Terpuruknya bursa awal pekan ini dimotori koreksi saham unggulan PT Bumi 
Resources (BUMI). Salah satu penyebabnya adalah kabar ditetapkannya petinggi 
BUMI sebagai tersangka kasus pidana pajak.

Demikian ungkap analis Reliance Securities Gina Novrina Nasution. Menurutnya, 
berita tentang penetapan Direktur Keuangan BUMI Eddie J Soebari sebagai 
tersangka kasus pidana pajak, menjadi salah satu sentimen negatif yang membawa 
BUMI bergerak turun. “IHSG pun ikut melemah. Apalagi BUMI merupakan market 
mover,” ujarnya kepada INILAH.COM, Senin (22/3).

Seperti diketahui, beredar kabar bahwa Direktur Keuangan BUMI Eddie Soebari 
telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pidana pajak. Hal ini menyusul 
aksi mangkir petinggi BUMI tersebut dari beberapa panggilan otoritas pajak. Ini 
berarti, Eddi menjadi orang kedua  setelah Direktur PT Kaltim Prima Coal (KPC) 
Robertus Bismarka Kurniawan, yang mendapat status tersangka atas kasus pajak 
BUMI.

Pada perdagangan Senin (22/3) sesi siang, saham BUMI (BUMI) terkoreksi Rp 75 ke 
Rp 2.500. Terpuruknya emiten ini mendominasi bursa, sehingga bergerak turun. 

Gina menambahkan, sentimen negatif lain yang menekan BUMI adalah harga 
komoditas minyak mentah yang melemah ke kisaran US$80 per barel. Penurunan 
harga emas hitam ini dipicu keyakinan investor bahwa penjualan rumah AS akan 
merosot selama Februari, menyentuh level terendah selama 8 bulan. “Belum ada 
sentimen yang mendukung kenaikan BUMI. Sebab, di market sendiri belum ada 
katalis penguatannya,” ujarnya.

Di sisi lain, BUMI menargetkan penjualan batubara pada kuartal pertama 2010 
akan lebih tinggi 23% menjadi 16 juta ton, ketimbang periode sama tahun lalu 
sebesar 12,5 juta ton. Hingga Februari 2010, penjualan sudah tercatat 10,5 juta 
ton dan untuk  Maret ini diperkirakan berkisar 5,5-5,7 juta ton. Produksi di 
kuartal pertama memang cukup berat karena curah hujan tinggi. Namun, BUMI 
terbantu dengan cadangan produksi 2009 yang masih tersimpan. 

Untuk meningkatkan produksi tahun ini, BUMI per April 2010 akan menaikkan 
produksi tambang milik KPC sebanyak 66,67%, dari 4.500 ton per hari menjadi 
7.500 ton per hari. Adapun rata-rata harga penjualan batubara tahun ini 
diperkirakan naik antara 8-10%, dengan estimasi harga rata-rata sekarang US$ 61 
per ton.

Terkait target produksi BUMI, Vice President PT Valbury Asia Securities, Nico 
Omer Jonckheere menyangsikannya. Ia mensinyalir patokan produksi itu dibuat 
anak usaha Bakrie ini sebagai strategi demi memuluskan rencana mencari pinjaman 
dana. “Apalagi, BUMI akhir-akhir ini memang rajin menggelar roadshow ke 
sejumlah negara, kan.” ujarnya.

Nico memprediksikan, kenaikan produksi tambang BUMI hanya akan berkisar antara 
10% sampai 15%,  “Angka ini masih realistis. Tapi kalau kenaikan 66% itu, 
rasanya tidak mungkin” tukasnya. Adapun harga rata-rata batubara semester 
pertama 2010 diperkirakan akan berada di kisaran US$ 90-US$ 100 per ton.

Sedangkan Head of Research dari Bhakti Securities Edwin Sebayang menilai, 
pernyataan resmi BUMI mengenai target itu merupakan hal positif. Karena bagi 
investor, hal tersebut bisa dijadikan bahan evaluasi atau dipertanyakan apabila 
target tidak tercapai 

Edwin pun menilai, target produksi adalah masalah internal yang bisa 
direncanakan perseroan setepat mungkin, meski dengan penyimpangan yang bisa 
saja terjadi. “Masalahnya ada pada kondisi pasar dunia yang akan mempengaruhi 
harga komoditi,” pungkasnya


Forex Trading & Forum, Free Forex Robot ,  Free Forex Ebook 



      

Reply via email to