Sungguh sulit untuk menjadi apa yg disebut sebagai diri kita sendiri. Bayangkan 
kita lahir bak seputih kertas tanpa ada goresan sedikitpun. Lalu kita tumbuh 
dengan goresan sana sini penuh hati2 oleh orang tua kita, terkadang ada juga 
orang tua yg ceroboh untuk menggores apa saja. 

Sehingga kertas putih pun berubah, goresan2 pun membentuk gambar2 yg samar2 dan 
juga ada yg utuh jelas karena digambar dengan hati2 serta detail. Gambar2 yg 
jelas ini memberi kita watak, pribadi yg akan menjadi diri kita. 

Dalam perjalanan waktu goresan2 akan semakin banyak dan semakin terpola dengan 
jelas. Apa gambar2 ini lebih berhaluan keras, halus ataupun naturalis. 

Sampai titik ini kita menggambar apa yg kita mau gambar. Kita menggores sesuai 
lingkungan dan pengalaman yg kita jumpai. 

Semua goresan, pola, gambar adalah diri kita. Apakah kita bisa mengatakan bahwa 
ada bagian2 tertentu dari gambar bukanlah diri kita sebenarnya? Atau hanya 
mengakui masa2 tertentu saja? tidak! kertas itulah kita dengan segala goresan, 
noda dan gambar. 

Note: kalo ikut WS pak JT, berpotensi tidak jadi diri kita dunk. Hehehe


Salam,



Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: David Budihardjo <davidbuli...@gmail.com>
Date: Sat, 12 Dec 2009 07:45:52 
To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
Subject: Re: [ob] OOT-Renungan Malam:)

 Renungannya bagus... ijin salin buat temen2.

2009/12/11 **bLi iNdRa** <bli_in...@yahoo.com>

>
> Seseorang mulai berjualan ikan segar di pasar. Ia memasang papan pengumuman
>  bertuliskan" Disini Jual Ikan Segar". Tidak lama kemudian datanglah
> seorang
>  pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya.
>
>  "Mengapa kau tuliskan kata: DISINI? Bukankah semua orang sudah tahu kalau
>  kau berjualan DISINI, bukan DISANA?"
>
>  "Benar juga!" pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata "DISINI" dan
>  tinggallah tulisan "JUAL IKAN SEGAR".
>
>  Tidak lama kemudian datang pengunjung kedua yang juga menanyakan
>  tulisannya.
>  "Mengapa kau pakai kata SEGAR? Bukankah semua orang sudah tahu kalau yang
>  kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?
>
>  "Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata "SEGAR" dan
>  tinggallah tulisan "JUAL IKAN".
>
>  Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke tiga yang juga menanyakan
>  tulisannya: "Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tahu
>  kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan?
>
>  Benar juga pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggallah
>  tulisan "IKAN".
>
>  Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung ke 4, yang juga
>  menanyakan tulisannya: "Mengapa kau tulis kata IKAN? Bukankah semua orang
>  sudah tahu kalau ini Ikan bukan Daging?
>
>  "Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu diturunkannya papan pengumuman
> itu.
>
>  Renungan: Bila kita ingin memuaskan semua orang, kita tidak akan
>  mendapatkan apa-apa.  Be yourself!!
> Best Regards
> **bLi iNdRa**
>
> ==cuan ga cuan yg penting happy==
> powered by obrolan-ban...@yahoogroups.com®
>
> ------------------------------------
>
> + +
> + + + + +
> Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus
> kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
> + + + + +
>  + +Yahoo! Groups Links
>
>
>
>

Kirim email ke