valuasi sebisa mungkin immune terhadap volatitilitas spekulasi, proteksi 
downside/upside biasa dilakukan dengan memperbesar discount factor (denominator 
/ Wacc) atau mempersyaratkan MOS yg besar untuk entry. kalo anda perkirakan 
makro ekonominya memburuk, adjust denominator menjadi lebih besar sehingga Fair 
Value turun ato persyaratkan MOS lebih lebar sebelum entry. nonetheless bagi 
saya sendiri ketika sudah menyelesaikan valuasi under several different 
scenarios dan methods. triknya mungkin fokus kepada long term 
value-perceptionnya. situasi over-fear atau over-confidence kadang bisa diganti 
secara lebih cepat oleh pasar/analis brokerage dan ketika mereka fokus pada 
short-term issue dan neglect primary fact nya. bisa tercipta kesempatan buat 
entry dan bet against market self-correcting mechanism.

khusus BUMI, waktu di 3000 atas bagi saya market dan analis2 broker overlooked 
implikasi CIC dan money management BUMI., tapi kalo udah di level segini en let 
say mo dibikin 1700. saya punya perhitungan kuantisir implikasi magnitude dari 
kombinasi efek CIC-Efek Produksi yg gak capai target dan Efek Pelemahan ekonomi 
yg menyebabkan ASP turun. Model Valuasi bisa menggunakan beberapa Metode 
(asset-based, DCF Based, EPV Based, CROIC Based, CFROI Based, EVA Based) tapi 
yg jelas apapun metode nya input asumsi nya yg mesti rigid dan reliable. dengan 
membuat beberapa skenario asumsi yg dimasukkin ke beberapa model. kita bisa 
ngukur nilai harga itu masuk ke persepsi pasar yg mana. andaikan nilai pasarnya 
katakanlah Rp 2000 dan nili itu masuk ke kisaran model yg asumsi ASP sekian dan 
Produksi sekian dan Sustainable Long term ROIC sekian. di counter measure aja 
sama kenyataan di lapangan, kenyataan harga ASP di pasar, volume produksi 
de-el-el. and thus we made investment decision by betting our calculations 
against "market or crowd" perception and calculation.
--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Vernichtung <gambler....@...> wrote:
>
> Kang Ocoy ikut nimbrung dikit sebelum market buka nih, Apakah valuasi ini
> sudah memasukkan faktor eksternal? kalau valuasinya dihitung juga dengan
> faktor eksternal macam persepsi ekonomi makro dunia 5 tahun kedepan berapa
> kira2 value bumi?  karena harga coal, dan demand juga akan mempengaruhi
> value dari BUMI toh. Karena saya masih pesimis dengan outlook ekonomi makro
> dunia selama 3-5 tahun kedepannya, saya melihatnya akan turun dan flat
> (sideway-ish).
> 
> Juga mungkin bisa dipertimbangkan faktor lainnya macam, apakah ada
> kepentingan agar nilai BUMI rendah atau tinggi selama mungkin setahun (atau
> lebih) kedepan ini bagi sang pemilik.
> 
> 
> 2009/10/28 Bagus Putra Perdana <disclosure....@...>
> 
> >
> >
> > On The Contrary Pak Ruslim. (This Is Without Vested Interest) Personal View
> > saya. justru kalo BUMI di Punish sampe deket2 ato dibawah Rp 2000 (saat MOS
> > mulai terbuka), mungkin disitu shorter akan mulai dapet "lawan institusi".
> > dan akan ada yg re-visit BUMI dan willing to take the narrowing
> > downside-risk. paling engga dengan Premis ;
> >
> > 1. Anggeplah saya termasuk Institusi Yg Optimis sama BUMI dan set Fair
> > Value Rp 2900 (Ini rata2 TP Konsensus) Kapitalisasi Dari Value-Destruction
> > Pinjaman CIC dan Early Payment adalah sekitar 500-550 Mn USD, jatuh dari Rp
> > 2900 ke Rp 2350 Equal Diminishing In Market-Valuation Perception sebesar Rp
> > 12 T atau sekitar 1.2-1.25 Bn USD. atau 600-700 Mn OverPunished dan
> > berpeluang revert paling enggak ke Rp 2650.
> >
> > 2. Anggeplah saya belong to conservatife Long Side Institution (nah yg ini
> > emang iya) Set Fair Value BUMI di Rp 2350 sehingga adjustment 550 Mn Value
> > Destruction berarti Ekuivalen Harga Rp 2100 yg berarti harga dibawah level
> > itu sudah Menutup Resiko Downside akibat bad management decision terkait CIC
> > borrow and spending.
> >
> > Nah saya pikir gabungan dari Pemain Institusi yg mengambil persepsi poin 1
> > dan poin 2 diatas adalah sekitar 60-70% dari bigshots yg bermain LongSide di
> > BUMI. jadi dibawah Rp 2350 ini menurut saya pertempuran justru bakal lebih
> > seru. hanya memang untuk Upside keatas cenderung susah karena harus terkait
> > angka yg keluar di laporan keuangan dan operasi jika wajar kalo pemain besar
> > set MOS yg lebih besar untuk masuk supaya upside potential jadi lebih lebar
> > even TP secara FA tidak diupgrade.
> >
> > tapi buat saya pribadi lagi, hal yg paling menarik adalah jika kerusakan
> > akibat BUMI ini sistemik nimpa peers-coal proxy yg laen. padahal mereka
> > semua gak ada masalah sama balance dan free cash nya. ini jadi peluang
> > scoop-up yg bener2 menarik. ketika FCF-Yield F 09 aja udah di 9-10 %.
> > Arbitrary Position dari Cash en Fixed Income dengan senang hati saya masukin
> > ke equity coal-proxy yg ikutan kena systemic down. bahkan mindahin dari BUMI
> > yg FCF Yield nya masih Minus pun bisa jadi peluang arbitrage bobot yg
> > menarik kalo peers nya ikutan kepukul sampe bisa kasih FCF Yield 9-10% tadi.
> >
> >
> > ya ada baiknya kita cek cek lagi jg si BUMI ini lah. gak ada eternal love
> > or hate di market. hehe.
> >
> >
> > Kecuali mgkn si Rojak Kicaw G*mbel en G*blok lagi, It surely feels good to
> > temporary Dump BUMI and thus make those dimwit balls shrink.
> >
> >
> >
>


Kirim email ke