http://inilah.com/news/ekonomi/2010/01/07/264671/ihsg-berpotensi-koreksi-bakrie-masih-oke/
07/01/2010 - 06:44 
IHSG BerpotensKoreksi, Bakrie Masih Oke!
Natascha & Vina Ramitha

(inilah.com /Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta – Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan 
berlanjut pada Kamis (7/1). Investor disarankan segera merealisasikan 
profitnya. Namun, akumulasi saham Bakrie juga menjadi pilihan menarik. 
Analis Panca Global Bertrand Reynaldi menyarankan investor melanjutkan aksi 
profit taking. Ini merupakan hal yang wajar setelah IHSG terus menerus naik 
menembus level 2.600. “Untuk trading harian, profit taking saja. Jual semua 
saham karena kenaikan sudah cukup tinggi,” ujarnya kepada INILAH.COM, Rabu 
(6/1) petang.
Menurutnya, banyak investor lokal yang sibuk merealisasikan keuntungan. Hal ini 
memang biasa mereka lakukan jika ada penguatan yang cukup signifikan. Mereka 
menggunakan fasilitas marjin. “Sehingga jika terlalu lama, maka akan 
meningkatkan bunga marjin,” katanya.
Namun di sisi lain, pihak asing menahan profit taking menyusul ekspektasi 
pertumbuhan ekonomi dunia. Pasar berkembang Asia, termasuk China dan India, 
tumbuh positif dibandingkan AS dan Eropa yang masih lambat. “Investor asing 
mengantisipasi overweight di emerging market Asia,” ucapnya.
Indonesia, lanjut Bertrand diuntungkan dengan kondisi ini. Sebab RI merupakan 
salah satu pasar berkembang dengan GDP yang positif. “Selain itu, pertumbuhan 
ekonomi, daya beli, dan consumer confidence masih tinggi,” katanya.
Bertrand juga merekomendasikan akumulasi saham kelompok Bakrie. Hal ini karena 
sejumlah aksi korporasi akan terkonsentrasi pada Januari. Seperti rencana right 
issue PT Bumi Resources (BUMI), PT Bakrie Sumatra Plantation (UNSP), PT Darma 
Henwa (DEWA), dan PT Energi Mega Persada (ENRG). “Efek negatif right issue 
saham kelompok Bakrie sudah dirasakan Desember. Sekarang tinggal menunggu 
kenaikan saham,” tutur Bertrand.
Sedangkan beberapa saham unggulan lain yang masih menarik untuk dikoleksi, 
adalah PT Semen Gresik (SMGR). Hal ini karena ekspektasi meningkatnya 
permintaan semen tahun ini seiring terjadinya pemulihan. Lalu saham PT Bank 
Mandiri (BMRI) juga menjadi pilihan bersamaan dengan membaiknya kontraksi 
kredit macet (NPL) di sejumlah perusahaan.
Dijelaskan, utang Garuda Indonesia kepada BMRI akan lancar. Maskapai 
penerbangan nasional itu akan membayarnya dengan saham ketika mereka melakukan 
penawaran saham perdana (IPO) tahun ini. “Demikian pula utang Domba Mas juga 
akan lancar ketika saham mereka dibeli UNSP nantinya,” pungkasnya.
Pada perdagangan Rabu (6/1), IHSG  ditutup melemah 1,980 poin (0,08%) ke level 
2.603,297. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia sudah kembali normal. Volume 
transaksi tercatat 5,467 miliar lembar saham, senilai Rp 5,139 triliun dengan 
frekuensi 125.096 kali. Sebanyak 94 saham naik, 98 saham turun dan 71 saham 
stagnan.
Beberapa emiten yang melemah antara lain PT Gudang Garam (GGRM) turun Rp450 ke 
Rp21.300, PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) melemah Rp300 ke Rp33.000, PT Astra 
International (ASII) anjlok Rp200 ke Rp35.300, PT Bank Central Asia 
(BBCA)terkoreksi Rp150 ke Rp4.950, PT Astra Agro (AALI) merosot Rp100 ke 
Rp24.100, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun Rp100 ke Rp7.750, dan PT Telkom 
(TLKM) melemah Rp100 ke Rp9.500. 
Sedangkan emtien-emiten yang menguat antara lain PT Bukit Asam (PTBA) naik 
Rp400 ke Rp18.200, PT Adira Finance (ADMF) menguat Rp250 ke Rp7.200, PT 
Goodyear (GDYR) terangkat Rp250 ke Rp9.250, PT Hexindo (HEXA) melambung Rp175 
ke Rp3.325, PT Indika Energy (INDY) naik Rp150 ke Rp2.400, PT HM Sampoerna 
(HMSP) terapresiasi Rp150 ke Rp10.650, dan Indocement (INTP) naik Rp 150 ke Rp 
14.200. [ast/mdr]


      Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari 
email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Kirim email ke