Kamis, 26/11/2009 18:32 WIB

Dubai World Gagal Bayar, Bursa Eropa Terguncang


Nurul Qomariyah : detikFinance
  detikcom - Dubai, Dubai World secara mengejutkan mengumumkan kondisi
gagal bayar atas sebagian obligasinya yang jatuh tempo. Langkah
tersebut langsung menimbulkan guncangan di Bursa Eropa.

"Dubai World ingin meminta kepada seluruh penyedia pembiayaan Dubai
World dan Nakheel untuk 'standstill' (kondisi tidak membayar utang)
dan memperpanjang jatuh tempo menjadi paling tidak 30 Mei 2010," ujar
pemerintah Dubai dalam pernyataannya seperti dikutip dari Reuters,
Kamis (26/11/2009).

Nakheel, anak usaha Dubai World tercatat memiliki obligasi syariah US$
3,5 miliar yang jatuh tempo pada 14 Desember dan utang lain senilai
US$ 980 juta yang jatuh tempo 13 Mei 2010. Nakheel yang merupakan
pengembang properti terkemuka itu sempat menjadi raja ketika terjadi
booming konstruksi.

Limitless, pengembang yang juga anak usaha Dubai World lainnya
tercatat memiliki utang obligasi syariah senilai US$ 1,2 miliar yang
jatuh tempo pada 31 Maret 2010.

Dubai World tercatat memiliki kewajiban hingga US$ 59 miliar, atau
menguasai sebagian besar dari total utang Dubai yang mencapai US$ 80
miliar. Pemerintah Dubai mengumumkan telah menunjuk konsultan Deloitte
untuk membantu restrukturisasi utang obligasi tersebut.

Pengumuman tersebut langsung mengguncang pasar finansial global,
bahkan bursa Eropa langsung berguguran. Bursa Prancis bahkan langsung
merosot hingga 2,06% ke level 3.730,62 pada awal perdagangan Kamis.
Bursa Eropa juga tertekan oleh terus merosotnya dolar AS.

"Pelemahan dolar telah menyebabkan bursa Asia merosot, dan menyeret
Bursa Eropa. Gagal bayar sebagian utang Dubai telah memberikan rasa
tidak nyaman dan krisis kepercayaan pada saat yang sama ketika muncul
kekhawatiran memuncaknya jumlah utang publik," ujar Xavier de
Villepion, analis dari Global Equities seperti dikutip dari AFP.

Meski pengumuman gagal bayar itu dilakukan setelah penurupan pasar
saham Dubai menjelang libur panjang, namun nilai obligasi Nakheel
tahun 2009 merosot hingga 27 persen.

"Hal terakhir yang akan kita lihat adalah efek domino yang menyebabkan
sejumlah kewajiban utang harus diperpanjang," jelas sebuah bank
tentang pernyataan Dubai tersebut.

"Keputusan untuk menjadwal ulang utang Dubai World mengecewakan.
Sepertinya hal ini akan diterima dengan buruk oleh pasar. Pasar
menjadi tidak nyaman dengan posisi utang Dubai sejak kuartal I-2009.
Orang mengharapkan ada pembayaran utang Nakheel akhir 2009," ujar
Monica Malik, analis dari EFG Hermes.

EFG-Hermes mencatat total kewajiban pembayaran utang Dubai mencapai
US$ 13 miliar pada 2010 dan US$ 19,5 miliar pada 2011.

-- 
=======
BUY, BUY, BUY! KEEP BUYING AND NEVER SELL!

Kirim email ke