banyak kontradiksinya dan inakurasi data yg memicu hal2 yg berdampak pada harga di pasar..
Rugi? ‘The Seven Brothers’ Tetap Pede http://inilah.com/berita/ekonomi/2009/10/01/162176/rugi-the-seven-brothers-tetap-pede/ INILAH.COM, Jakarta – Rontoknya laba bersih kinerja Bakrie Group (The Seven Brothers) pada laporan keuangan semester I 2009 dinilai tidak akan berpengaruh negatif pada harga sahamnya karena masih merefleksikan krisis ekonomi. Semua target price tidak akan berubah. Pengamat pasar modal, Willy Sanjaya memperkirakan pada triwulan ketiga dan keempat laporan keuangan The Seven Brotehrs tidak lagi mencatatkan rugi. Pasalnya, perekonomian sudah mulai menggeliat sehingga berpengaruh positif pada kinerja The Seven Brothers. Karena itu, saham-saham Bakrie Group ini masih sangat menjanjikan di masa mendatang. Menurutnya, semua target harga dari saham-saham tersebut tidak akan mengalami perubahan. Buktinya, terkoreksinya laba bersih pada laporan keuangan Bakrie Group tidak terlalu direspons negatif pasar. “Semuanya hanya terkoreksi tipis(???bumi aja koreksi berapa atuh?),” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (1/10). Pernyataan Willy ini mengomentari laporan keuangan emiten Bakrie Grup yang mayoritas mencatatkan rugi. Hanya PT Bakrie Telecom (BTEL) yang mencatatkan laba sebesar 16,7% sementara PT Bakrie & Brothers (BNBR), hasil akhir kinerja semester satunya belum dirilis. Selebihnya, emiten yang biasa disebut The Seven Brothers itu mencatatkan rugi seperti PT Bumi Resources (BUMI), yang merugi hingga 1,53%(loh rugi ya??), PT Darma Henwa (DEWA) 93,6%, PT Energi Mega Persada (ENRG) mencatatkan laba rugi Rp 20 miliar, PT Bakrie Sumatera (UNSP) terkoreksi 58,5% dan PT Bakrieland Development (ELTY) yang juga mencatatkan laba negatif 21,1%. Pada Kamis (1/10) pukul 14.45 WIB saham BTEL hanya turun Rp 1 (0,70%) menjadi Rp 140, BNBR terkoreksi Rp 2 (1,52%) menjadi Rp 129, BUMI terdepresiasi Rp 75 (2,32%) menjadi Rp 3.150, dan DEWA yang melandai Rp 5 (2,38%) ke angka Rp 205. Begitu juga dengan ENRG yang merosot Rp 5 (1,29%) menjadi Rp 380, UNSP rontok Rp 10 (1,14%) ke posisi Rp 8.60, dan ELTY yang juga terdepak Rp 10 (2,70%) ke level Rp 3.60. “Pasar tidak terlalu merespons negatif (yang merespon negatif kalo -10%??),” ujar Willy. Pasalnya, lanjut Willy, anjloknya The Seven Brothres sudah dimaklumi pasar. Laba perseroran semester I masih merefleksikan suasan krisis. “Hanya saja, yang tidak bisa diprediksi adalah kekhawatiran terhadap bencana,” tukasnya. Dari hari ke hari Indonesia terus dilanda bencana gempa. Bahkan gempa bukan hanya terjadi di Indonesia, di AS pun tak luput dari sasaran bencana ini. Memang gempa tidak berpengaruh negatif secara langsung terhadap Bakrie Group. “Namun, secara makro ekonomi semua gempa pasti berpengaruh negatif,” ucapnya. Apalagi, Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang sudah semakin dekat, 4-7 Oktober akan dilangsungkan di Riau berdekatan dengan wilayah gempa yaitu Jambi. Pasar mengkhawatirkan Munas tersebut akan tertunda. “Kalau ditunda artinya ada masalah dan di pasar saham berarti The Seven Brothers akan terkena imbas negatif,” imbuhnya. (BENER NGGAK NIH PARA SENIOR??) Namun, sentimen dari dalam negeri sendiri, ekonomi Indonesia tidak bermasalah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga kuat. Apalagi, pelantikan presiden juga sudah dekat. “Karena itu, triwulan ketiga dan keempat saham-saham Bakrie Group sudah akan mengalami kenaikan kembali,” pungkasnya. [E1] _________________________________________________________________ Join the Fantasy Football club and win cash prizes here! http://fantasyfootball.id.msn.com