Maaf, ada tambahan pertanyaan yang tertinggal. Apakah posisi kasnya akhir tahun cukup untuk bayar deviden yang diharapkan tanpa mengganggu cash flow operasionalnya? Karena kalau net income-nya Rp 1,2 T saja (sampai semester satu 2007 laba bersih sudah mencapai Rp 780 milyar) dan diminta 50%-nya untuk dibagikan, maka dia perlu kas Rp 600 milyar. Berapa penjualan yang harus dicapai untuk mencairkan persediaan dan meningkatkan likuiditas/cash flownya?
Thanks, Gandhi From: Gandhi Hadiwitanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 02 September 2007 19:47 To: 'obrolan-bandar@yahoogroups.com' Subject: Cash Kuat (TINS vs. ANTM) RE: [obrolan-bandar] Re: TINS- H1 Naik 35x? EPS nya jadi berapa ya?? Soal "cash yang kuat", saya masih terkagum-kagum dengan posisi kas ANTM yang mencapai Rp 3,3 trilyun per 30 Juni 2007 dengan total current liabilities (utang jangka pendek)-nya hanya Rp 2,0 trilyun. Jadi masih ada surplus sekitar Rp 1,3 trilyun kalau semua utang jangka pendeknya dibayar. Sedangkan TINS posisi kasnya adalah Rp 357 milyar dengan total utang jangka pendeknya Rp 1,6 trilyun (!!). Sebagian besar aktiva lancar TINS tertanam di inventory (persediaan barang) yang jumlahnya Rp 2,1 trilyun (inventory ANTM hanya Rp 1,3 T). Yang tidak bisa dipungkiri adalah kenaikan laba bersih TINS yang luar biasa (fenomenal?). Tetapi uangnya sebagian besar dibelanjakan untuk aktivitas operation. Mereka terima uang Rp 3,8 trilyun dari customer dan dibelanjakan sebesar Rp 3,2 trilyun untuk operating activities (untuk menimbun inventory? Apakah karena ini investment buying karena harga material lagi jatuh sehingga bisa dapat stock gain di masa depan?). Perbedaan ini apakah karena sifat bisnisnya yang beda atau inventory dan cash flow management TINS yang jelek? Mohon share info. Salam, Gandhi From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ardiat Sent: 01 September 2007 10:31 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: [obrolan-bandar] Re: TINS- H1 Naik 35x? EPS nya jadi berapa ya?? Setuju, TINS ditahan saja ........ Sudah terlalu rendah harga nya dibanding EPS. Kalau ngga bisa mencapai PE 10x, 6x di harga 18rb pun sudah mantap. Ngebahas TINS jangan seperti ngebahas TMPI. Bandar masih akan bermain di TINS sampai 2008, bahkan 2009 karena saat TINS punya cash yg kuat, tentu akan mudah mendukung diversifikasi bisnis. Kalau tambang timah sudah menuju sunset, maka akan ada bisnis tambang lain. Peluang di Indonesia masih sangat besar. Dan ingat TINS ini BUMN, dan nanti akan berada dalam kelolaan Indo Resources. Jadi optimisme perlu dijaga :-) Salam,