Kalau soal kebijakan salah dan membawa ongkos besar, nanti banyak
kebijakan yang bisa dikriminalkan dong, contohnya :

Bertahun-tahun pemerintah membiarkan uang negara 'bocor' untuk subsidi
minyak tanah, begitu JK melihat perhitungan sederhana, bahwa daripada
memberi subsidi minyak tanah, jauh lebih murah memberi subsidi kompor
gas, maka trilyunan rupiah subsidi minyak tanah bisa dihemat dengan
ongkos cukup perubahan budaya masyarakat dari minyak tanah ke gas.
Kenapa ini ndak terpikir dari dulu ?

Hal yang mungkin sampai sekarang belum terpikir yaitu pemerintah pilih
memberi subsidi bahan bakar daripada subsidi infrastruktur angkutan
umum. Bertahun-tahun bensin/solar bersubsidi dibakar dengan efisiensi
rendah untuk mobil pribadi yang hanya berisi 1 - 2 orang. Coba uang
subsidi bahan bakar tersebut sebagian dialihkan ke subsidi
infrakstruktur angkutan umum (misalnya, kredit bunga rendah atau
bahkan nol persen untuk pembelian armada, penghilangan/pengurangan BBN
atau road tax angkutan umum, pembangunan infrastruktur angkutan umum
yang lebih baik dan lebih banyak, penyediaan angkutan umum yang
menyesuaikan demografi masyarakat, dari kelas ekonomi sampai kelas
eksekutif dlsb), mungkin uang subsidi bisa dikurangi, dan efisiensi
bahan bakar, sebagai sumber alam yang tidak terbaharui, akan lebih
baik, karena satu kendaraan bisa dimuati oleh belasan atau puluhan
penumpang.

Rgds


On 12/24/09, TimurLaut <i4...@yahoo.com> wrote:
> Yang menarik adalah komentar2 pada wordpress nya DI, salah satunya;
> "Bung Andrie..jangan terbawa emosi..karena ini forum ilmiah bukan ajang
> demo…pls deh ! Anda bilang Uang Century itu uang rakyat darimana argumennya?
> Uang Century itu dari fee yang dipungut dari (pemilik) bank sebagai jaminan
> (insurance) seandainya nanti di situasi terburuk sampai Bank bankrut si
> pemilik tidak perlu mikir penggantian untuk uang nasabah (maksimal 2
> milyar)…jadi LPS mirip perusahaan asuransi-lah. Kalau mobil kita penyok
> tinggal klaim. Tidak perlu kita urusin perusahaan asuransi nanggung mobil
> siapa, atau ada kong kalingkong antara bengkel, pemilik, dan oknum orang
> suransi, sepanjang kalau kita klaim ditanggung juga. Urusan “penyimpangan
> klaim” itu ulah oknum bukan manajemen perusahaan asuransi. Uang rakyat (baca
> dana APBN) di LPS hanya untuk modal awal sebesar Rp4 Trilyun masih aman koq
> di brankas LPS..Perkara pada “makan” dana talangan itu ulah oknum nasabah
> dan manajemen Century. Dan itu sudah diproses di pengadilan. Sisanya
>  masih diproses di kejaksaan. Kecuali Anda punya bukti Menkeu dan Gubernur
> BI dapat aliran juga."  - Kamira Sanjaya
>
>
>
>
> ________________________________
> From: dario kurniawan <darioamran1...@yahoo.co.id>
> To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
> Sent: Thu, December 24, 2009 10:40:24 AM
> Subject: Bls: [ob] OOT:Catatan Dahlan Iskan, Hati Kecil Saya untuk Sri
> Mulyani
>
>
> wah kalo saya dari hati kecil hati gede, pikiran sampe kata2 yg keluar dari
> mulut saya pasti sama pak...hehehe
>
> Dario Amran
>
> --- Pada Kam, 24/12/09, Anggodo bintang Lima <wasi...@yahoo. com> menulis:
>
>
>>Dari: Anggodo bintang Lima <wasi...@yahoo. com>
>>Judul: [ob] OOT:Catatan Dahlan Iskan, Hati Kecil Saya untuk Sri Mulyani
>>Kepada: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
>>Tanggal: Kamis, 24 Desember, 2009, 10:28 AM
>>
>>
>>
>>In Catatan Dahlan Iskan on 7 Desember 2009 at 7:18 am
>>Senin, 07 Desember 2009
>>Hati Kecil Saya untuk Sri Mulyani
>>Hati kecil saya masih berharap mudah-mudahan hasil pemeriksaan investigasi
>> Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas kasus Bank Century itu tidak
>> seluruhnya benar. Sebab, kalau memang tidak ada yang salah, akibatnya akan
>> sangat dramatis: kita bisa kehilangan menteri keuangan yang sangat kita
>> banggakan. Seorang menteri, Sri Mulyani, yang reputasinya begitu hebat.
>> Baik di dunia internasional maupun dalam mengendalikan keuangan negara.
>> Secara internasional dia terpilih sebagai menteri keuangan terbaik di
>> dunia dua tahun berturut-turut. Di dalam negeri dia dikenal sebagai
>> menteri pertama yang berani mereformasi birokrasi di departemennya. Juga
>> menteri yang sangat ketat mengendalikan anggaran negara. Bahkan, dialah
>> satu-satunya menteri yang berani minta berhenti ketika ada gelagat
>> pemerintah akan membela seorang konglomerat yang dia anggap tidak
>> seharusnya dibela.
>>Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada yang tiba-tiba
>> mengatakan: kesimpulan BPK itu diperoleh dengan cara kerja yang kurang
>> benar. Maka kita tidak akan kehilangan menteri keuangan yang pandainya
>> bukan main itu. Pandai dalam ilmunya, pandai dalam menjelaskan pikirannya,
>> dan pintar bersilat kata. Saya melihat kecepatan berpikirnya sama dengan
>> kecepatan bicaranya. Kalau lagi melihat cara dia mengemukakan pikiran,
>> seolah-olah otak dan bibirnya berada di tempat yang sama.
>>Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada orang yang tiba-tiba
>> menemukan data bahwa BPK telah salah ketik. Maka, kita tidak akan
>> kehilangan menteri yang mampu rapat dua hari dua malam nonstop untuk
>> menyelamatkan keuangan negara. Rapat itu tidak boleh berhenti karena
>> lengah sedikit berakibat pada kebangkrutan ekonomi nasional. Rapat itu
>> tentu melelahkan karena angka-angkalah yang akan terus berseliweran.
>> Angka-angka yang rumit: kurs, suku bunga, devisa, likuiditas, rush, neraca
>> perdagangan, stimulus, dan seterusnya. Angak-angka itu saling
>> bertentangan, tapi menteri tidak boleh memilih salah satunya. Dia harus
>> membuat keputusan yang harus memenangkan semua angka yang saling merugikan
>> itu. Padahal, dia baru saja tiba dari Washington, AS, untuk berbicara di
>> forum KTT G-20 yang amat penting itu. Di Washington dia tahu bahayanya
>> ekonomi dunia. Tapi, dia mampu memikirkan keuangan internasional sekaligus
>> keuangan nasional dalam waktu yang sama di
>  belahan dunia yang berbeda. Dia harus menghadiri KTT G-20 di Washington
> saat itu (kebetulan saya ikut di rombongan situ) saat rupiah tiba-tiba
> melonjak menjadi Rp 12.000 per dolar AS. Dia harus tampil cool di forum
> dunia yang Singapura pun tidak boleh ikut di dalamnya itu sambil tegang
> bagaimana harus mengendalikan rupiah yang sudah membuat warga negara
> Indonesia panik semuanya.
>>Dialah menteri yang datang ke Washington hanya untuk mengemukakan pikiran
>> briliannya dan harus langsung kembali ke tanah air pada hari yang sama
>> untuk mencurahkan perhatian pada ekonomi yang hampir bangkrut itu.
>>Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada orang yang mengatakan
>> bukan dia yang harus bertanggung jawab. Tapi, ada pihak lainlah yang harus
>> mendapat hukuman. Kalau tidak, kita akan kehilangan seorang menteri yang
>> di saat ibu kandungnya, Prof Dr Retno Sriningsih Satmoko, sedang sakit
>> keras menjelang ajalnya, dia tidak bisa menengok sekejap pun. Dia memilih
>> mencurahkan segala pikiran, tenaga, dan emosinya untuk menyelamatkan
>> ekonomi bangsa ini. Dia tidak bisa menjenguk ibu kandungnya yang jaraknya
>> hanya 45 menit penerbangan di Semarang sana. Dia harus mencucurkan air
>> mata untuk dua kesedihan sekaligus: kesedihan karena ibundanya berada di
>> detik-detik akhir hidupnya dan kesedihan melihat negara dalam bibir
>> kehancuran ekonomi. Dua-duanya tidak bisa ditinggal sedetik pun. Rupiah
>> lagi terus bergerak hancur dan detak jatung ibunya juga lagi terus
>> melemah. Dan, Sri Mulyani memilih menunggui rupiah demi nyawa jutaan orang
>> Indonesia.
>>Maka hati kecil saya masih berharap ada data di kemudian hari bahwa
>> kebijaksanaan itu sendiri tidak salah. Sebab, sebuah kebijaksanaan bisa
>> diperdebatkan salah benarnya. Saya masih berharap yang salah itu dalam
>> pelaksanaan kebijaksanaannya. Yakni, saat mendistribusikan uangnya yang Rp
>> 6,7 triliun itu. Dan saya sangat-sangat yakin dia tidak mendapatkan bagian
>> serupiah pun.
>>Maka saya sangat bersedih karena sampai hari ini belum ada satu pihak pun
>> yang berhasil mengatakan bahwa hasil pemeriksaan BPK itu salah. Belum ada
>> yang membantah bahwa hasil pemeriksaan BPK itu keliru. Semua masih
>> mengatakan, hasil pemeriksaan BPK itu menunjukkan bahwa dia bersalah dalam
>> mengambil keputusan. Dan hukum harus ditegakkan. (*)
>>
>>
>>http://dahlaniskan. wordpress. com/2009/ 12/07/hati- kecil-saya- untuk-sri-
>> mulyani/
>>
>>________________________________
> Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih
> Cepat hari ini!
>
> ________________________________
> Berselancar lebih cepat.
> Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2
> halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser.Dapatkan IE8 di sini!
> (Gratis)
>
>
>
>


------------------------------------

+ +
+ + + + +
Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus 
kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
+ + + + +
+ +Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    obrolan-bandar-dig...@yahoogroups.com 
    obrolan-bandar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    obrolan-bandar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke