Kira2 ke saham bijimana yaaa.....

INILAH.COM, Jakarta - Ketidakpastian
politik yang mencuat akibat berlarutnya kasus Bank Century telah
membuat Jepang, AS, dan Uni Eropa cemas dan khawatir atas stabilitas di
Indonesia.

Ketiga kawasan maju itu pada 2010 ini  secara diam-diam, tidak akan mendorong 
para investornya untuk menanamkan investasi baru
dalam bentuk foreign direct investment (FDI) ke Indonesia. 
Alasannya, kata analis ekonomi-politik Frans Aba MA, ketidakpastian
politik makin mendalam dan krisis kepercayaan dari rakyat mulai nampak,
sementara birokrasi dan partai politik masih korup. 
"Berdasarkan investigasi dan wawancara saya dengan berbagai
perwakilan bisnis asing di Jakarta, itulah kondisinya," kata kandidat
PhD ekonomi-politik di National University of
Malaysia itu kepada INILAH.COM, Minggu (17/1).
Dalam pandangan Jepang, AS, dan Uni Eropa, pada 2010 ini, Indonesia
akan terus menghadapi masalah politik akibat skandal Bank Century dan
menimbulkan kecemasan mengenai stabilitas politik di kawasan. " Mereka
melihat demo-demo terhadap Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani
sebagai masalah serius karena para pejabat itu sudah tidak lagi
dipercaya rakyat," kata aktivis GMNI itu.
Demo-demo mahasiswa terus menghantui Boediono-Sri Mulyani dan
merambat ke istana presiden, sehingga perlu menjadi perhatian SBY
secara serius.
Dalam hal ini, para pengamat ekonomi, politik dan hukum mendesak
agar Presiden SBY mengambil alih kasus Century dan tidak membiarkan
kasus Bank Century berlarut-larut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
diminta secepatnya mengambil alih tanggung jawab atas pengguliran dana
talangan atau dana talangan Rp6,7 triliun ke Bank Century.
"Sorotan investor asing dan masyarakat internasional kini tertuju ke istana
presiden. Mereka menunggu apa yang akan dilakukan oleh Presiden guna mengatasi
ketidakpastian politik yang muncul akibat kasus Century itu, di mana
Boediono dan Sri Mulyani telah menjadi beban politik dan hukum bagi
Presiden sendiri. Ini masalah serius dan mungkin dilematis bagi SBY,"
kata Frans.
Tokoh Malari Hariman Siregar, mantan Menteri Koordinator Perekonomian Rizal 
Ramli, advokat
Adnan Buyung Nasution dan ahli Hukum Tata Negara Irman Putra Sidin
sependapat bahwa Presiden sebaiknya segera membersihkan pemerintahan
dari pembuat kebijakan yang menimbulkan persoalan secara hukum ataupun
politik. Dalam hal ini, mereka mendesak Presiden sebaiknya mendengarkan
aspirasi masyarakat madani yang menginginkan Presiden menindak tegas
pelaku, baik pelaku utama maupun pembantu, yang membuat kasus Bank
Century terjadi.
"Presiden harus berani memikul tanggung jawab kebijakan bail out Bank Century 
sebagai kebijakan pemerintah jika memang murni dan bersih untuk mencegah krisis
perbankan dan mengganggu sistem perekonomian,” kata Adnan Buyung
Apalagi, kata Hariman, pemerintahan yang dihasilkan pemilu lalu kami nilai tidak
efektif. Partai politik hanya menjadi seolah loket jual beli tiket
menuju kekuasaan, politik uang, dan kolusi. "Dan banyak lagi, yang
seperti sekarang menimbulkan kasus Bank Century," tegas Hariman, mantan
Ketua Umum Dewan Mahasiswa UI.
Selama masalah hukum dan politik akibat Century itu tidak teratasi, 
negara-negara  maju akan mengawasi dan mencermati
perkembangan situasi itu dalam konfigurasi 
'zona merah’ bagi investasi. "Jepang, AS dan Eropa mengawasi dan
mencermati sikap istana dalam menuntaskan skandal Century yang
melibatkan Boediono dan Sri Mulyani itu. SBY sebaiknya bersikap tegas
dan jelas soal itu," kata Frans Aba, peneliti Aliansi Buruh Migran Asia
Tenggara. [mor]

http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/01/17/286572/jepang-as-eropa-khawatirkan-dampak-century/


      Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman 
ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Kirim email ke