data dari   :
http://inilah.com/berita/ekonomi/2009/11/11/179146/pilih-isat-bmri-bbri-adro/

Ekonomi 
      
11/11/2009 - 06:11 
Prediksi IHSG
Pilih ISAT, BMRI, BBRI, ADRO
Natascha & Vina Ramitha

(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (11/11) 
masih berpotensi berbalik arah dan menguat. Sederet saham bisa jadi pilihan di 
antaranya, ISAT, BMRI, BBRI, dan ADRO. 
Pengamat Pasar Modal Citi Pacific Sekuritas, Hendri Effendi memprediksikan, 
indikator teknikal mingguan IHSG  terpantau masih cenderung berbalik arah dan 
melemah. Namun, IHSG tidak bisa lagi melawan penguatan bursa regional. 
“Kelihatannya profit taking IHSG mulai rendah, karena mau tidak mau harus 
menyesuaikan dengan pasar global,“ katanya kepada INILAH.COM. Menurutnya, 
investor yang berada di pasar saat ini adalah pemain jangka pendek atau daily 
trading. Hal ini terlihat dari volume perdagangan yang menipis. 
Adapun faktor fundamental dalam negeri sudah tercermin di pasar sejak awal 
tahun. Investor pun memanfaatkan sentimen global yang positif untuk profit 
taking. “Selain pembalikan arah, hal ini memang mendukung mereka untuk 
melakukan aksi ambil untung,” paparnya.
Apalagi bila dikaitkan dengan koreksi dolar AS. Pasalnya, bank sentral AS The 
Fed masih terus mempertahankan suku bunga rendah hingga akhir tahun. Banyak 
dana murah yang membuat investor agresif dalam membeli saham. “Bagi investor 
yang berani ambil risiko, kami menyarankan melakukan trading jangka pendek 
ini,” lanjutnya.
Saham pilihan yang bisa dimanfaatkan pada momen seperti ini adalah yang 
harganya murah, seperti PT Indosat (ISAT). Menurutnya, emiten ini bisa daily 
trading di level Rp5.000. Apalagi perseroan akan menerbitkan obligasi senilai 
Rp1,5 triliun. “Hal ini diyakini bisa mendorong kenaikan harga,”katanya.
Sektor lainnya yang menjadi pilihan berasal dari perbankan dan pertambangan, 
terutama yang dimiliki fund manager asing. Jika dibanding emiten lain, kedua 
saham ini lebih berkepentingan melakukan window dressing. 
Menurutnya, para fund manager itu memiliki kepentingan di AS dan rata-rata 
memiliki porsi banyak di saham perbankan dan pertambangan. Ini berarti mereka 
akan memperbaiki portofolio dengan melakukan pembelian besar-besaran di kedua 
sektor tersebut.
“Berbeda dengan emiten yang biasa melakukan window dressing dengan buyback . 
Mereka lebih memilih menggunakan dana itu untuk ekspansi usaha,” paparnya. 
Untuk sektor perbankan, saham yang direkomendasikan adalah bank yang volumenya 
besar seperti PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). 
Sedangkan saham tambang yang disarankan adalah Adaro (ADRO). ADRO menarik 
sebagai langkah mengantisipasi window dressing yang biasa terjadi pada akhir 
tahun. “Meski masih terlalu dini, tapi beberapa perusahaan memang harganya 
sudah tinggi,” paparnya.
Pada perdagangan Selasa (10/11), IHSG ditutup turun 24,479 poin (1,02%) ke 
level 2.381,955. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia mencatat volume transaksi 
4,201 miliar lembar saham, senilai Rp 3,372 miliar dengan frekuensi 83.723 
kali. Sebanyak 41 saham naik, 175 saham turun dan 43 stagnan. 
Kemarin, saham BUMI anjlok Rp150 ke level Rp2.150 dan mendominasi pergerakan 
bursa. Tak heran mengingat nilai transaksi yang mencapai Rp1,143 triliun per 
lembarnya, atau 33,9% total perdagangan. Saham BUMI terus mendapatkan tekanan 
jual setelah mengumumkan penerbitan obligasi US$300 juta.
Emiten-emiten yang melemah antara lain PT Astra International (ASII) turun 
Rp550 menjadi Rp31.050, PT Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 300 menjadi 
Rp23.000, PT United Tractor (UNTR) turun Rp200 menjadi Rp15.500, dan PT Bank 
Rakyat Indonesia (BBRI) turun Rp100 menjadi Rp7.350.
Demikian pula PT Aneka Tambang (ANTM) turun Rp100 menjadi Rp2.200, PT 
Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) turun Rp200 menjadi Rp11.750 dan PT Energi 
Mega Persada (ENRG) terkoreksi Rp25 di posisi Rp275.
Sedangkan beberapa emiten yang menguat antara lain PT Telekomunikasi Indonesia 
(TLKM) naik Rp100 menjadi Rp8.750, PT Bank Central Asia (BBCA) naik Rp25 
menjadi Rp4.750, PT Central Proteinaprima (CPIN) naik Rp25 ke Rp2.200, PT 
Indosat (ISAT ) naik Rp100 ke Rp5.150, dan PT Sampoerna Agro (SGRO) naik Rp50 
menjadi Rp2.425. [ast/mdr]
________________________________
Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru 
Kini dengan update real-time, panggilan video, dan banyak lagi!


      Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

Kirim email ke