Pada perdagangan hari ketiga pekan ini, saham PT Bumi Resources (BUMI) diprediksi melemah. Kasus pajak serta potensi batalnya divestasi PT Newmont, masih menghantui saham ini.
Demikian ungkap Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities saat berbincang-bincang dengan INILAH.COM. Menurutnya, potensi pelemahan saham BUMI, Rabu (24/3)dipicu sentimen fundamental. "Karena itu, BUMI akan mengarah ke level support Rp2.200 dan Rp2.450 sebagai level resistance-nya," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (23/3) petang. Secara teknikal, support kuat BUMI berada di level Rp2.200. Ini berarti, untuk jangka pendek, saham BUMI cenderung bearish. Kendati demikian, Gina menilai koreksi BUMI ini hanya kepanikan sesaat. "Terlihat dari stagnannya BUMI kemarin, yang dalam pola pergerakannya membentuk doji candlesticks," ulasnya. Gina pun mengakui, sentimen market hari ini belum mendukung pergerakan saham BUMI. Sebab, pasar saat ini masih wait and see atas perkembangan market berikutnya. "Karena itu, saya rekomendasikan buy on weakness untuk BUMI," timpalnya. Ia menjelaskan, kasus kisruh pajak BUMI sebenarnya sudah terfaktorkan dalam pergerakan anak usaha Bakrie ini sebelumnya. Namun, munculnya berita bahwa divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) berpeluang batal, mencuatkan kekhawatiran pasar. Seperti diketahui, konsorsium Pemda NTB dengan anak usaha Bakrie Group, PT Multi Daerah Bersaing (MDB) bisa batal memiliki saham NNT. Hal itu terjadi, jika pengadilan memutuskan, PT Pukuafu Indah sebagai pemilik sah 31% saham Newmont. Gugatan pembatalan putusan arbitrase 31% saham divestasi NNT yang diajukan PT Pukuafu Indah kini sudah masuk ke pokok perkara persidangan. Sidang ini akan dilaksanakan pada 31 Maret mendatang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Gina memprediksikan, bila arbitrase membatalkan pembelian BUMI melalui MDB, saham sejuta umat ini tidak akan terkoreksi lebih dalam lagi. Pasalnya, pelemahan BUMI sudah diantisipasi pasar. Apalagi jika melihat potensi penguatan emiten batubara ini untuk 3-6 bulan mendatang. "Untuk tren jangka menengah, BUMI masih confirm di level target price Rp3.500 dalam 6 bulan ke depan," ungkapnya. Sentimen positif lain berasal dari tren kenaikan harga komoditas minyak dan batubara yang menjadi penopang target penjualan perseroan untuk 2010. "Untuk jangka panjang, BUMI masih oke, dengan level harga minyak yang tinggi di kisaran US$80 per barel dan harga batubara di level US$95 per metrik ton," paparnya. Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup stagnan di level Rp2.325, dengan harga tertingginya Rp2.400 dan terendahnya Rp2.300. Volume transaksi mencapai 127,9 juta unit saham senilai Rp300,5 miliar dan frekuensi 5.052 kali