Salam Sejahtera...

Pada Selasa, 23 Oktober 2007, Mudy Situmorang menulis:

> dibelakangnya ada jsxtraders pake bambu runcing, Bung Dayan
> ikut lari bawa kelewang.

Ketika ada upacara kemiliteran yang akan dilanjutkan dengan parade, 
perhatikan barisan yang ada. Di belakang tiap satuan, terdapat seorang 
prajurit bersenjata pistol. Tugasnya adalah menembak prajurit yang lari 
dari barisan.

Demikian juga dalam pergerakan maju -yang pernah menonton "300", pasti 
paham- pasukan, selalu ada bintara yang mengekor di belakang pasukan, 
dengan tugas serupa itu.

Ketika terjun dalam pertempuran, pergerakan harus pasti, jangan ragu. 
Kalau pun tidak pasti, maka jangan kerahkan segenap kekuatan, sehingga 
ketika taktik harus diganti, misalnya mundur, maka tidak terjadi 
kekacauan dalam penarikan.

Contohnya saja pada Senin 22 Oktober 2007. Sejumlah kubu logistik tetap 
mempertahankan perimeternya, walau bombardemen lumayan tinggi, melebihi 
ukuran 4%. Satu satuan kecil digerakkan ke kubu elektronik. Sebelumnya 
kubu tersebut sudah ditempati satuan pandu, sehingga kedatangan satuan 
tambahan merupakan perkuatan.

Rekan prajurit di samping saya mempertanyakan penempatan pasukan itu. 
"Justru dalam keadaan kacau balau seperti inilah kita musti memilih 
kedudukan. Ketika suasana sudah tenang, kita sudah berada dalam keadaan 
unggul taktis". Dia sendiri -cring-cring...kedip satu mata ;-)- memilih 
untuk menunggu suasana lebih kacau... pada pagi Selasa 23 Oktober 2007.


> Indah Renata lagi masak
> di dapur umum, sama Maria Renata.... habis digodain Bung Dayan.

Selasa 23 Oktober 2007, saya santai sedikit...prajurit kan juga 
manusia... sambil bantu-bantu Indah dan Maria...pokok'e dengan Abang wis 
pasti aman laaa.....haiya....:-)~~ yang lain silakan lanjutkan 
bertempur, kalau tidak kelewang saya yang bicara...:-)


Sharif Dayan
di Palembang
sambilcukurandengankelewangsupayaganteng...;-)

Kirim email ke