--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, ruzli...@... wrote:
>
> Om Edwin, kurang cerita wayangnya.
> Cocok nih weekend baca wayank, kalau perlu yg ada komiknya seperti
jaman saya SD.
>

Hihihi..penggemar wayang juga ya Pak...
BTW, saya masih belom ada cerita lagi nich Pak,masih  melanjutkan yg
kemarin saja  [:D]

Lahirnya "Bambang Tetuka"  [:D]

Intinya,
Tentang Penyerangan Raksasa yg ditolak oleh Bathara Guru saat  melamar
Dewi kahyangan,
Dan Lahirnya tokoh sakti yg akan menjadi jago para dewa, mengalahkan
Para Raksasa tersebut.

Singkatnya disadur dari Internet.... [:)]
Semoga cocok dengan lakon IHSG dalam waktu dekat ini....he he. CMIIW

Jabang Tutuka: Lahirnya GatotKaca

Siapakah Jabang Tutuka itu? Banyak yang tahu nama Gatot Kaca
<http://www.nukilan.com/2006/09/13/gatotkaca-the-flying-knight-of-pringg\
adani-son-of-bimasena.htm> , tapi nama Jabang Tutuka tidak banyak
dikenal. Inilah lakon dari Jabang Tutuka alias Gato Kaca
<http://www.nukilan.com/2006/09/13/gatotkaca-the-flying-knight-of-pringg\
adani-son-of-bimasena.htm>  alias Kesatria Pringgadani
<http://www.nukilan.com/2006/09/13/gatotkaca-the-flying-knight-of-pringg\
adani-son-of-bimasena.htm>  (The Flying Knight Of Pringgadani
<http://www.nukilan.com/2006/09/13/gatotkaca-the-flying-knight-of-pringg\
adani-son-of-bimasena.htm> ) alias Kesatria seribu nama.

Anak kedua dari Werkurdara dari istrinya yang bernama Dewi Arimbi. Nenek
moyang Gathutkaca dari pihak ibu adalah raksasa sehingga Gathutkaca
menjadi setengah raksasa setengah manusia.

Kesaktiannya adalah bisa terbang secepat kilat. Pusaka andalannya caping
Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan sandal Padukacrama.

Dari kecil Gathutkaca  sudah sakti mandra guna ora tedas tipak paluning
pande.

Masa kecil
Pada masa kecil Gatotkaca, yang bernama Bambang Tetuka sudah memiliki
kekuatan luar biasa yakni tali pusarnya tidak bisa dipotong dengan
senjata apapun bahkan Cakra Baskara milik Prabu Kresna dan Pulanggeni
milik Arjuna juga tidak mempan, hanya satu senjata yang bisa memotong
yakni Kuntawijayadanu yang akan diturunkan dewa ke Arjuna,namun
Kuntawijayadanu dicuri oleh Suryatmaja (Karna waktu muda) Arjuna hanya
dapat merebut warangka Kuntawijayadanu, setelah perang tanding dengan
Suryatmaja.

Dengan warangka itu pusar Tetuka dapat dipotong. Setelah pusar dipotong
Bambang Tetuka dijadikan jago para Dewa untuk menghadapi penyerang
kahyangan (nirwana), yakni Patih Sekipu Montro.

  Gatotkaca lalu dimasukkan oleh batara Narada ke kawah Candradimuka
bersama dengan berbagai pusaka baja kahyangan, sehingga saat keluar dari
kawah Candradimuka, Gatotkaca kecil (Bambang Tetuka) yang tadinya masih
berwujud raksasa (buto bajang), sekarang telah menjadi ksatriya yang
gagah dan pilih tanding.

Dari sinilah, kemudian, Gatotkaca menjadi berotot kawat dan bertulang
besi. Gatotkaca juga diberi berbagai macam pusaka serta diberi nama
"Raden Krincing Wesi" (nama Gatotkaca pun di peroleh dari sini, sebagai
pemberian dari Dewa).

Raden Gatotkaca lalu menjadi raja menggantikan ibunya Dewi Arimbi di
negara Pringgondani. Negara ini kemudian menjadi bagian dari negara
Amarta atau Indraprastha, dan Raden Krincing Wesi ini mengambil gelar
"Prabu Anom Gathutkaca".


Masa dewasa

Gatotkaca memiliki beberapa ajian di antaranya: Aji Narantaka, Aji
Brajadenta, Aji Brajamusti Aji Brajadenta dan Brajamusti didapatkan
setelah mengalahkan Brajadenta dan Brajamusti dalam lakon pewayangan
"Brojodento Mbalelo" sedangkan Aji Narantaka didapatkan dengan beguru
kepada Resi Seto.

Selain itu, dia menjadi penanggung jawab keamanan udara di kerajaan
amarta, karena kemampuannya yang bisa terbang. Di angkasa ini, Gatotkaca
mempunyai markas yang disebut Mego Malang (awan yang melintang).

Gatotkaca juga mempunyai kendaraan berupa burung Garuda bernama Wilmuka
(yang dulu ketika masih kecil ditaruh di atas kepala pangeran Palasara
saat sedang bertapa), dan burung garuda satunya bernama Arimuka yang
dimiliki oleh Prabu Bomanarakasura (Raja Trajutresna, putra Prabu
Kresna) yang secara kebetulan juga menjadi musuh bebuyutan dari
Gatotkaca.

Pada masa dewasanya Gatotkaca memperistri Dewi Pergiwa, dan terpilih
menjadi senopati negara amarta dalam perang Bharatayuddha, dan menerima
wahyu Jayaningrat serta Topeng Waja.

Bharatayuddha

Dalam cerita wayang dengan nama lakon "Gathotkaca Gugur", pada saat
perang Baratayudha, diceritakan bahwa Adipati Karna (Panglima Astina)
berangkat perang pada waktu malam hari, dan hanya Gatotkaca yang
dianggap bisa menandinginya, karena dada Gatotkaca bisa bersinar akibat
dari daya kotang Antakusuma (baju yang dimiliki).

Namun, akhirnya Gatotkaca kalah dalam perang melawan Adipati Karna,
karena Adipati Karna memiliki Pusaka ampuh bernama, Kuntawijayadanu.
Warangka dari pusaka Kunta (Wijayadanu) ini masih tertanam di pusar
Raden Gatotkaca sendiri, sejak dia lahir (yang waktu itu dipakai untuk
mengiris tali pusarnya).

Sebenarnya pusaka atau senjata Kuntawijayandanu ini tidak sampai
menyentuh ke tubuh Gatotkaca, tetapi Kalabendana (roh paman dari
Gatotkaca) membawa senjata ini sampai ke pusar Gatotkaca (sebagai balas
dendam karena dahulu Gathotkaca telah membunuhnya).


Sumber :
http://mydearjoko.multiply.com/journal/item/8/GATHUTKACA
<http://mydearjoko.multiply.com/journal/item/8/GATHUTKACA>

Artikel Dongeng :
http://nukilan.com/2007/04/22/jabang-tutuka-lahirnya-gatot-kaca.htm
<http://nukilan.com/2007/04/22/jabang-tutuka-lahirnya-gatot-kaca.htm>


Kirim email ke