Saya mempunyai penawaran solusi untuk masalah listrik, renewable energy yang bisa disuplai juga ke PLN. Kalo ada teman2 yang berminat silahkan japri.
regards, Win 2009/12/5 Matt Nowo <inf...@gmail.com> > > > Oleh: M Jusuf Kalla* > > KOMPAS.com - Kalimat seperti itu sering saya baca saat membaca komentar di > situs Detik.com, Kompasiana, dan beberapa situs online lainnya, ketika > sedang liburan di Eropa. Terus terang sedih membaca yang seperti itu. Dan > sedih karena saya juga dalam kondisi yang tidak bisa berbuat banyak untuk > menyelesaikan persoalan bangsa ini.Kalau saya masih duduk di pemerintahan > bisa saja hal tersebut bisa ditangani dalam waktu cepat. Mulai dari kasus > penegakan hukum dan sampai yang betul-betul banyak dikeluhkan masyarakat > adalah krisis listrik.Persoalan listrik ini memang sangat vital. Karena dia > tidak memiliki subtitusi. Begitu listrik padam, maka semuanya macet. Beda > halnya dengan infrastruktur jalan, kalau Anda mau ke Bandung dan tol > Cipularang rusak, maka anda masih bisa mencari jalur alternatif lainnya > misalnya lewat Puncak, meski agak sedikit memutar.Tapi kalau sudah listrik > yang padam, Anda mau bikin apa? Tidak bisa nyalakan televisi, tidak bisa > jalankan mesin, malam tidak bisa tidur karena kepanasan, tidak bisa nyalakan > kipas angin atau AC.Bagi Anda yang tinggal di Pulau Jawa mungkin kurang > merasakannya, tapi yang di luar Jawa listrik padam itu seperti rutinitas > minum obat, 3 kali sehari. Cuman katanya mulai agak jarang ketika saya > berada di Makassar, kata beberapa teman-teman wartawan, "Nanti tunggu kalau > Bapak balik ke Jakarta, listrik akan kembali sering padam seperti > semula."Persoalan krisis listrik ini, kita pernah alami 3 tahun yang lalu di > Pulau Jawa, waktu itu beberapa pembangkit yang sedang kita bangun memang > belum jadi. Tapi toh itu semua bisa kita atasi dengan melakukan re-schedule > jam kerja industri. Jadi indsutri kita suruh bekerja bergiliran, jadi kalau > rata-rata orang libur pada hari minggu, maka itu semua saya balik.Ada yang > libur pada hari Senin, hari Selasa, Rabu, Kamis dan seterusnya. Waktu itu > memang banyak yang protes dengan alasan yang macam-macam. Tapi saya tetap > tegas dan tidak peduli, cuman ada dua pilihan, "Mau kerja bergiliran atau > tidak bisa kerja karena listrik Padam?"Tapi entah kenapa hal seperti ini > tidak ada lagi yang berani lakukan. Padahal yang namanya Pemerintah dia > memang harus memerintah, bukan mengimbau. Kalau hanya sekadar mengimbau maka > ganti saja namanya, bukan lagi "PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA" tapi menjadi > "PENGIMBAU REPUBLIK INDONESIA".Nah, kembali ke persoalan listrik, persoalan > listik ini memang sudah diramalkan sejak tahun 2005. Bagaimana tidak, > ekonomi sedang tumbuh maka otomatis permintaan akan energi listrik semakin > meningkat, yang dulunya orang belum kenal mesin cuci, maka sekarang mulai > mengenal mesin cuci, orang yang dulunya cukup hanya dengan kipas Angin maka > sekarang mulai memakai AC.Penduduk semakin banyak, anak-anak sudah mulai > besar maka otomatis membutuhkan tambahan kamar lagi yang tentunya semuanya > memakai energi listik. Belum lagi industri kita yang semakin giat, itu semua > membutuhkan permintaan energi yang cukup besar.Sementara di lain sisi, kita > lupa membangun pembangkit listrik, kita lalai karena pemikiran bahwa kita > masih krisis selalu tertanam di benak kita. Padahal permintaan akan energi > semakin hari semakin meningkat. Memang dulu pada masa krisis kita tidak > banyak memakai energi karena memang ekonomi lagi mandek, tapi begitu krisis > selesai ekonomi mulai tumbuh maka permintaan energi semakin meningkat.Memang > sebelumnya kita pernah membangun pembangkit listrik sebelum krisis 1998, > tapi semuanya dibatalkan atas arahan IMF, dan kita kena pinalty karena itu > semua. Padahal seharusnya pembangunan Infrastruktur meskipun saat krisis > tetap dilanjutkan, karena bagaimanapun paska krisis ekonomi tumbuh kembali > maka otomatis permintaan energi semakin meningkat.Pada tahun 2000-2005 kita > hanya membangun pembangkit dengan daya kurang lebih 1500 MW. Sementara > pertumbuhan ekonomi kita saat itu sedang melesat maju. Nah inilah yang saya > amati waktu itu, saya ramalkan, kalau pembangkit listrik tidak ditambah maka > pada tahun 2009 kita akan gelap gulita. Waktu itu saya melapor ke Presiden, > dan Pak SBY setuju lalu meminta kepada saya untuk memimpin proyek > pembangunan Infrastruktur listrik.Nah masalah kemudian muncul, karena saat > itu Pemerintah lagi tidak punya, dan PLN sedang rugi. Akhirnya satu-satunya > yang harus dilakukan adalah melakukan crash program, di mana PLN melakukan > pinjaman dengan jaminan sepenuhnya oleh Pemerintah.Nah inilah yang tidak > dipahami oleh beberapa Menteri, terutama menteri perekonomian. Dengan alasan > bahwa crash program itu tidak ada dasar hukumnya. Inilah sulitnya untuk > mengurus sesuatu di Indonesia kita harus terjebak dalam Hutan Rimba aturan. > Dan parahnya mereka para birokrat mereka lebih memilih taat pada aturan > dibanding harus merubah aturan tersebut untuk kesejahteraan > bangsa.Bagaimanapun KEPRES, KEPMEN, PP, dan sejumlah aturan lainnya bisa > dirubah kalau merasa mengganggu jalannya pembangunan. Toh dia cuman buatan > manusia. Yang tidak bisa diubah adalah hukum Tuhan yang tertuang dalam kitab > suci.Akhirnya setelah saya marah dan menekan barulah penjaminan itu keluar > meski sudah terlambat. Seharusnya itu dimulai pada tahun 2006 agar tahun > 2009 kita aman, namun baru keluar pada tahun 2007. Dan yang terjadi seperti > sekarang ini, listrik padam di mana mana. Dan semoga pembangunan > Infrastruktur listrik 10000 MW yang telah dicanangkan oleh pemerintah > sebelumnya, tetap dilanjutkan oleh pemerintahan sekarang ini agar tahun > depan keadaan tidak bertambah parah.Memang persoalan energi sungguh ironi di > bangsa kita yang kaya akan energi ini. Kita punya gas alam yang melimpah, > energi matahari yang tiada henti-hentinya. Namun mengapa kita masih > mengalami krisis energi? Ini karena kita lebih memilih mengekspor daripada > energi tersebut dengan alasan menambah pendapatan negara.Bagaimana ini bisa > dibiarkan terjadi kalau kita sendiri memilih dibanding untuk memenuhi > kebutuhan dalam negeri, malahan negara orang lain yang kita penuhi > kebutuhannya. Padahal seharusnya kebutuhan dalam negri dulu kita penuhi baru > kemudian kita bisa mengekspor. Yang terjadi malah sebaliknya, Jepang terang > benderang karena mendapat pasokan energi dari kita, sementara kita sendiri > gelap gulita karena kekurangan energi.Untuk itulah waktu saya masih menjabat > sebagai Wapres semua ekspor Gas saya larang sebelum kebutuhan dalam negeri > terpenuhi. Natuna saya mau serahkan ke Pertamina untuk dikelola, Tangguh > saya perintahkan Re-Negoisasi, Donggi senoro saya larang untuk > ekspor.Bagaimana pun Gas sangat kita butuhkan untuk pembangkit listrik kita. > Mengingat pembangkit diesel itu operasionalnya sangat mahal. Memang PLTD > yang beroperasi hanya tersisa 25 persen tapi yang mesti diingat 25 persen > itu memakan 75 persen anggaran untuk subsidi listrik. Maka jangan heran > kalau anggaran yang kita habiskan untuk subsidi listrik antara 60-90 triliun > setiap tahunnya. Sebagai ilustrasi untuk memproduksi listrik / 1 KWH untuk > tenaga Diesel itu seharga 3000 Rupiah, sementara dijual rata-rata hanya 700 > rupiah setiap KWH.Untuk itulah penyelesaian proyek listrik 10000 MW ini > sangat penting, karena selain memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, kita > juga bisa mengganti PLTD yang masih beroperasi dan dijadikan cadangan saja, > biar seandainya ada apa-apa dengan pembangkit utama terganggu atau rusak, > pasokan listrik tidak terganggu.Selaiknya memang kita butuh cadangan paling > tidak 30 persen dari total energi yang tersedia. Pada kenyataannya kita > hanya memiliki 5 persen cadangan padahal singapura cadangannya sampai dengan > 100 persen.Saya selalu berharap Pemerintah yang sekarang tetap komit untuk > "Lanjutkan"…… > *) dikutip dari blog M. Jusuf Kalla di Kompasiana > > http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/26/16493310/quotpak.jk.cepat.pulaaangg. > negara.sedang.kacau...quot > Sent from my BearBerry® > powered by ISAT & TLKM > > ------------------------------------ > > + + > + + + + + > Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus > kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas. > + + + + + > + +Yahoo! Groups Links > > > >