Pak. Ini berita tgl berapa ?
Kok masih ada* Sarijaya ?* 2010/4/1 T_Henz <wandi88ch...@yahoo.co.id> > > > Pedagang Mangga Dua Nyambi Main Saham > Kamis, 28 Mei 2009 > Oleh : Dede Suryadi > Para pedagang di Mangga Dua Jakarta banyak yang piawai bermain saham. > Kendati jadi pendapatan sampingan, nilai portofolio investasi mereka tak > sedikit, bahkan ada yang di atas Rp 10 miliar. Bagaimana mereka mendulang > untung dari saham ini? > > Waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Sentra Investasi Danareksa (SID) yang > berada di kompleks pertokoan Mal Mangga Dua Jakarta sudah ramai. Tak hanya > karyawan SID, tapi para nasabahnya yang pemain saham pun tak kalah banyak. > Koran-koran nasional dan televisi yang menyiarkan perkembangan info bisnis > ekonomi baik dari dalam dan luar negeri disuguhkan pihak SID kepada > nasabahnya. > > Para nasabah itu sudah bersiap-siap di depan komputer menyambut *sesi > pertama perdagangan saham dibuka*. Mereka pun *berdiskusi*. Tentu tak > jauh-jauh, yang dibicarakan adalah seputar transaksi saham. Memang, hampir > semua nasabah itu adalah *trader saham *yang hampir setiap hari mendatangi > SID. Di antara mereka, ada yang berusia muda, ada pula yang* pensiunan > berambut putih.* Tampak Rudy Ruslim, Manajer Penjualan SID, sibuk melayani > nasabah yang ingin mendapatkan info terkini tentang saham. Sayang, karena > kesibukannya, Rudy tak bersedia diwawancarai SWA. > > Dari sejumlah nasabah SID yang ada, terlihat Halim sudah duduk manis di > depan komputer yang online dengan bursa. Ia tampak *sangat piawai > menganalisis secara teknis pergerakan saham di layar*. Tak jarang, ia > terlibat pembicaraan dengan teman-temannya tentang sebuah emiten yang masuk > dalam portofolio investasi mereka. > > Halim adalah salah seorang trader saham yang juga pedagang di Mangga Dua. > Lulusan Manajemen Unversitas Tarumanagara ini merupakan generasi kedua > pemilik toko obat herbal bernama Javaherbs di ITC Mangga Dua. Di sinilah > sebenarnya Halim mencari nafkah. Jangan heran, ia pun sangat menguasai soal > obat herbal. Bahkan, Halim terus mengembangkan bisnis keluarganya itu. > Adapun *bermain saham adalah pekerjaan sampingan yang ditekuninya sejak > 1995.* > > Meski demikian, bermain saham sepertinya tak bisa dilepaskan dari hidupnya. > Malah bisa dbilang, Halim hampir setiap hari datang ke SID untuk > bertransaksi. Apalagi kalau tokonya sedang sepi pelanggan atau bursa saham > sedang menarik, sudah pasti ia mampir ke SID. “Saya lebih suka datang > langsung ke Danareksa, karena dapat banyak info dan secara psikologis bisa > merasakan investor lainnya,” katanya memberi alasan. Ia juga memilih SID > karena dekat dengan tokonya dan juga merasa aman karena milik pemerintah. > > Pria berusia di bawah 40 tahun ini mulai nyemplung ke dunia saham bersama > teman-temannya 14 tahun lalu. Saat itu, dirinya yang masih mahasiswa sharing > dengan temannya untuk modal investasinya. Akhirnya, ia pun bermain dengan > modal sendiri. Halim mengingat, saat pertama kali bermain saham, ia > *mengoleksi > saham Indah Kiat, Tjiwi Kimia dan Astra International. *“*Pertama kali > main saham sebesar Rp 50-60 juta. Itu modal sendiri*,” ia mengungkapkan. > > Namun, Dewi Fortuna belum berpihak kepadanya. *Saat krisis 1997*, Halim > mengalami *kerugian besar*. Hampir seluruh portofolio investasinya ambrol. > Saat krisis, kendati sudah banyak belajar tentang saham, baik analisis > teknis maupun fundamental, ia tetap saja merugi. “*Saat krisis ada hal > yang di luar kendali, maka saya menjual semua portofolio. Padahal, itu > posisi yang salah*,” ujarnya seraya terkekeh. Padahal, k*alau sabar saja > dan tidak melepas saham-sahamnya, dalam jangka empat tahun ke depan posisi > sudah meningkat lagi. * > > Meski sedikit trauma, Halim tak jera mencoba peruntungannya lagi di saham > pada 1999. Hanya saja, investasi yang dibenamkan dilakukan secara bertahap > dan relatif tak terlalu besar. “Saat kembali berinvestasi, saya mulai hanya > dengan Rp 20 juta,” ungkapnya lagi. > > Sekarang, koleksi portofolio saham Halim ada di perusahaan tambang PT > Central Korporindo International Tbk./Cenko (*CNKO*), perusahaan kimia PT > Budi Acid Jaya (*BUDI*), perusahaan farmasi PT Pyridam Farma Tbk. (*PYFA*) > dan perusahaan properti PT Mas Murni Indonesia Tbk (*MAMI*). Portofolio > terbesarnya (70%) di Budi Acid. Diperkirakan nilai investasinya di saham ini > mencapai ratusan juta rupiah. > > Bicara upaya memaksimalkan keuntungan (profit taking), tak ada patokan > khusus bagi Halim. Namun, rata-rata yang selama ini ia lakukan adalah *kalau > persentase kenaikan sahamya sudah mencapai 30%, ia mulai melepas saham yang > dipegangnya.* Dan, biasanya saat ia masuk ke saham, ia *mengawali > investasinya sekitar 10% saja dari kemampuan daya belinya. Namun, kalau > tiba-tiba terjadi penurunan, ia bisa masuk lagi hingga 30%-40%. Jadi, bisa > membeli lebih banyak di harga murah.* “Saya berupaya *tidak serakah dan > berinvestasi dengan hati-hati*,” ujarnya mengungkap kiat investasinya. > > Memang, kalau diperhatikan, rata-rata para pedagang Mangga Dua ini *lebih > memilih saham lapis dua yang volatilitasnnya relatif tinggi, sehingga mampu > membukukan capital gain dalam tempo cepat. *”Kalau sahan *blue chips, > kurang diminati* karena kurang volatile,” ujar Wahyu Indrawan, Manajer > Cabang PT Dongsuh Securities. Saham-saham Grup *Bakrie juga jadi incaran, > seperti Bumi Resources (Bumi)*. Memang, sebelumnya Bumi bertengger di > papan atas. Namun, saat krisis dan harganya meluncur ke bawah, jadi incaran > empuk para trader. > > Di Dongsuh sendiri cukup banyak pedagang Mangga Dua yang bermain saham. > “Dari total nasabah kami, sekitar 20%-nya adalah pedagang di sekitar Mangga > Dua dan Pasar Pagi,” kata Wahyu. Tentu, Wahyu tak kenal mereka satu per > satu. Yang pasti, ada empat pedagang yang dia ingat. Malah, di antara mereka > itu ada yang suami-istri. Mereka sudah *lima tahun lebih bermain > saham.*Sayang, dari keempat investor ini, tak ada seorang pun yang mau > diwawancarai. > > Dulu, menurut Wahyu, mereka hanya mencoba-coba bermain saham dengan > investasi yang kecil dan diajari pihak Donngsuh. Lama-lama setelah mahir dan > bisa bertransaksi sendiri, mereka menambah investasinya. “Awal-awal, total > investasinya rata-rata Rp 100 juta. Sekarang sekitar Rp 10 miliar per orang, > bahkan bisa lebih,” katanya menginformasikan. Mereka sekali membeli saham > sebanyak 40 lot atau sekitar Rp 200 juta. > > Cara mereka bertransaksi, ada yang datang setiap hari, tapi ada pula yang > hanya lewat telepon. Rio, investor saham yang juga pemilik toko barang pecah > belah, setiap hari datang ke Dongsuh untuk jual-beli saham atau sekadar > memperhatikan pergerakan harga saham-saham di pasar. > > Wajar mereka seperti itu, karena tujuan mereka bermain saham adalah untuk > mencari tambahan pendapatan. Memang yang namanya berdagang, kadang sepi > kadang ramai pembeli. “Nah, kalau lagi sepi, mereka akan datang ke sini,” > ujar Wahyu. Mereka pun ada yang tertarik main saham karena cerita dari > temannya atau dari mulut ke mulut. Bahkan, tak sedikit yang diajak dan > diajari temannya yang sudah lama bermain saham. “Saya masih baru bermain > saham ini, yang lain saja kalau mau diwawancarai,” kata Widodo yang dicegat > SWA ketika sedang bertransaksi di SID. Pemilik toko pakaian di ITC Mangga > Dua ini juga lebih banyak mengoleksi saham-sama second liner. > > Para pedagang ini memang potensial digarap. Pasalnya kalau mereka tertarik, > investasinya relatif besar. Tak mengherankan, di wilayah Mangga Dua dan > Pasar Pagi terdapat sejumlah galeri sekuritas. Selain *Dongsuh dan SID,*juga > ada perusahaan sekuritas lainnya seperti > * Sinarmas, Trimegah, Mandiri, Bhakti dan Sarijaya*. Sejumlah sekuritas > ini memang berupaya menjemput bola dengan cara mendekatkan diri dengan > target pasarnya. Tak jarang pula diterjunkan tim pemasaran yang menggarap > para pedagang di dekat kantornya itu. > > Wahyu memperkirakan, *para pedagang yang bermain saham di wilayah Mangga > Dua sebanyak 5% dari total pedagang yang ada. *“Diperkirakan total > investasi para pedagang itu* lebih dari Rp 50 miliar,* atau bahkan *ratusan > miliar,*” ujarnya menduga-duga. Dengan melihat perputaran investasi > sebesar itu, wajar perusahaan sekuritas rela membuat cabangnya di wilayah > Mangga Dua. Apalagi, nasabahnya tak hanya pedagang, tapi juga dari sejumlah > profesi lainnya. > > ------------------------------ > Berselancar lebih cepat. > <http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A//downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/> > Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 > halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser.Dapatkan IE8 di > sini! > (Gratis)<http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A//downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/> > > -- Lukman