Tax kalau lebih bayar tentu bisa dikreditkan. Perbedaan perlakuan antara tax accounting dan financial accounting tentu saja dapat menyebabkan timing difference dan permanent difference.
Tapi kalau kita membuat spreadsheet untuk menghitung free cash flow dalam menentukan nilai perusahaan, saya rasa tax kredit ini yang melebihi tahun 2007E s/d 2010E ini jelas salah karena company masih untung kok. Kalau perusahaan lagi untung, tidak mungkin ada tax kredit kecuali ada loss carried forward dari tahun2 sebelumnya yang cukup besar. Regards ----- Original Message ----- From: SOUW STEVEN SANJAYA To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Monday, April 30, 2007 8:07 AM Subject: RE: [obrolan-bandar] Research of TINS Taxnya menambah keuntungan bisa dari pajak tangguhan tuh ga masalah kok Regards, Souw Steven Sanjaya Divisi Analisa Risiko Kredit - Sub Divisi Kredit Komersial dan Ritel PT Bank Central Asia, Tbk Wisma BCA II Lantai 7 Tel :62-21-5208650 ext 37097 Fax : 62-21-2523001 ------------------------------------------------------------------------------ From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of GhuztLenQ Sent: Saturday, April 28, 2007 3:11 PM To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: Re: [obrolan-bandar] Research of TINS He hehehehhe.., nggak usah direken. Analisa sampah!!!! Analisas pesenan!!!! Kalau nyari barang yg gitu deh. Dont Cut Loss.., Hold tight. Tunggu diakhir tahun ini. On 4/28/07, Jonni Amin, CFA, FRM <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya lihat di spreadsheet tahun 2007E ada beberapa kelemahan: 1. tax-nya kok bisa positif, harusnya negatif -- mengurangi keuntungan dan bukan malah menambah keuntungan. Spreadsheet ini jelas salah. 2. saya lihat cara hitung cost-nya linear, dan harusnya tidak boleh linear untuk semua resource-based company. Artinya kalau harga rata-2 tin misalnya Rp 10,000 di Q4, dan ternyata di Q1 2007 naik menjadi 12,500 maka kenaikan tsb semuanya menambah keuntungan dan hal ini tidak ada kaitannya dengan harga produksi artinya hppnya tidak boleh ikut naik. Menurut saya kalau tins di Q4 2006 bisa meraup untung kira2 Rp 160 milyar (sebelum bonus) dengan harga rata2 timah Rp 10,000 per MT, maka di Q1 2007 harusnya bisa menjadi paling sedikit Q4 2006 + kenaikan rata2 harga timah (lebih kurang $12,500 - $10,000 atau $ 2,500) x 13,000 MT estimasi produksi Q1 2007x 9,000 USD/IDR x 70% after tax. Artinya paling sedikit di atas Rp 300 milyar untuk Q1 2007 saja. Jadi keuntungan Rp 412 milyar untuk satu tahun 2007 dari estimasi Kresna jelas terlalu kecil. Sekalipun harga timah menjadi hanya rata2 $ 12,000 per MT untuk tahun 2007, dengan produksi PT Timah min 45,000 MT x 9,000 USD/IRD x margin ($12,000 - $8,000) x 70% = Rp 1.134 triliun ==> atau EPS Rp 2,268. Harga valuasi (konservatif PE 8X) = Rp 18,144 Ini pendapat saya dan bukan untuk mengkritik. Tapi jelas sekali spreadsheetnya salah. Coba lihat lagi deh... taxnya kok bisa positif (malah menambah keuntungan mulai dari tahun 2007E ke atas). Regards ----- Original Message ----- From: Pemain Kecil To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 24, 2007 8:38 PM Subject: [obrolan-bandar] Research of TINS Just want to share, What do you think? any comments? -------------------------------------------------------------------------- Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? Check out new cars at Yahoo! Autos. ------------------------------------------------------------------------------ ::BCA::