kalo menurut saya jangan kita keburu marah kalo ada yang mengklaim ini itu. contoh sederhana aja. saya bisa mengklaim kalo monas di jakarta itu sebenarnya punya saya. tapi apa saya bisa membuktikannya? contoh batik dan tempe yang di klaim negara lain itu tidak mungkin terjadi karena negara lain tidak akan bisa membuktikannya. seperti yang pak jaya suprana bilang; 'itu hanya isu untuk membangkitkan sikap saling membenci' lagi pula suatu lisensi hanya maksimal berumur 50-80 tahun tergantung apa yang dilisensikan. lebih dari itu. hal itu adalah milik umum. seperti misalnya saya mengaku nenek saya pencipta lagu 'twinkle twinkle little star'. kalaupun saya dapat membuktikannya. tetap saja saya tidak mendapat nilai finansial. karena lagu itu sudah menjadi milik umum karena umurnya yang sudah begitu lama. biarpun secara hukum kalau saya dapat membuktikannya nama nenek saya akhirnya bisa dicatat dalam sejarah sebagai pincipta lagu itu
jadi mestinya kita ikut merasa senang jika malaysia merasa ikut memiliki reog. tapi seluruh dunia akan tahu bahwa asal reog dari indonesia. malaysia cuma ikut bangga karena merasa memiliki. kita tidak bisa melarang orang untuk merasa memiliki sesuatu, kita cuma bisa melarang orang lain saat perasaan memiliki itu mengganggung orang yang betul2 memiliki barang tersebut. saya senang sekali kalo ada teman yang sering meminjam motor saya, dan dia merasa ikut memiliki, karena motor saya selalu balik dalam keadaan bersih dan terawat. tapi biarpun begitu tetap aja dong dia gak boleh gadaikan itu motor. karena secara hukum, saya yang punya. maka dari itu, marilah kita jaga mesium2 di indonesia. tempat berkumpulnya bukti2 sejarah. Salam, Resa ----- Original Message ---- From: Lamasi Saksi <[EMAIL PROTECTED]> To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Saturday, December 8, 2007 8:35:07 AM Subject: Re: [obrolan-bandar] Tidak ada yang benci orang Indonesia Anda 16 tahun tinggal di mana Pak Cleo? Jerman? Coba kalau 2 tahun saja Anda tinggal di Malaysia... Orang-orang Eropa sangat berbeda dengan orang Malaysia. Apakah orang Jerman pernah klaim batik atau kesenian reog Ponorogo? Atau lagu Rasa Sayange? Memang bangsa kita sedang "sakit". Tapi teman yang baik dan setia bukanlah yang malah membuat kita tambah menderita. Justru harus melakukan sebaliknya. Bukankah begitu? On 12/8/07, Cleopatras Cat <cleopatras.cats@ yahoo.de> wrote: Selamat Pagi, saya mencoba memberikan tanggapan terhadap postingan Pak Salomo Gaol yang kemudian mendapat tanggapan rekan lainnya di OB. ini OOT tapi mudah mudahan Thema seperti ini tidak perlu diperdebatkan lg. Tidak ada yang benci terhadap kita, orang Indonesia, yang ada adalah ketidak Respekt an mereka terhadap kita. kenapa bisa begitu? karena tingkah laku bangsa ini juga baik di dalam maupun di luar negri. Bukan rahasia lg kalo moral Ibu Ibu / Bapak Bapak pejabat di negri ini sama bobroknya dengan Bus PPD yang dulu saya lihat waktu saya masih di SD & sekarang saya masih lihat lalu lalang di jalan raya. Waktu ada postingan di sini yang bilang kalo negara ini korrupt wah banyak yang ngamuk. wong kita ini memang korrupt kok. tidak semua mungkin, tapi sangat sebagian besar dari kita ini memang hidup, besar, dibesarkan & mati oleh KKN. jadi wajar kalo bangsa lain tidak punya Respekt terhadap negri ini. contoh di dalam negri banyak Ibu Ibu / Bapak Bapak. ada yang bisa bilang ke saya berapa lama kontrak Freeport di Irian? berapa seh bagian RI sebenarnya? contoh di luar negri? wah lebih banyak. Indonesien adalah peringkat 1 untuk urusan carding di BKA [Bundeskriminalamt, DE], untuk urusan pesan 'memesan terus kabur' via Ebay Europa kita pun menduduki Rang 5 besar di Europa [ini 2004, sekarang mungkin sudah nummero uno], contoh lain? immigrant gelap asal Indonesien yang makin banyak jumlahnya, sah sah saja mencari penghidupan lebih baik di luar negri tapi dengan cara cara legal. Saya punya puluhan contoh lainnya yang lebih baik tidak perlu saya sebutkan karena akan menyinggung perasaan biar pun itu Fakten. di setiap bangsa ada yang rassistisch, ada yang tidak. Apa bangsa kita ini bukan bangsa rassistisch? ada yang bisa kasih jawaban ke saya? Konklusion postingan ini: tidak bijaksana bilang orang Malaysien itu bangsa rasis. kalo kita mau dihormati oleh bangsa lain ya kita harus berubah sikap dulu. wong kita ini bangsa mencla mencle kok. ndak punya sikap. soal rasisme itu apa rasanya kita semua tau karena di RI ini justru banyak bibit bibit SARA yang sangat berbahaya. Saya pernah numpang tinggal di kampung halaman orang 16 tahun, & saya tau kalo RI tidak dibenci di luar negri. so jangan asal kirim postingan yang bilang bangsa lain rasis tapi kita ini di RI seperti Alice in Wunderland. Tenkiu. Cleo. Mudy Situmorang <[EMAIL PROTECTED]> schrieb: Negara rasis malaysia bukan saingan Indonesia, sekarang juga sudah mulai rusuh. Mana ada orang mau jadi ras kelas dua. Cuma orang-orang bego di Malaysia yang rela jadi ras kedua dan ketiga. Lagian ras utamanya Melayu, mending Jerman, ras utamanya ngaku India J Udah rasis, katrok, ndeso, nggilani, ... Ok, balik ke ANTAAAAM.... . From: [EMAIL PROTECTED] s.com [mailto: obrolan-bandar@ yahoogroups. com] On Behalf Of ben ben_ Sent: 07 Desember 2007 17:45 To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Subject: Re: [obrolan-bandar] Bagaimana bencinya orang Malaysia thp Orang Indonesia Cape juga lihat orang indonesia masih liburan ke malon, bli produk malon, kagum ama ekonomi malon. Ayo indonesia jangan kalah ama malon..Qta negara besar, asal qt bersatu, ekonomi tumbuh 7-8%, nggk ada kereusuhan malon is nothing. ----- Original Message ---- From: Salomo Gaol < [EMAIL PROTECTED] com> To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Sent: Friday, December 7, 2007 11:31:01 AM Subject: [obrolan-bandar] Bagaimana bencinya orang Malaysia thp Orang Indonesia Cape saya liat ANTM. mending baca ini deh buat hiburan. Regards, Salomo Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. Ihr erstes Fernweh? Wo gibt es den schönsten Strand. Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com