Pemerintah masih menunggu surat resmi dari BHP Billiton Indonesia
terkait pelepasan 25 persen saham di tujuh tambang miliknya ke anak
usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Alam Tri Abadi.

"Saya
belum terima suratnya dari mereka," ujar Direktur Mineral, Batubara dan
Panas Bumi, Bambang Setiawan, di kantor Kementerian ESDM, jalan Medan
Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (9/4//2010).

Meskipun belum
menerima surat resmi dari BHP, namun Bambang sudah memberikan sinyal
positif bahwa pihaknya akan memberikan persetujuan atas transaksi
penjualan saham tersebut.

"Tapi saya lihat tidak ada masalah. Tidak ada yang aneh, itu kan transfer 
biasa,” ungkap dia.

Seperti
diketahui, PT Alam Tri Abadi, anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
bersama telah menandatangani perjanjian akuisisi 25% saham di 7 proyek
tambang batubara milik PT BHP Biliton Indonesia. Sementara sisanya,
masih dimiliki 75% dimiliki oleh BHP.

Perjanjian kerja sama
telah dilakukan antara ADRO dengan BHP Minerals Holdings Pty Ltd dan
BHP Minerals International Exploration Inc.

Menurut Corporate
Secretary ADRO, Andre J Mamuaya, ADRO melalui Alam Tri Abadi akan
membeli 25% saham milik PT BHP Biliton Indonesia di 7 proyek tambang
Maruwai, yakni PT Maruwai Coal, PT Juloi Coal, PT Kalteng Coal, PT
Sumber Barito Coal, PT Lahai Coal, PT Ratah Coal dan PT Pari Coal.
Porsi kepemilikan ADRO dalam konsorsium tersebut sebesar 25%.

"Kami (Adaro) akan membeli 25% di masing-masing 7 tambang tersebut," ujarnya.

Saat
ini, perseroan tengah menanti persetujuan dari pemerintah terkait
pembelian divestasi 25% aset BHP Biliton Indonesia tersebut. Ia juga
belum dapat membeberkan nilai investasi yang disiapkan perseroan
terkait akuisisi tersebut, maupun untuk pengembangannya.

"Saat ini kita belum bisa ngomong banyak, tapi nanti kita umumkan," ujarnya.
 
Rakhmat Baihaqi


      

Kirim email ke