Mungkin agak sedikit kasar dan terlalu berlebihan kalau membandingkan seperti itu. Nasib hidup orang banyak dan nilai usaha trilyunan rupiah dibandingkan dengan hanya suatu "kotak suara". Apalagi PPA sudah pengalaman buruk bahwa ketika Recapital (yang juga secara langsung bukan produsen udang) dimenangkan, ternyata tidak bisa memenuhi kewajibannya.
Mungkin benar di negara ini nuansa politis masih kental. Tapi saya rasa, di sini bukan hanya nasib orang2 di Dipasena saja, kredibilitas PPA juga bakal dipertaruhkan di sini kalau sampai ternyata Kemila dimenangkan. Beranikah PPA mengambil resiko tersebut?? Let see ....... On 5/23/07, H Gozali <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
just sharing, Pernah kejadian waktu Pemilu 2004, di mana tender kotak suara aluminium dimenangkan oleh bukan produsen aluminium, melainkan oleh trading company. Walaupun dalam prakteknya, setelah menang tender, si pemenang order ke si produsen aluminium yang kalah tender tsb (ALMI). Baik pemenang urutan 1 sampai buncit, semua order aluminium ke ALMI. Dan dengan sedikit bending (di-outsource-kan juga) jadilah kotak. So, hati2, nuansa politis/KKN dan kekuatan "lobby" masih kental di bumi Indonesia ini. Fakta saja tidak cukup.