http://inilah.com/news/ekonomi/2010/01/06/262431/bumi-bisa-melaju-ke-rp2900/

06/01/2010 - 08:57 
Masih Banyak Sentimen Positif
BUMI Bisa Melaju ke Rp2.900
Ahmad Munjin

(inilah.com /Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), Rabu (6/1) diprediksikan 
menguat seiring banyaknya sentimen positif yang menyelimutinya. Salah satunya, 
kenaikan harga minyak. BUMI pun bisa melaju ke level Rp2.900. 
Muhammad Alfatih, analis BNI Securities mengatakan, potensi penguatan saham 
BUMI hari ini karena beberapa faktor. Salah satunya adalah harapan investor 
atas saham sejuta umat ini seiring kenaikan harga minyak dunia ke level US$81 
per barel . 
Kenaikan harga minyak ini memicu komoditas lain seperti batubara dan harga 
energi lainnya. Semua itu, menjadi sentimen positif bagi saham produsen 
batubara thermal ini. “BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.800-2.900 dan 
Rp2.600 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, 
Selasa (5/1) petang. 
Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp250 (10,3%) menjadi 
Rp2.675. Harga tertingginya mencapai Rp2.700 dan terendah Rp2.475. Sedangkan 
volume transaksi mencapai 658,8 juta unit saham senilai Rp1,7 triliun dan 
frekuensi 16.656 kali.
Alfatih kembali memaparkan, positifnya pergerakan indeks regional dan penguatan 
nilai tukar rupiah yang menembus 9.300 turut juga menopang penguatan BUMI. “Di 
sisi lain, pengalihan utang perseroan terhadap CIC (China Invesment 
Corporation) menjadi saham juga berpengaruh positif. “Banyak faktor yang 
berpengaruh positif pada BUMI,” ujarnya.
Pada saat yang sama, lanjut Alfatih, asing masih berbondong-bondong masuk ke 
pasar domestik termasuk melirik BUMI. Saat ini sedang terjadi perubahan sistem 
psikologis yang tadinya negatif menjadi positif. Sebelumnya, terjadi tren 
penurunan dalam tiga bulan terakhir sehingga sideways, sekarang berubah menjadi 
positif berpotensi up trend.
Sementara itu, sentimen dari penurunan laba 26,5% pada triwulan ketiga 2009, 
menurutnya sudah tercermin dalam pergerakan saham BUMI selama tiga bulan 
terakhir. Karena itulah secara umum saham ini akan menguat. 
Namun, untuk jangka menengah Alfatih mewanti-wanti, kenaikan BUMI perlu 
diwaspadai. Pasalnya, jika melihat pergerakan saham ini dalam beberapa bulan 
terakhir, ternyata masih berada dalam down trend. “Tapi, dalam dua pekan 
terakhir sudah terjadi sideways sehingga ada potensi berbalik arah menjadi up 
trend,” paparnya.
Untuk menjadi up-trend pun, lanjutnya masih ada beberapa level resistance yang 
harus dilampaui. “Untuk jangka pendek saya rekomendasikan buy dan speculative 
buy untuk jangka menengah dengan memperhatikan level support dan resistance 
tadi,” imbuhnya.
Jika terjadi koreksi hingga di bawah level support Rp2.600, hal ini menunjukkan 
berlanjutnya pergerakan sideways saham sejuta umat ini dan menunda terjadinya 
up trend. “Jika itu yang terjadi, tergantung preferensi investor terhadap 
risiko dan juga time prime yang dimilikinya,” ucapnya. 
Namun, Alfatih menyarankan untuk investor jangka pendek agar menjual saham BUMI 
terlebih dahulu jika menembus level support Rp2.600. Untuk investor yang 
bertransaksi jangka pendek-menengah, disarankan menghindar terlebih dahulu dari 
saham BUMI atau switching ke emiten lain.
Tapi, jika masih berada di atas Rp2.600, menandakan BUMI berpotensi memasuki 
pola up trend. Kalaupun terjadi koreksi, merupakan hal yang wajar. “Bagi yang 
berorientasi jangka panjang tidak menjadi masalah membeli saham BUMI, meski 
tembus level support-nya karena dari sisi fundamental, saham ini masih memiliki 
prospek,” pungkasnya. [mdr]


      "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com"

Kirim email ke