Antam Berharap Setoran Dividen Maksimal 40%Bukit Asam dan Timah sudah setuju menyetorkan dividen 50% dari laba bersih ke negara Hans Henricus Benedictus,Wahyu Tri Ra posted by kontan on 05/05/07
JAKARTA. Dua perusahaan BUMN sektor pertambangan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk, sudah memastikan setoran dividen sebesar 50% dari laba bersih tahun lalu. Jumlah tersebut sesuai dengan target yang diharapkan Kementerian BUMN dari beberapa perusahaan pelat merah yang besar. Tapi, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan berusaha agar setoran dividennya tahun ini lebih rendah dari target tersebut. Berdasarkan dokumen rencana kerja Aneka Tambang yang dipresentasikan dalam sebuah forum, beberapa waktu lalu, perusahaan menargetkan setoran dividen berkisar 30%-40% dari laba bersih tahun sebelumnya. "Perusahaan selalu membagikan dividen setiap tahun sekitar 30%-40%," tulis manajemen, dalam dokumen yang salinannya dimiliki KONTAN. Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama Aneka Tambang Dedi Aditya Sumanegara mengatakan, penentuan dividen harus melihat kepentingan pemegang saham dan pengembangan perusahaan. "Intinya itu saja," kata dia di Jakarta, kemarin (4/5). Tapi, dia tidak bersedia memastikan soal rencana perusahaan membagikan dividen sebesar 30%-40% dari laba bersih. "Kalau itu saya tidak tahu. Nanti kami hitung lagi," katanya. Yang pasti, perusahaan akan memberikan pertimbangan yang terbaik soal pembagian dividen itu. Penjelasan lebih terang diungkapkan Direktur Keuangan Aneka Tambang, Kurniadi Atmosasmito. Dia mengatakan, perusahaan akan kesulitan jika memberikan dividen hingga 50%. "Itu seperti perusahaan tak bertubuh," katanya sembari tersenyum. * Butuh modal besar * Sekadar mengingatkan, pemerintah meminta BUMN yang berkinerja baik, termasuk sektor pertambangan, untuk menyetorkan dividen hingga 50% dari total laba bersihnya. Kemarin, Bukit Asam telah membagikan dividen Rp 242,83 miliar atau 50% dari laba bersih 2006. Jumlah tersebut lebih besar 3,98% dibandingkan dengan tahun lalu. PT Timah juga melakukan hal yang sama. Perusahaan ini sudah membagikan dividen sebesar Rp 104,073 miliar, atau separuh dari laba bersihnya tahun lalu yang mencapai Rp 208,1 miliar. Sementara, laba bersih Aneka Tambang tahun lalu sekitar Rp 1,55 triliun. Artinya, jika dividen ditentukan 50%, maka jumlah duit yang mesti dibagikan perusahaan mencapai Rp 755 miliar. Sugiharto, Menteri Negara BUMN, mengatakan kinerja perusahaan ini sekarang tengah berkilau. Penyebabnya adalah peningkatan kinerja manajemen, kenaikan produksi, dan peningkatan harga komoditas tambang. Tapi, dia juga bungkam ketika didesak soal besaran dividen yang bakal ditagihkan kepada perusahaan berkode saham ANTM ini. "Angkanya belum diputuskan, karena kami masih melakukan sinkronisasi dan harmonisasi seluruh BUMN," imbuh Sugiharto. Aneka Tambang memang butuh modal besar untuk pembiayaan ekspansinya tahun ini. Berdasarkan catatan KONTAN, perusahaan menganggarkan belanja modal atau *capital expenditure *(*capex*) sekitar US$ 90 juta. Selain itu, Aneka Tambang juga mempunyai setumpuk proyek yang harus mulai digarap tahun ini. Beberapa proyek itu adalah Tayan Chemical Grade Alumina, Bintan Smelter Grade Alumina, Obi Iron Cap, dan Hydromet. Selain itu, ANTM berencana membangun pabrik Ferro Nickel IV lima tahun lagi. Felix Sindhunata, analis Mega Capital Indonesia, mengatakan ada dua efek berlawanan yang akan muncul kalau ANTM membagikan dividen sebesar 50% dari laba bersih. *Pertama*, dari sisi investor akan sangat menarik dan merangsang pasar untuk memburu saham dan berinvestasi di perusahaan tersebut. Sedangkan, *kedua*, dari sisi perusahaan akan mempengaruhi kinerjanya. Maklum, ekspansi pertambangan yang sedang dirancang ANTM butuh duit yang tak sedikit. "Kalau Antam keberatan dengan dividen 50%, itu saya pikir wajar," kata Felix. -- happy cuan