Wow! Harga Minyak Terus Melesat Dekati US$85
INILAH.COM, New York - Harga minyak Kamis (1/4) mendekati US$85 per barel atau tertinggi selama 18 bulan. Kondisi ini didorong oleh optimisme bahwa dunia akan membutuhkan lebih banyak minyak dibuktikan adanya sinyal lanjutan yang kuat dalam industri manufaktur untuk tetap bertumbuh. Harga minyak telah naik sekitar 23 persen dari awal Februari yang dipicu sektor industri yang memimpin pemulihan ekonomi AS. Beberapa analis menjadi khawatir, bagaimanapun, bahwa harga minyak yang terlalu curam bisa menyebabkan bubble ekonomi. Para pengemudi yang merasakan efek di SPBU, di mana rata-rata harga eceran nasional bensin berada di tingkat tertinggi sejak Oktober 2008 dan diperkirakan di atas US$3 per galon di musim semi ini atau musim panas. Tom Kloza, seorang analis perminyakan dari Layanan Informasi Harga Minyak memperkirakan para pengendara akan membayar sedikitnya lebih dari US$300 juta untuk gas pada Minggu Paskah ini dibanding yang mereka keluarkan pada Minggu Paskah tahun lalu. Perbedaan antara rata-rata gas nasional US$2,05 pada tahun 2009 dan sekitar US$2,84 selama Paskah. Harga minyak di SPBU naik setengah persen dari rata-rata nasional US$2,803 per galon pada hari Kamis, menurut AAA, Wright Express dan Layanan Informasi Harga Minyak. Harga naik 10 sen selama bulan lalu dan 75,6 sen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Harga minyak telah melonjak dari US$69 per barel pada awal Februari dipicu adanya ekspektasi pemulihan, meskipun secara bertahap dalam perekonomian AS. Harga juga cenderung meningkat pada musim semi karena adanya peningkatan permintaan bahan bakar selama musim panas. Sejauh ini, meski konsumsi bensin, solar, minyak panas dan bahan bakar jet tetap lesu, tapi pasar tetap bergairah. Kekuatan terbesar adalah tanda bahwa pertumbuhan jumlah pabrik-pabrik nasional yang menggunakan minyak mulai banyak. Institute for Supply Management, mengatakan pada Kamis bahwa kegiatan industri naik untuk bulan kedelapan berturut-turut dengan pertumbuhan tercepat sejak Juli 2004. Laporan lainnya menunjukkan pangsa pasar meningkat dan lebih banyak akibat adanya tanda-tanda pertumbuhan ekonomi di China yang membantu mendorong minyak mentah untuk pengiriman Mei naik $1,11 ke US$84,87 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga naik sekitar dua kali lipat pada tahun lalu. Volume perdagangan terlihat sedikit minggu ini karena liburan Paskah. Jumat pasar ditutup terkait hari Jumat Agung. Analis mencoba untuk melihat langkah berikutnya untuk harga. Minyak bisa mencapai US$100 untuk pertama kalinya sejak Oktober 2008? Adam Sieminski, ekonom energi utama untuk Deutsche Bank mengatakan khawatir bahwa harga minyak tiga digit akan mendorong pemulihan kembali ke resesi global. Harga lebih tinggi daripada yang diperkirakan tahun ini, tetapi ia tidak dapat memprediksi di mana harga tersebut akan berakhir karena banyak tergantung pada penjual dan pembeli. "Jika China terus tumbuh selama persediaan minyak turun, mungkin harga minyak bisa mencapai US$100 per barel," kata Sieminski. Dalam perdagangan NYMEX lain, untuk kontrak minyak panas Mei naik 3,77 sen menjadi US$2,2167 per galon, dan bensin naik 1,65 sen ke US$2,3237 per galon. Gas alam naik 2,17 sen menjadi mantap pada US$4,086 per 1.000 kaki kubik. Di London, minyak mentah jenis Brent naik US$1,31 untuk menetap di US$84,01 di bursa berjangka ICE. [cms] http://www.inilah.com/news/read/ekonomi/2010/04/02/435372/wow-harga-minyak-terus-melesat-dekati-us$85/