Jumat, 14/12/2007 Bumi Resources akan buy back saham
JAKARTA: Manajemen PT Bumi Resources Tbk berencana membeli kembali (buy back) sebagian sahamnya di pasar untuk mendukung pelaksanaan skema opsi saham buat karyawan (employee stock option scheme). Keinginan untuk buy back sahamnya tersebut disampaikan Bumi dalam agenda rapat umum pemegang saham luar biasa yang dijadwalkan pada 29 Januari tahun depan. Senior Vice President Investor Relations Bumi Dileep Srivastava mengatakan saat ini belum dapat menjelaskan dana yang disiapkan untuk mendukung rencana buy back tersebut. "Setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham, kami akan mengumumkan rencana buy back saham itu lebih detail ke publik," tuturnya ketika dihubungi Bisnis kemarin. Bahkan, dia juga tidak bersedia menyebutkan porsi saham di pasar yang akan dibeli kembali oleh perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia itu. Pelaksanaan skema opsi saham buat karyawan itu bertujuan memberikan kepercayaan kepada investor bahwa Bumi tetap berkomitmen memberikan kinerja yang baik. Selain itu, sebagai perusahaan yang menempati bobot kedua terbesar terhadap indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia, Bumi ingin memberikan insentif untuk karyawan agar dapat menempatkan orang? yang tepat dan profesional. Dileep berpendapat kapitalisasi pasar Bumi seharusnya US$25 miliar, tetapi kondisi saat ini US$12 miliar-US$13 miliar. "Saat ini Bumi merupakan perusahaan yang sangat besar." Selain mengagendakan buy back saham, Bumi juga meminta persetujuan untuk membeli seluruh saham perusahaan Australia Herald Resources Ltd. Bumi menawar Herald A$455 juta atau setara US$402 juta. Berdasarkan data Bloomberg kemarin, kapitalisasi pasar Bumi mencapai US$12,44 miliar dengan bobot terhadap indeks 6,01%, terbesar kedua setelah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan bobot 11,23%. Meski mempunyai bobot terbesar kedua, rasio harga saham terhadap laba bersih per saham (price to earning ratio/PER) Bumi 13,57 kali, jauh lebih murah dibandingkan dengan PER saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk yang sudah mencapai 43,14 kali. Total imbal hasil saham Bumi dalam satu tahun 601,81%. Perusahaan sekuritas asing CLSA kemarin mendongkrak target harga saham Bumi dari Rp4.600 per saham menjadi Rp8.300. Sementara itu, Herald, produsen timah hitam dan seng, akan menghentikan negosiasi dengan Perilya Ltd yang kini memiliki 8,8% saham di perusahaan penghasil seng itu. Direktur Eksekutif Herald Michael Wright mengatakan perusahaan bernegosiasi dengan Perilya dalam 24 hingga 48 jam ke depan. Dalam laporan Macquarie Group Ltd 20 November disebutkan Perilya membeli saham Herald bulan lalu dan kemungkinan menambah lagi hingga mencapai porsi strategis. Crisby Capital berminat Australian Financial Review menyatakan Crisby Capital Partners Inc. kemungkinan juga mempertimbangkan untuk menawar saham Herald. Managing Director Crosby Bhagyesh Dash tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentarnya. "Kami telah berdiskusi dengan banyak orang setiap saat yang berminat terhadap proyek Dairi," tutur Wright tanpa bersedia menyebutkan calon pembeli tersebut. Proyek Dairi merupakan aset utama Herald yang berupa proyek pertambangan bawah tanah timah hitam dan seng yang kini belum dibangun di Sumatra Utara. Herald kini menunggu persetujuan Pemerintah Indonesia atas proyek senilai US$192 juta. Bila penawaran itu sukses, hal itu menjadikan akuisisi perusahaan asing terbesar kedua oleh perusahaan lokal. Dairi, sebanyak 20% sahamnya dimiliki PT Aneka Tambang Tbk, diprediksi menghasilkan 220.000 metrik ton konsentrat seng dan 100.000 ton timah hitam per tahun. Harga saham Herald kemarin ditutup naik 1 sen ke level A$2,27, sedangkan saham Perilya turun 2,6% ke posisi A$3,36. Penasihat Herald Euroz Securities Ltd menilai Herald A$3 per saham dan mayoritas pemegang saham meyakini penawaran dari Bumi sebesar A$2,55 membuat saham Herald lebih rendah. "Nanti ada indikasi awal soal nilai yang kami yakini jika tidak lebih tinggi. Tetapi, hal itu pasti menjadi titik awal negosiasi," tutur Wright Sementara itu, dalam riset Samuel Sekuritas yang dirilis 11 Desember disebutkan target harga saham Bumi dinaikkan dari Rp5.400 menjadi Rp8.100 per saham. Seiring dengan revisi pada proyeksi, nilai arus kas yang didiskon Bumi meningkat. Target harga itu mencerminkan PER 2008/2009 sebesar 27,3-18 kali. Namun, proyeksi itu belum memasukkan faktor potensi pendapatan dari investas bijih besi di Mauritania, batu bara bed methane, dan emas serta tembaga di Gorontali Minerals & Citra Palu yang diprediksi mulai menyumbang pada 2011.