wise man. Let me ask a question, what is true happiness?

Elaine**
*
2009/9/23 Edwin B <edwin...@yahoo.com>

>
>
>
> --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "jsx_consultant" <jsx-consult...@...>
> wrote:
> >
> > Kemenangan yg terbesar bukanlah kemenangan melawan musuh
> > tapisanggup menang melawan diri sendiri seperti:
> > - Sanggup menang melawan Basic Need seperti rasa haus dan lapar.
> > - Sanggup menang melawan Nafsu dasar seperti Nafsu Sex
> > - Sanggup menang melawan Fikiran buruk: Curiga, Iri hati, dengki,
> > cemburu, ingin memiliki yg bukan haknya.
> > - Sanggup menang melawan Kebiasaan: Merokok, Minum2, Trading (
> > pak JT lulus engga ?).
> >
> > Embah yakin orang orang yg berhasil menang saat puasa punya sifat yg
> > LEBIH cocok untuk Trading saham, betoel engga pak JT ?.
> >
> > SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430H
> > MOHON MAAF LAHIR dan BATIN
> >
> > ...
> > Embah
> >
>
> Mohon maap agak terlambat beberapa hari... [image: :)]
>
> ...................................
>
> Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi
> Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa
> Dalam kesempatan hidup ada keluasan ilmu
>
> *Hidup ini indah jika segala karena ALLAH SWT*
>
> Untuk warga OB yg merayakan turut Mengucapkan :
>
> *> SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430H
> > MOHON MAAF LAHIR dan BATIN*
>
>
> .....................................
>
> > Kemenangan yg terbesar bukanlah kemenangan melawan musuh
> > tapi sanggup menang melawan diri sendiri seperti:
>
> > - Sanggup menang melawan Basic Need seperti rasa haus dan lapar.
> > - Sanggup menang melawan Nafsu dasar seperti Nafsu Sex
> > - Sanggup menang melawan Fikiran buruk: Curiga, Iri hati, dengki,
> > cemburu, ingin memiliki yg bukan haknya.
> > - Sanggup menang melawan Kebiasaan: Merokok, Minum2, Trading (
> > pak JT lulus engga ?).
>
>
> ..........................................
> *
> (Sekedar dongeng mumpung masih libur, by pass jika tdk perlu...) *[image:
> :)]
>
> Berikut sedikit menambahkan definisi napsu dan mengalahkan hawa napsu dalam
> dongeng Wayang :
> dengan lakon....[image: :)]
>
> SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT  [image: :D]
>
> *(Rangkuman)*
>
> Sumber :
> http://www.jiwantoro.com/index.php/Article/2-Jawa/44-Sastra%20Jendra%20Hayuningrat
>
> Uraian singkat tentang Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu ini
> berdasarkan Buku Tripama Watak Satrio dan Sastra Jendra karya Ir. Sri
> Mulyono.
>
> Secara harfiah *Sastra Jendra berasal dari kata sastra yang berarti tulis,
> ilmu atau kitab*. Sedangkan *jendra berarti milik raja atau 
> Gusti*.*Hayuningrat
> berarti keselamatan umat dan dunia semesta*.
>
> Sastra jendra dalam dunia pewayangan dikenal diajarkan oleh *begawan
> Wisrawa dan juga diajarkan oleh Bima dalam lakon Bima Suci atau Nawaruci*atau 
> Sena Rodra juga dikenal dengan lakon Bima Paksa.
>
> Konon syarat utama yang mutlak harus ditempuh bagi manusia yang ingin
> mencapai ilmu sastra jendra harus mampu menahan diri, atau mampu
> mengendalikan hawa nafsu, yaitu  *mampu menahan atau menyingkirkan nafsu
> angkata, nafsu perut, dan nafsu kelamin (cegah dahar lan guling) dengan
> jalan berpuasa.*
>
> *Nafsu angkara dalam pewayangan dilambangkan dengan Raksasa*, sedangkan*nafsu 
> guling dilambangkan dengan wanita.
> *
>
> Resi Wisrawa pada waktu itu baru berhasil menyingkirkan nafsu perut
> (aluamah) dan nafsu amarah yang dilambangkan bahwa Resi Wisrawa berhasil
> membunuh secara sadis dan memotong-motong badan Raksasa Jambumangil, yaitu
> saudara misan Dewi Sukesi.
>
> Karena tindakan Resi Wisrawa itu maka hukum karma menimpa anaknya
> Kumbakarna. Kematian Kumbakarna dalam keadaan mengenaskan/mengerikan dalam
> perang Kera dan Ceritera Ramayana. Kematiannya dimulai dari telinga putus,
> tangan putus, kaki satu-persatu putus dan akhirnya lehernya terpisah dari
> badannya (gembung).
>
> Ini hukum karma tetapi sekaligus melambangkan keberhasilan Resi Wisrawa
> dalam menumpas/membunuh nafsu angkaranya, biarpun akhirnya ia tergelincir
> dalam nafsu kelamin dan dalam lembah kenistaan (ia melahirkan Rahwana atau
> Dasamuka yang melambangkan sepuluh nafsu angkara berasal dari lima nafsu
> Wusrawa dan lima Sukesi, yaitu *amarah, mutmainah, supiah, aluaman dah
> mulhimah.*
>
>
> Sumber : http://bharatayudha.multiply.com/journal/item/74
>
> Untuk mendapatkan ilham atau wisik.Ada tahapan atau tingkat yang harus
> dilakukan yaitu :
>
> *Tapaning jasad*, yang berarti mengendalikan daya gerak tubuh atau
> kegiatannya.
> *Tapaning budi*, yang berarti menghindari perbuatan yang terhina dan
> segala hal yang bersifat tidak jujur.
> *Tapaning hawa nafsu*, yang berarti mengendalikan hawa nafsu atau sifat
> angkara murka dari diri pribadi.
> *Tapaning sukma*, yang berarti memenangkan jiwa.
> *Tapaning cahya*, yang berarti selalu awas(eling) dan waspada serta
> mempunyai daya visi sesuatu secara tepat.
> *Tapaning gesang*, yang berarti berusaha berjuang sebaik mungkin secara
> berhati-hati, kearah kesempurnaan hidup atau selalu taat kepada Tuhan Yang
> Maha Esa.
>
>
> Sumber :
> http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/rahasia-sastra-jendra-hayuningrat/
>
> Dan berikut cerita selangkapnya [image: ;)]
>
> *RAHASIA SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT*
>
> *Rahasia Serat Sastrajendrahayuningrat Pangruwa Ting Diyu.*
>
> Dalam lakon wayang Purwa, kisah Ramayana bagian awal diceritakan asal
> muasal keberadaan Dasamuka atau Rahwana tokoh raksasa yang dikenal angkara
> murka, berwatak candala dan gemar menumpahkan darah. Dasamuka lahir dari
> ayah seorang Begawan sepuh sakti linuwih gentur tapanya serta luas
> pengetahuannya yang bernama Wisrawa dan ibu Dewi Sukesi yang berparas jelita
> tiada bandingannya dan cerdas haus ilmu kesejatian hidup.
>
> *Bagaimana mungkin dua manusia sempurna melahirkan raksasa buruk rupa dan
> angkara murka ? *
>
> Bagaimana mungkin kelahiran " sang angkara murka " justru berangkat dari
> niat tulus mempelajari ilmu kebajikan yang disebut Serat Sastrajendra.
>
> *
> Ilmu untuk Meraih Sifat Luhur Manusia.*
>
> Gambaran ilmu ini adalah mampu merubah raksasa menjadi manusia. Dalam
> pewayangan, raksasa digambarkan sebagai mahluk yang tidak sesempurna
> manusia.
>
> Misal kisah prabu Salya yang malu karena memiliki ayah mertua seorang
> raksasa.
> Raden Sumantri atau dikenal dengan nama Patih Suwanda memiliki adik raksasa
> bajang bernama Sukrasana.
>
> Dewi Arimbi, istri Werkudara harus dirias sedemikian rupa oleh Dewi Kunti
> agar Werkudara mau menerima menjadi isterinya. Betari Uma disumpah menjadi
> raksesi oleh Betara Guru saat menolak melakukan perbuatan kurang sopan
> dengan Dewi Uma pada waktu yang tidak tepat. Anak hasil hubungan Betari Uma
> dengan Betara Guru lahir sebagai raksasa sakti mandra guna dengan nama "
> Betara Kala " (kala berarti keburukan atau kejahatan).
>
> Sedangkan Betari Uma kemudian bergelar Betari Durga menjadi pengayom
> kejahatan dan kenistaan di muka bumi memiliki tempat tersendiri yang disebut
> " Kayangan Setragandamayit ".
>
> Wujud Betari Durga adalah raseksi yang memiliki taring dan gemar membantu
> terwujudnya kejahatan.
>
> Melalui ilmu Sastrajendra maka simbol sifat sifat keburukan raksasa yang
> masih dimiliki manusia akan menjadi dirubah menjadi sifat sifat manusia yang
> berbudi luhur. Karena melalui sifat manusia ini kesempurnaan akal budi dan
> daya keruhanian mahluk ciptaan Tuhan diwujudkan.
>
> Namun ilmu ini oleh para dewata hanya dipercayakan kepada Wisrawa seorang
> satria berwatak wiku yang tergolong kaum cerdik pandai dan sakti mandraguna
> untuk mendapat anugerah rahasia Serat Sastrajendrahayuningrat Diyu.
>
> Ketekunan, ketulusan dan kesabaran Begawan Wisrawa menarik perhatian dewata
> sehingga memberikan amanah untuk menyebarkan manfaat ajaran tersebut. Sifat
> ketekunan Wisrawa, keihlasan, kemampuan membaca makna di balik sesuatu yang
> lahir dan kegemaran berbagi ilmu. Sebelum " madeg pandita " ( menjadi wiku )
> Wisrawa telah lengser keprabon menyerahkan tahta kerajaaan kepada sang putra
> Prabu Danaraja. Sejak itu sang wiku gemar bertapa mengurai kebijaksanaan dan
> memperbanyak ibadah menahan nafsu duniawi untuk memperoleh kelezatan ukhrawi
> nantinya.
>
> Kebiasaan ini membuat sang wiku tidak saja dicintai sesama namun juga para
> dewata.
>
> *
> Sifat Manusia Terpilih.*
>
> Betara Narada mengatakan
>
> " Anak Begawan Wisrawa, sifat ilmu ada 2 (dua).
> *Pertama*, harus diamalkan dengan niat tulus.
> *Kedua*, ilmu memiliki sifat menjaga dan menjunjung martabat manusia.
>
> Selanjutnya, jangan melihat baik buruk penampilan semata karena terkadang
> yang baik nampak buruk dan yang buruk kelihatan sebagai sesuatu yang baik."
>
> Setelah menerima anugerah Sastrajendra maka sejak saat itu berbondong
> bondong seluruh satria, pendeta, cerdik pandai mendatangi beliau untuk minta
> diberi wejangan ajaran tersebut. Mereka berebut mendatangi pertapaan Begawan
> Wisrawa melamar menjadi cantrik untuk mendapat sedikit ilmu Sastra Jendra.
>
> Tidak sedikit yang pulang dengan kecewa karena tidak mampu memperoleh
> ajaran yang tidak sembarang orang mampu menerimanya. Para wiku, sarjana,
> satria harus menerima kenyataan bahwa hanya orang orang yang siap dan
> terpilih mampu menerima ajarannya.
>
> Nun jauh, negeri Ngalengka yang separuh rakyatnya terdiri manusia dan
> separuh lainnya berwujud raksasa. Negeri ini dipimpin Prabu Sumali yang
> berwujud raksasa dibantu iparnya seorang raksasa yang bernama Jambumangli.
>
> Sang Prabu yang beranjak sepuh, bermuram durja karena belum mendapatkan
> calon pendamping bagi anaknya, Dewi Sukesi. Sang Dewi hanya mau menikah
> dengan orang yang mampu menguraikan teka teki kehidupan yang diajukan kepada
> siapa saja yang mau melamarnya.
>
> Sebelumnya harus mampu mengalahkan pamannya yaitu Jambumangli. Beribu ribu
> raja, wiku dan satria menuju Ngalengka untuk mengadu nasib melamar sang
> jelita namun mereka pulang tanpa hasil. Tidak satupun mampu menjawab
> pertanyaan sang dewi.
>
> Berita inipun sampailah ke negeri Lokapala, sang Prabu Danaraja sedang
> masgul hatinya karena hingga kini belum menemukan pendamping hati. Hingga
> akhirnya sang Ayahanda, Begawan Wisrawa berkenan menjadi jago untuk memenuhi
> tantangan puteri Ngalengka.
>
>
>
> *Pertemuan Dua Anak Manusia.*
>
> Berangkatlah Begawan Wisrawa ke Ngalengka, hingga kemudian bertemu dengan
> dewi Suksesi. Senapati Jambumangli bukan lawan sebanding Begawan Wisrawa,
> dalam beberapa waktu raksasa yang menjadi jago Ngalengka dapat dikalahkan.
>
> Tapi hal ini tidak berarti kemenangan berada di tangan. Kemudian tibalah
> sang Begawan harus menjawab pertanyaan sang Dewi. Dengan mudah sang Begawan
> menjawab pertanyaan demi pertanyaan hingga akhirnya, sampailah sang dewi
> menanyakan rahasia Serat Sastrajendra.
>
> Sang Begawan pada mulanya tidak bersedia *karena ilmu ini harus dengan
> laku tanpa " perbuatan " sia sialah pemahaman* yang ada. Namun sang Dewi
> tetap bersikeras untuk mempelajari ilmu tersebut, toh nantinya akan menjadi
> menantunya.
>
> Luluh hati sang Begawan, beliau mensyaratkan bahwa ilmu ini harus dijiwai
> dengan niat luhur. Keduanya kemudian menjadi guru dan murid, antara yang
> mengajar dan yang diajar. Hari demi hari berlalu keduanya saling
> berinteraksi memahamkan hakikat ilmu. Sementara di kayangan, para dewata
> melihat peristiwa di mayapada. " Hee, para dewata, bukankah Wisrawa sudah
> pernah diberitahu untuk tidak mengajarkan ilmu tersebut pada sembarang orang
> ".
>
> Para dewata melaporkan hal tersebut kepada sang Betara Guru. " Bila apa
> yang dilakukan Wirsawa, bisa nanti kayangan akan terbalik, manusia akan
> menguasai kita, karena telah sempurna ilmunya, sedangkan kita belum sempat
> dan mampu mempelajarinya ".
>
> Sang Betara Guru merenungkan kebenaran peringatan para dewata tersebut. 
> "*tidak cukup untuk mempelajari ilmu tanpa laku, Serat Sastrajendra dipagari
> sifat sifat kemanusiaan, kalau mampu mengatasi sifat sifat kemanusiaan baru
> dapat mencapai derajat para dewa. *"
>
> " Tidak lama sang Betara menitahkan untuk memanggil Dewi Uma.untuk bersama
> menguji ketangguhan sang Begawan dan muridnya.
>
> Hingga sesuatu ketika, sang Dewi merasakan bahwa pria yang dihadapannya
> adalah calon pendamping yang ditunggu tunggu. Biar beda usia namun cinta
> telah merasuk dalam jiwa sang Dewi hingga kemudian terjadi peristiwa yang
> biasa terjadi layaknya pertemuan pria dengan wanita.
>
> Keduanya bersatu dalam lautan asmara dimabukkan rasa sejiwa *melupakan
> hakikat ilmu, guru, murid dan adab susila*. Hamillah sang Dewi dari hasil
> perbuatan asmara dengan sang Begawan. Mengetahui Dewi Sukesi hamil, murkalah
> sang Prabu Sumali namun tiada daya. Takdir telah terjadi, tidak dapat
> dirubah maka jadilah sang Prabu menerima menantu yang tidak jauh berbeda
> usianya.
>
>
> *Tergelincir Dalam Kesesatan.*
>
> *Musibah pertama,* terjadi ketika sang senapati Jambumangli yang malu akan
> kejadian tersebut mengamuk menantang sang Begawan. Raksasa jambumangli tidak
> rela tahta Ngalengka harus diteruskan oleh keturunan sang Begawan dengan
> cara yang nista. Bukan raksasa dimuliakan atau diruwat menjadi manusia.
> Namun Senapati Jambumangli bukan tandingan, akhirnya tewas ditangan Wisrawa.
> Sebelum meninggal, sang senapati sempat berujar bahwa besok anaknya akan ada
> yang mengalami nasib sepertinya ditewaskan seorang kesatria.
>
> *Musibah kedua,* Prabu Danaraja menggelar pasukan ke Ngalengka untuk
> menghukum perbuatan nista ayahnya. Perang besar terjadi, empat puluh hari
> empat puluh malam berlangsung sebelum keduanya berhadapan. Keduanya berurai
> air mata, harus bertarung menegakkan harga diri masing masing. Namun
> kemudian Betara Narada turun melerai dan menasehati sang Danaraja. Kelak
> Danaraja yang tidak dapat menahan diri, harus menerima akibatnya ketika
> Dasamuka saudara tirinya menyerang Lokapala.
>
> *Musibah ketiga,* sang Dewi Sukesi melahirkan darah segunung keluar dari
> rahimnya kemudian dinamakan *Rahwana *(darah segunung). Menyertai
> kelahiran pertama maka keluarlah wujud kuku yang menjadi raksasi yang
> dikenal dengan nama *Sarpakenaka*. Sarpakenaka adalah lambang wanita yang
> tidak puas dan berjiwa angkara, mampu berubah wujud menjadi wanita rupawan
> tapi sebenarnya raksesi yang bertaring.
>
> Kedua pasangan ini terus bermuram durja menghadapi musibah yang tiada
> henti, sehingga setiap hari keduanya melakukan tapa brata dengan menebus
> kesalahan. Kemudian sang Dewi hamil kembali melahirkan raksasa kembali.
> Sekalipun masih berwujud *raksasa namun berbudi luhur* yaitu *Kumbakarna*.
>
>
>
> *Akhir Yang Tercerahkan.*
>
> Musibah demi musibah terus berlalu, keduanya tidak putus putus memanjatkan
> puja dan puji ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa. Kesabaran dan ketulusan
> telah menjiwa dalam hati kedua insan ini. *Serat Sastrajendra sedikit demi
> sedikit mulai terkuak dalam hati hati yang telah disinari kebenaran Ilahi.
> *
>
> Hingga kemudian sang Dewi melahirkan terkahir kalinya bayi berwujud manusia
> yang kemudian diberi nama *Gunawan Wibisana*.
>
> *Satria inilah yang akhirnya mampu menegakkan kebenaran di bumi Ngalengka
> sekalipun harus disingkirkan oleh saudaranya sendiri, dicela sebagai
> penghianat negeri, tetapi sesungguhnya sang Gunawan Wibisana yang
> sesungguhnya yang menyelamatkan negeri Ngalengka. *
>
> *Gunawan Wibisana menjadi simbol kebenaran mutiara yang tersimpan dalam
> Lumpur* *namun tetap bersinar kemuliaannya*.
>
> *Tanda kebenaran yang tidak larut dalam lautan keangkaramurkaan serta
> mampu mengalahkan keragu raguan seperti terjadi pada Kumbakarna.*
>
> Dalam cerita pewayangan, *Kumbakarna dianggap tidak bisa langsung masuk
> suargaloka karena dianggap ragu ragu membela kebenaran.*
>
> Melalui Gunawan Wibisana, bumi Ngalengka tersinari cahaya ilahi yang dibawa
> Ramawijaya dengan balatentara jelatanya yaitu pasukan wanara (kera). 
> *Peperangan
> dalam Ramayana bukan perebutan wanita berwujud cinta namun pertempuran demi
> pertempuran menegakkan kesetiaan pada kebenaran yang sejati.*
>
>
> http://id.wikipedia.org/wiki/Rahwana
>
> http://id.wikipedia.org/wiki/Kumbakarna
>
> http://id.wikipedia.org/wiki/Wibisana
>
>
>
> Semoga bermanfaat,
>
> Dan Mohon maap jika ada yg kurang berkenan [image: :D]
>
>
> Tks
>
> *Regards*
>
>
>
>
>
> 

Reply via email to