Referensi Ical vs Sri Mulyani:
http://mail.google.com/mail/?hl=id&tab=wm#inbox/127481cabe39ddd0

Proteksi Ical Hilang Bila Sri Mulyani Tetap MenkeuMimbar Politik
03 March 2010


<http://bs-ba.facebook.com/note.php?note_id=337198964677&id=100000745773309&ref=share>
Share<http://bs-ba.facebook.com/ajax/share_dialog.php?s=4&appid=2347471856&p[]=100000745773309&p[]=337198964677>

*
**Kiprah Ketua Umum DPP Golkar, Aburizal Bakrie (Ical), belakangan
mengundang banyak sorotan. Bukan hanya lantaran kasus pengemplangan pajak
yang nilainya mencapai Rp 2,1 triliun, bahkan berpotensi lebih besar, tetapi
karena gaya politiknya yang kontroversial. Yang mengejutkan adalah sikapnya
yang s edemikian frontal terhadap pemerintah dalam Pansus Angket Century
DPR-RI. Apa sebenarnya yang hendak diraih Ical? Benarkah dia ingin
menghabisi Menkeu Sri Mulyani Indrawati?

Mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Wimar Witoelar
menceritakan panjang lebar tentang kiprah politik dan bisnis Ical. Bahkan,
pakar komunikasi ini mengaku cukup mengenal dekat Ical sejak usia muda.
Untuk mengorek pandangan tokoh pendukung Menkeu Sri Mulyani ini terhadap
Ical, wartawan Mimbar Politik, Petrus Dabu, bersama fotografer Denny MT
mewawancarainya di sebuah tempat di Mal Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (20/2).
Berikut petikan wawancara selengkapnya.*

*Kalau kita cermati sepanjang sejarah perjalanannya, Golkar di bawah
kepemimpinan Aburizal Bakrie saat ini sangat berbeda. Terutama dalam Pansus
Century, Golkar yang merupakan anggota koalisi justru lebih garang dari
oposisi. Mengapa ini terjadi?*
Ya, kita harus lihat Golkar itu kumpulan bermacam-macam orang. Sekarang
orang yang berkuasa di Golkar itu orangnya Aburizal Bakrie. Jadi yang dijaga
itu sebetulnya bukan kepentingan Golkar, tetapi kepentingan Aburizal Bakrie.
Orang Golkar sejati yang dari dulu di situ tidak punya sikap sekeras Golkar
di pansus, misalnya. Sikap Golkar di pansus itu sikap Aburizal Bakrie.

Kalau Anda tanya orang Golkar sejati yang tidak masuk dalam elit Golkar
sekarang akan kelihatan bedanya. Karena itu muncul nasional demokrat segala,
dimana banyak orang Golkar yang terlempar. Orang Golkar sejati itu tidak
mendapat tempat di DPP sekarang, karena ini sepenuhnya dikuasi oleh uang.
Uangnya kan sangat besar. Dari yang dihemat dari pajak saja sudah Rp10
triliun. Belum yang dihemat dari penderitaan rakyat Lapindo. Jadi dia punya
Rp34 triliun untuk kas perjuangan. Nah, kalau sudah begitu, orang tidak
punya pengertian partai, apalagi pengertian strategi. Sekarang ini Golkar
itu kita lihat nyata sekali mengadakan pansus atau mendukung pansus bukan
untuk suatu ideologi atau reformasi, tetapi untuk memberhentikan Sri
Mulyani, terutama.

*Apa alasan Anda mengatakan itu?*
Iya. Karena Sri Mulyani itu sangat berbahaya bagi kelangsungan bisnis dan
politik Aburizal Bakrie. Karena kalau bisnis Aburizal berhenti, politiknya
juga berhenti. Saya tidak mengatakan uangnya habis, karena nggak akan habis.
Karena uang Aburizal itu sudah diamankan dengan profesional melalui
investment fund di luar negeri. Yang ada di sini hanya uang untuk bermain
politik. Tapi kalau bisnis yang berkelanjutan itu berhenti, dia akan menjadi
lemah di Golkar, bisa diganti. Saham Bumi (PT Bumi Resources) juga akan
jatuh di bursa. Orang akan meninggalkan perusahaannya, mungkin dari beberapa
puluh ribu hanya beberapa yang sangat loyal. Sebab, dia nggak akan bisa
bayar gaji. Nggak mungkin dia bayar gaji dari dana pribadi. Kalau Bumi jatuh
dia nggak rugi, karena ketika dulu Bumi hampir jatuh, dia sudah diam-diam
menyelamatkan uangnya. Seperti yang dituduhkan ke Bank Century tidak
terbukti. Jadi tidak usah menganalisa perilaku Partai Golkar sekarang
berdasarkan pengalaman Golkar di masa lalu. Dari dulu juga Golkar jaga
kepentingan. Dulu kepentingan Soeharto. Hanya dalam zaman Akbar Tandjung
barangkali yang mencoba menjadi partai yang institusional. Harus saya puji
Akbar Tandjung karena dia mencoba menjalankan Golkar sebagai partai yang
tetap saya tidak dukung. Saya kan tahun 1998 sudah minta Golkar dibubarkan.
Tapi apalah artinya permintaan saya.

*Tapi faktanya Golkar memang masih cukup besar?*
Tapi kalau toh harus hidup, model Golkar Akbar Tandjung-lah yang bagus.
Sayang, dia terjebak oleh Buloggate yang menurut saya juga bukan korupsi
pribadi. Itu adalah mengumpulkan uang untuk partai. Lain dengan Aburizal
Bakrie, uangnya sudah banyak sehingga dia tidak perlu mengumpulkan uang dari
partai. Partai buat dia adalah pos pengeluaran untuk bayar demonstran, untuk
bayar pendukung, bahkan penembak-penembak twitter.

Aburizal Bakrie itu bukan politisi. Dia itu pedagang yang ingin melanjutkan
usahanya. Paling nggak mempertahankannya. Dan pedagang yang tidak bisa hidup
dalam iklim reformasi. Dia hanya hidup dalam proteksi Soeharto kemudian
proteksi Megawati, barangkali ya. Kemudian proteksi SBY selama lima tahun.
Tapi ketika SBY menghentikan proteksi itu, dia seperti penyelam kehilangan
tabung oksigen. Karena dia merasa tabung oksigennya diputus oleh Sri
Mulyani. Padahal, tidak benar. Sri Mulyani hanya menjalankan pekerjaan
secara normal saja sebagai profesional. Tapi dulu (Sri Mulyani) tidak bisa
jalan karena Aburizal melempar berbagai tameng proteksi melalui Jusuf Kalla
dan SBY. Sekarang SBY sudah di jalan yang baik.

*Jadi Ical membeli Golkar untuk digunakan sebagai tameng?*
Anda silakan pakai kata-kata sendiri. Saya tidak bisa dipancing untuk
menggunakan kata Anda. Tapi saya sudah jelaskan bagaimana Ical di Golkar
menjadi ketua umum, karena dengan membiayai seluruh kampanyenya dari kantong
sendiri dan menahan dana dari orang yang melawan dia.

*Seberapa efektif Ical bisa menjatuhkan Sri Mulyani?*
Sebagai wartawan, Andalah yang bisa menganalisa, sebagai orang yang
mengamati secara dekat politik Indonesia. Kita belum bisa menilai hasilnya
karena drama ini belum berakhir. Tapi kita lihat bahwa di minggu-minggu
terakhir, perasaan publik begitu agak muak dengan propaganda anti Sri
Mulyani diembuskan melalui TVOne, melalui Golkar, melalui anggota pansus.
Jadi, semahal-mahalnya media itu dibeli, publik itu akan menemukan jalannya.
Barangkali media Anda ini yang tersedia untuk memberikan suara yang jernih,
karena belum dibeli oleh Bakrie. Kalau sudah dibeli juga wawancara semacam
ini juga nggak akan dimuat. Dan selama peraturan undang-undangnya begini,
itu tidak salah. Seperti Arsenal kemarin kalah lawan Porto, padahal bola
yang dicuri terus masuk, ya itu sah karena tidak melanggar peraturan. Jadi,
Aburizal Bakrie itu tidak melanggar peraturan politik. Hanya menjalankannya
tidak sesuai dengan yang diinginkan orang semacam saya. Saya tidak tahu
berapa banyak orang semacam saya. Tapi kalau Anda baca di twitter, di
facebook, di blog saya dan dalam pergaulan sehari-hari, saya itu punya
banyak teman. Saya tidak tahu apakah Aburizal Bakrie punya teman sebanyak
ini, andai kata tidak punya uang. Saya ini tidak punya uang.

*Ada yang agak janggal, Ical sudah banyak masalah tetapi kok malah frontal
dengan kekuasaan?*
Itu juga saya tidak tahu. Tapi saya kenal Aburizal Bakrie sejak mahasiswa
tingkat satu tahun 1964. Jadi, dia itu sekali lagi adalah businessman dengan
insting bisnis dan bangga bahwa instingnya itu bisa. Saya itu bukan
politikus, disebut oleh orang sebagai politikus. Tapi saya merasakan
kejadian itu dari sudut pandang orang biasa. Jadi, saya punya banyak
dimensi. Kadang-kadang orang biasa bisnis ingin untung, kadang-kadang ikut
kampanye politik dan ingin menang. Kadang-kadang juga nonton bola, dengar
musik. Bagi saya politik itu bukan sentral. Paling-paling 20% dari portfolio
perhatian saya. Bagi Aburizal Bakrie bisnis adalah segalanya. Barangkali
90%, dan 10% untuk keluarga, untuk kesehatan. Politik pun tidak. Jadi, dia
juga menjalankan peran politiknya tidak untuk jangka panjang.

Sebagai menko kesra (di KIB I), sebetulnya dia bisa banyak berbuat. Karena
bukan hanya hal yang jelas seperti gempa bumi, tapi Lapindo itu kasus menko
kesra. Bagi saya, kriminalisasi Lapindo bukan soal PT Lapindo Berantas atau
Aburizal Bakrie, tapi menko kesra. Waktu saya menyerang, menunjukkan
ketidakpeduliannya terhadap masalah rakyat, saya itu diserang satu halaman
oleh Lalu Mara Satriawangsa, humas menko kesra. Jadi, saya heran, saya
mengajukan penderitaan rakyat, saya diserang oleh humas menko kesra dengan
mengatakan Aburizal Bakrie jauh lebih nasionalis dari Wimar Witoelar. Karena
pegawai dia 50.000 pegawai, sedangkan saya hanya ada 20 orang. Kalau
nasionalis diukur dari jumlah pegawai, VOC nasionalis juga. Nggak bisa dong.
Justru pegawai itu dibayar dari uang keringat rakyat yang pajaknya nggak
dibayar.

Jadi rasional Aburizal Bakrie itu susah kita mengerti, kalau kita bayangkan
dia sebagai Ketua Umum Golkar. Kalau kita bayangkan dia sebagai pengusaha
sangat bisa dimengerti, karena semua proteksi untuk dia akan hilang kalau
Sri Mulyani terus (jadi Menteri Keuangan). Jadi bagaimana pun dia
habis-habisan. Saya bukan orang fanatik Sri Mulyani walaupun saya kagum dan
hormati dia. Tapi kalau ada menteri keuangan lain yang bisa mengerjakan
pekerjaan dia, ganti saja sekarang. Tidak ada di Indonesia. Bersih, pandai,
dihormati di dunia internasional, tegas, dan commited. Yang lain belum tentu
komitmennya bertahan.

*Jadi Anda yakin dengan isu bahwa target utama Ical itu Sri Mulyani?*
Oh iya. Sri Mulyani dan supaya SBY kembali ke pangkuan dia. Untung SBY ini
sekarang sudah sangat lebih baik dari yang lalu. Dia tahu didukung rakyat.
Ada 61%. Saingannya Jusuf Kalla cuma 11%, Megawati berapa. Jadi SBY sih
tahu, tapi dia masih merasa ingin kerjasama dengan partai. Jadi, dia ajak
partai yang baik-baik ingin berkoalisi. Kalau partai-partai yang berkoalisi
menjadi lawan ya dengan mudah dia singkirkan. Belum tentu dia harus
singkirkan menteri dari Golkar. MS Hidayat, Agung Laksono, dan Fadel
Muhammad tidak perlu khawatir, kecuali kalau mereka itu adalah pelindung
pribadi Aburizal Bakrie. Kalau mereka itu mengawal Golkar, nggak apa-apa.
Justru Golkar itu perlu perubahan. Siapa tahu kalau begini terus, Golkar
yang sejati akan mulai kelihatan, dan bisa menggantikan Aburizal Bakrie
sebagai ketua umum.

*Artinya, upaya Ical menjatuhkan Sri Mulyani melalui pansus tidak efektif?*
Iya. Itu Anda bisa lihat dengan kepala jernih. Itu kalau kita main bola,
dengan kesebelasan yang pemainnya dibeli, seperti MU, Chelsea, terus sampai
sepuluh menit sebelum berakhir masih nol-nol. Dan pemain itu, kalau tidak
menang tidak dapat bonus bahkan dijual ke club lain, maka mereka akan panik.
Jadi serangannya makin lama makin tidak beraturan. Tembak dari jauh, kartu
kuning, kartu merah, dan mata gelap. Jadi memang tidak rasional.

Tanggal kita bicara sekarang ini, 20 Februari, ini adalah 10 menit sebelum
usai, masih nol-nol. Dan ada bahaya counter attack (serangan balik) dari
orang-orang baik itu dengan kemungkinan menyorot Hadi Purnomo (Ketua BPK),
Aburizal Bakrie sendiri, Bambang Soesatyo, dan semua orang yang sejarahnya
itu tidak menyenangkan, Setiya Novanto. Padahal, di Golkar itu banyak orang
baik. Saya kenal. Banyak sekali. Singkatnya, mereka sudah tidak berpikir
strategis. Karena biasa main uang. Jadi seperti orang main kartu, main
poker, dia coba dibius dengan uang lebih besar, lebih besar, mengharapkan
orang kabur.

*Mengapa harus Sri Mulyani yang dijadikan target?*
Saya sudah katakan tadi. Saya tidak tahu apa itu motifnya Aburizal. Tapi
kenyataannya dia (Ical) itu pribadi yang bermasalah dan orang bisnis yang
tidak subur dalam suasana pemerintahan bersih.

*Ical sering dikabarkan berjasa membantu SBY saat Pilpres. Begitu pun SBY
kabarnya berjasa di balik terpilihnya Ical dalam Munas Golkar lalu. Ini yang
barangkali melahirkan rumor adanya deal Ical dan SBY untuk menyingkirkan Sri
Mulyani?*
Dia (Ical) punya jasa terhadap SBY. Tapi itu bukan jasa terhadap negara.
SBY, mudah-mudahan tahu dia tidak usah berutang budi pada Aburizal Bakrie,
cukup berperikemanusiaan. Dan mengkoreksi kesalahannya dan berbuat baik
kepada negara, kepada rakyat dengan tidak menunjuk menkeu yang punya
’conflic of interest’. Dengan tidak menunjuk wakil presiden yang mempunyai
praktik bisnis yang kurang baik. Jadi SBY itu mau semua orang mulai sekarang
berbuat baik saja, dia teruskan Sri Mulyani karena dia tidak bisa
mendapatkan menteri keuangan yang lebih efektif. Aburizal Bakrie pun tidak
dikejar-kejar. Dia sangat bisa menyelamatkan diri. Dia bisa memperbaiki
dirinya di mata masyarakat dengan resources yang dia punya. Karena dia punya
uang banyak. Dia punya fasilitas, punya koneksi. Tapi tidak dia gunakan.

*Tadi Anda menyebut Hadi Purnomo. Kalau kita lihat, gerakan pansus hingga
kemudian menyebut keterlibatan Sri Mulyani tak lepas dari hasil audit BPK
yang disertai dengan legal opinion?*
Betul. Hadi Purnomo juga kan orang yang berkepentingan untuk merehabilitasi
kekuatannya. Kalau pun nama baiknya tidak bisa direhabilitasi, tapi
kekuatannya mungkin bisa. Karena dia diberhentikan tidak kehendak dia, oleh
Sri Mulyani. Karena memang sudah terlalu lama dia dikenal sebagai orang yang
banyak mengumpulkan uang politik.

Hadi Purnomo itu tentu mempunyai motivasi sangat kuat untuk
merehabilitasikan kekuasaannya. Belum tentu orang seperti itu terlalu
berminat merehabilitasi nama baiknya. Mungkin dia berpikir itu sih urusan
lain. Jadi memang sejak dia diberhentikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani,
di luar jadwalnya sendiri, dia memang tidak ingin berhenti. Karena uang
banyak. Keahlian dia itu adalah keuangan. Maka posisi BPK itu bisa diraih,
karena posisi BPK ditentukan oleh DPR. Dan semua tahu DPR itu bisa
terpengaruh oleh uang. Maka jadilah dia Ketua BPK.

*Apa hubungan Hadi dengan Ical?*
Tentu saya tidak menuduh ada koordinasi dengan Aburizal Bakrie. Tetapi
persis pada saat itu dia sangat berguna sebagai alat di pansus. Jadi, bahwa
laporan BPK keluar itu sangat menguntungkan. Benar tidaknya, banyak orang
sudah tahu, dan mereka juga tidak yakin. Saya yakin nggak benar, karena dia
yang bikin. Tapi dia (Hadi) pikir akan selesai sebelum ketahuan.

Tapi ternyata ini panjang. Seperti saya katakan, club yang pemainnya sangat
mahal ini, 10 menit sebelum selesai belum bisa menghasilkan gol. Bahkan,
lawan itu ada tanda-tanda bisa melakukan counter attack. Jadi sekarang
mereka habis-habisan. Hadi Purnomo sudah tidak terlalu berguna lagi, karena
laporan BPK-nya sudah keluar. Masa keluarin lagi laporan BPK. Tinggal
menunggu apakah counter attack itu akan menuju ke dia atau tidak. Saya tidak
pernah menginginkan nasib buruk kepada siapa pun. Menurut saya sih lebih
baik permainan ini dihentikan sebelum ada korban lebih jauh. Kalau saya jadi
wasit sih, saya akan hentikan karena penonton resah dan banyak preman yang
masuk ke lapangan.

*Terkait serangan balik. Bukankah Setya Novanto itu orangnya Agung Laksono
di Kosgoro. Tapi kenapa dia justru ikut kena serangan balik?*
Semua itu adalah orangnya ”Sudirman” (uang) yang ada di dompet Anda.
Sebetulnya bukan hanya mereka tapi semua orang. Tapi mereka itu di-catalize,
difasilitasi oleh seseorang yang bisa menjanjikan kebahagiaan sepanjang masa
dengan ”Sudirman (uang). Kalau Akbar Tandjung, dia itu tidak punya uang,
tapi ahli rekayasa. Kalau Aburizal Bakrie, punya uang, berusaha manipulasi.
Kita lihat pola politik mana yang menang. Dua-duanya sah di dalam
perundang-undangan sekarang. Orang mau buang uang 10 triliun di pansus ya
silakan aja. Itu punya efek multiplier juga kepada tukang gado-gado di luar
gedung DPR kan. Semuanya sah. Saya tidak marah. Hanya sedih kalau orang itu
terkelabui oleh pers berat sebelah. Saya sangat senang pada Anda. Kalau pun
Anda ditangkap, disomasi dan segalanya, saya tetap senang.

*Bila dibandingkan dengan Golkar sebelumnya, apa perbedaan prinsip
kepemimpinan Ical?*
Bedanya ada dua. Pertama, Aburizal pribadi yang mempunyai masalah dengan
good governance, dengan pemerintahan bersih. Kedua, dia punya banyak uang.
Kalau Akbar Tandjung atau Wahono atau yang dulu-dulu itu, mereka tidak punya
masalah dengan good governance. Barangkali kurang rajin memperjuangkannya.
Atau kurang efektif. Tapi tidak melawan good governance. Rahmat Witoelar ,
Sarwono, Marzuki Darusman, penginnya sih baik-baik. Mereka tidak punya uang.
Kalau mau maju itu harus terampil politik. Jangan asal nembak di pansus, di
twitter. Dan mereka semua orang baik kalau keluar dari politik. Saya yakin
mereka itu akan baik. Karena banyak uang kan untuk membiayai panti asuhan.
Aburizal Bakrie kan waktu di kabinet dia bilang dia akan tidak masuk
pemerintah lagi, karena dia kan konsentrasi pada amal. Rupanya amalnya
kepada Golkar gitu ya. Jadi menyejahterakan beberapa orang di Golkar.

Pada awal, saya katakan, Golkar sejati itu beda dengan Golkar Aburizal
Bakrie. Orang yang Golkar sejati, apa baik atau buruk, pokoknya orang yang
hidupnya di Golkar itu sudah 30 tahun di situ, melakukan hal-hal yang kita
tidak suka, tapi juga tidak melakukan hal-hal yang terlalu ekstrim. Kita
nggak suka misalnya menyebarkan gosip politik, manipulasi, mengadu-domba
dengan kata-kata. Itu dilakukan. Tapi dulu adu domba tidak dengan membayar
media. Mereka menyediakan bahan bagi demonstrasi, tapi tidak menyediakan
poster dan nasi bungkus. Golkar sejati itu lain caranya. Tapi mereka itu
kalah total. Golkar sejati (sekarang) tidak punya peran. Kecuali kalau
Golkar uang ini tidak berhasil, maka mereka akan muncul. Akbar Tandjung,
Agung Laksono, Hidayat, Syamsul Muarif. Yang gitu-gitu masuk Golkar sejati.
Jangan dipikir Golkar sejati yang suci-suci, bukan begitu. Tapi yang
genuine. Yang benar-benar orang politik. Mereka punya uang, tapi tidak
menggunakan uangnya untuk politik, bahkan mereka ambil uang dari politik
untuk dirinya. Kalau Aburizal sih malah meng-invest dalam politik.

*Bukankah Ical naik juga berkat jasa para Golkar sejati?*
Karena waktu itu ada yang lebih tidak sejati, yaitu Jusuf Kalla. Gerakan
Akbar Tandjung dan yang lain-lain itu waktu itu sebetulnya untuk melawan
Jusuf Kalla.

*Apakah sekarang mereka tidak lagi membantu Ical?*
Membantu selama dia menang. Kalau Golkar sejati itu membantu yang menang dan
meninggalkannya kalau kalah. Itu Golkar sejati. Makanya, belum tentu
menteri-menteri Golkar akan keluar. Karena kalau dibaikin, teman-temannya
akan membantu memperbaiki DPP Golkar. Lebih penting Golkarnya direvisi
daripada menterinya diganti. Agung Laksono, MS Hidayat nggak jelek-jelek
amatlah menjadi menteri, karena sudah biasa jadi pejabat. Jadi tidak penting
reshuffle kabinet dari segi Golkar. Yang penting adalah reshuffle Golkar.

2010/3/10 kobayashi mitsukuni <ueno_kobaya...@yahoo.co.id>

>
>
> Setujuuuuuuuu...
> kalau saya sich..ya...
> Lanjuutkan...!
> untuk pelajaran ysd bagi yg blm hafal...
> wkwwkwkwkwkk..
> Salam
> koba
>  Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
> <http://id.mail.yahoo.com/>
>
>
> ------------------------------
>  Akses email lebih cepat.
> <http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A//downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/>
> Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru
> yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
> (Gratis)<http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A//downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/>
>
>  
>

Kirim email ke