10:37

BERITA SUPER BASI...
KAYA NGGAK ADA BERITA LAIN LAGI AJA...
WELEH...WELEH...




Pada tanggal 18/06/07, [ Henky ] <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

   Apakah sudah waktunya untuk check out dari CPRO ?

----------------------------------------------------------------

SUARA PEMBARUAN DAILY
------------------------------
 Tender Penjualan Dipasena Tidak Transparan [JAKARTA] Pelaksanaan tender
penjualan perusahaan tambak udang PT Dipasena oleh PT Perusahaan Pengelola
Aset (PPA) harus diulang karena berpotensi merugikan keuangan negara sebesar
Rp112 miliar. Dicurigai proses pelaksanaan ternder tidak dilakukan secara
transparan. "Kami sesungguhnya hanya menghendaki prosesnya dilakukan
secara transparan. Bagaimana bisa yang memenangi tender justru yang
memberikan tawaran lebih rendah, dengan selisih lebih dari Rp 100 miliar,"
kata juru bicara Indonesia Development Monitoring, Munatshir M, di Jakarta,
Minggu (17/6). Dikatakan, konsorsium Neptune memenangi tender ini dengan
harga yang lebih rendah dibanding pesaingnya. Harga beli Neptune hanya Rp
688,1 miliar, sementara pesaingnya yaitu Kemilau Bintang bersedia membeli
dengan Rp 800 miliar. Ini sungguh aneh dan tampaknya patut diduga ada
permainan dalam proses tender tersebut. "Kita mengetahui bahwa PT Dipasena
merupakan salah satu aset milik negara eks Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN) yang tentu sangat berpotensi menyumbangkan pendapatan
negara. Oleh karena itu penjualannya harus dilakukan secara benar dan wajar
sehingga dapat nenperoleh hasil yang maksimal," katanya. Menteri Keuangan
menyatakan pembeli PT Dipasena adalah Konsorsium Neptune. Sebelumnya
Dipasena dikelola oleh PT Recapital Advisors (Recap) yang ternyata gagal
mengelola perusahaan yang berlokasi di Lampung tersebut. Oleh sebab itulah
pemerintah akhirnya memutuskan untuk menjual Dipasena, katanya. Proses
tender tersebut hendaknya dijelaskan kepada publik. Ia heran karena peserta
tender hanya dua, padahal sebelumnya sudah ada empat penawar. Sedikitnya
penawar maka akan memperkecil persaingan. Namun, jika hanya dua peserta,
Kemilau Bintang cukup bonafid karena didukung Matlin Patterson (Global
Opportunities Fund), perusahaan investasi besar yang bermarkas di Inggris. 
Apalagi
Patterson didukung JP Morgan. Kemilau Bintang juga bersedia menyuntikkan
dana Rp1,7 triliun ke Dipasena, membayar gaji 8.000 karyawan, dan
menggandeng Medco Energi untuk memastikan pasokan energi, katanya. DPR
hendaknya mempertanyakan proses tender tersebut. Selain itu ia juga
merencanakan mengadukan masalah tersebut ke Komisi Pengawas Persaingan
Usaha. [M-11]

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/06/18/Ekonomi/eko04.htm



Kirim email ke