Ummmm.

Klo maen long sebaiknya pegang multi industri. 

 

Paling banyak boleh di mining: ANTM, PGAS, PTBA, INCO, TINS.

Musti ada infrastruktur: TLKM ato ISAT.

Musti ada banking: BMRI ato BBCA ato BBRI.

Mau lebih safe pasang juga di agro ato trading dikit.

 

Jadi kalo taon depan Nickel jatoh, ato Timteng mendadak damai & minyak
kembali ke $40, portfolio gak terlalu terjebak.

 

Tidak berlaku untuk god of gamblers...  :-D seperti saya.

 

 

 

 

 

  _____  

From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Andrew wijaya
Sent: 15 Nopember 2007 16:11
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: Re: [obrolan-bandar] Buy back your TLKM

 

Mungkin tehnical rebound bisa, tapi long term sdh kurang menguntungkan bagi
TLKM krn trand bisnis TLKM sdh mulai digerus new comer spt. ESIA dan XL
untuk seluler. Jujur saja setelah saya berkelana kemana-2 tetap mining dan
energy stock masih tetap hit hingga awal tahun depan. Apalagi perbankan
lebih baik dijauhi aja, resiko investasi perbankan sangat tinggi.  

 

 

Pada tanggal 15/11/07, agoes_htm <[EMAIL PROTECTED]> menulis: 

News Ekonomi & Bisnis
Telkom Berharap Menang Tender USO 
Kamis, 15/11/2007 


JAKARTA(SINDO) - PT Telkom berharap bisa memenangkan 
mayoritas tender pengadaan telepon di pedesaan dengan mekanisme 
universal service obligation(USO). 
Kita harapkan Telkom bisa mendapatkan mayoritas dari tender 
USO itu," kata Direktur Utama PT Telkom Rinaldi Firmansyah di Jakarta 
kemarin. Dia mengatakan, Telkom mempunyai komitmen yang tinggi untuk 
membangun telekomunikasi di daerah. "Pembangunan infrastruktur ini 
kan bukan dalam rangka komersialisasi. Maka itu, kita juga sedang 
menghitung berapa investasi yang pantas,"ujarnya. 
Sementara itu, Direktur Konsumer Telkom Ermady Dahlan 
menegaskan bahwa Telkom terus memperkuat komitmen untuk menyediakan 
fasilitas telekomunikasi, baik di desa terpencil maupun pulau-pulau 
terluar Indonesia."Telkom bertekad menjadi yang terdepan dalam 
USO,"kata dia. Dia memberi contoh,pada 10 November 2007 lalu, Telkom 
meresmikan layanan internet kecepatan tinggi (broadband) di salah 
satu pulau terluar Indonesia, yakni Pulau Natuna. 
Selain itu, agar masyarakat Papua bisa menikmati 
telekomunikasi, lanjut Ermady, Telkom mulai kemarin meresmikan 
layanan Telkom Flexi. "Papua yang memiliki sumber daya alam yang luar 
biasa tentunya memerlukan dukungan sarana telekomunikasi yang baik 
untuk mengelola kekayaannya. Telkom meyakini telekomunikasi merupakan 
sarana yang ampuh untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat," 
katanya. 
Saat ini, densitas telepon di Papua tergolong sangat kecil, 
yakni baru mencapai 2,1 SST/100 penduduk,padahal secara nasional 
densitas telepon mencapai nasional 6 SST/100 penduduk. "Angka inilah 
yang menjadi perhatian Telkom untuk terus-menerus membangun sarana 
telekomunikasi di Indonesia, khususnya di Papua," ungkapnya. Telkom 
saat ini sedang membangun fasilitas telekomunikasi berbasis voice 
yang dititikberatkan menggunakan teknologi CDMA (code division 
multiple access) dengan brand Flexi yang mempunyai banyak kelebihan 
dibandingkan dengan teknologi jaringan kabel. 
Saat ini, layanan Telkom Flexi secara nasional sudah memiliki 
sekitar 6 juta pelanggan di 265 kota, yang dilayani sekitar 1700 BTS 
(base transceiver station), sedangkan di Papua saat ini terdapat 
tidak kurang dari 3.500 pelanggan Telkom Flexi yang dilayani 10 BTS 
yang sudah beroperasi.Diharapkan akhir 2007 BTS di Papua dapat 
mencapai 27 BTS. Lebih jauh, Ermady menegaskan bahwa tahun 2008 
mendatang merupakan tahun tantangan bagi Telkom untuk melakukan 
pembangunan fasilitas telekomunikasi. "Telkom telah memprogramkan 
sekitar 20% atau sekitar 960 BTS dibangun di kawasan timur Indonesia 
dan khusus di Papua akhir 2008 yang akan datang seluruh ibu kota 
kabupaten dapat dilayani Telkom Flexi,"jelasnya. (rakhmat baihaqi) 


 

Reply via email to