Greenspan: Kecelakaan akibat Krisis Subprime Tinggal Tunggu Waktu         
      13/12/2007 23:56:18 WIB       NEW YORK, Investor Daily 
  Krisis subprime mortgage yang menghantam Amerika Serikat (AS) saat ini adalah 
suatu ‘kecelakaan yang tinggal menunggu waktu’ karena periode pertumbuhan 
global yang belum pernah terjadi sebelumnya telah ‘menggoda’ para investor ke 
dalam risiko harga di bawah nilai pasar (underpricing). Demikian opini mantan 
Gubernur Federal Reserve Alan Greenspan dalam artikel yang diterbitkan The Wall 
Street Journal, Rabu (12/12).
   
  Dia mengakui bahwa suku bunga rendah yang ditetapkan The Fed, ketika dia 
masih memimpin lembaga itu, memberi kontribusi terhadap bubble harga-harga 
perumahan AS. Namun, ujar dia, akar krisis subprime mortgage adalah akibat dari 
ekspansi perekonomian global.
   
  “Akar dari krisis saat ini, seperti yang saya lihat, muncul akibat dari 
Perang Dingin, saat kapitalisme pasar secara perlahan, tapi cepat, banyak 
mengubah perencanaan pusat yang membingungkan. Itu sudah biasa terjadi di dunia 
ketiga,” jelas Greenspan dalam tulisannya seperti dilansir Reuters.
   
  Pertumbuhan angkatan kerja bergaji rendah yang memiliki pendidikan lumayan 
dan ekspor dari negara-negara berkembang telah menekan upah di beberapa negara 
maju serta mengurangi ekspektasi inflasi secara global, termasuk ekspektasi 
inflasi yang ditetapkan dalam suku bunga jangka panjang global.
   
  Dia mencatat, harga perumahan di seluruh dunia menanjak tajam, kecuali untuk 
kawasan Jepang dan Jerman. Mengutip hasil studi The Economist, Greenspan 
menyebutkan, kenaikan harga perumahan di AS masih normal dibandingkan kenaikan 
di beberapa negara lain.
   
  Lebih jauh, dia juga meyakini bahwa The Fed saat ini tidak bisa berbuat 
banyak untuk menghentikan gejolak di pasar kredit saat ini, yang meletus sejak 
Agustus lalu.
   
  “Setelah lebih dari setengah abad mengobservasi sejumlah pertumbuhan dan 
penurunan bubble harga, saya sangsi untuk dapat mengatakan bahwa bubble tidak 
bisa ditenangkan dengan kebijakan moneter atau inisiatif-inisiatif kebijakan 
lainnya sebelum demam spekulatif diakhiri,” jelas dia.
   
  Dalam artikel itu, Greenspan meramalkan, pasar kredit bakal pulih dari krisis 
ketika inventori sejumlah perumahan yang baru dibangun sebagian besar telah 
dibayar dan penurunan harga perumahan berakhir.
   
  “Hal itu akan menstabilkan ketidakpastian nilai ekuitas perumahan yang akan 
bekerja sebagai alat pelindung bagi semua bentuk mortgage perumahan, terutama 
bagi orang-orang yang memiliki aset sekuritas berbasis mortgage,” demikian 
Greenspan menulis.
   
  Resesi
   
  Secara terpisah, miliarder AS Warren Buffet mengatakan, AS dapat terjerumus 
ke dalam resesi jika angka pengangguran bertambah. Hal itu dikatakannya dalam 
percakapan dengan televisi CNBC, Selasa (11/12) waktu AS.
   
  Buffet memberi opini buram tentang perekonomian AS, termasuk penaksiran bahwa 
penjualan ritel selama musim libur Natal kali ini tidak akan memuaskan meski 
terjadi lonjakan pada liburan Thanksgiving lalu.
   
  Belanja konsumen merupakan penangkal utama untuk mencegah ekonomi AS dari 
resesi, menyusul berlanjutnya penurunan pasar perumahan dan memburuknya krisis 
kredit.
   
  Sedangkan angka pengangguran AS pada Oktober naik ke level tertinggi sejak 
Agustus 2006 dan stabil di posisi 4,7% pada November 2007.
   
  Pernyataan konglomerat bisnis itu tentang ekonomi AS dikeluarkan setelah The 
Fed memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%, pemangkasan 
ketiga sejak krisis subprime mortgage meledak pada Agustus.
   
  Ditanya tentang rencana sejumlah bank untuk menciptakan sistem pendanaan guna 
membeli sekuritas-sekuritas berbasis mortgage yang bermasalah, Buffet 
mengatakan bahwa upaya itu tidak akan mengobati pasar finansial yang sedang 
sakit.  (dna)

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Kirim email ke