Ikut aja Temasek ngapain ikut periset semacam ML, mereka aja mesti ditolong
oleh Temasek aga rngak bangkrut. Liat Morgan Stanley yg katannya bisa bikin
rating menilai kwalitas perusahaan orang, ujung-2nya mesti ditolong CICorp.
Termasuk UBS, kalau mereka yg dijadikan acuan mestinya mereka sendiri
seperti perusahaan Om Buffet yg ngak perlu dibantu malah saat orang lagi
susah malah semakin membeli. Itu baru bisa dijadikan acuan. Oleh karena itu
saran saya buang semua hasil riset dari perusahaan sekuritas mesti yg
katanya hebat sekalipun, analisis mereka cendrung tendensius dan tidak bisa
terhindar dari berpotensi conflict of interst. Suatu saat kebetulan anda
ikut dalam riset yg murni mungkin aja benar tapi ketika anda terjerumus
dalam riset ngaur yg anda akan terbawa ke jurang. Banyaklah baca buku
investasi dan cari berita yg di umumkan emiten. Itu lebih banyak hasilnya
daripada rusaknya. kalo masalah modal dipasar keuangan modal berapa pun ngak
bakal cukup tergantung kemampuan diri dan pengendalian diri... OK...

Pada tanggal 27/12/07, GWJY <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
>
>   Sebenarnya bukan masalah jago nggak jago,
> tapi modal yg dibawanya berapa besar.
>
> On Dec 27, 2007 11:09 AM, Winur Solo <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
>
> >    ML telah membuat kesalahan besar di negerinya sana yang terkena
> > dampak kredit SM.
> >
> > Kenapa ya, setiap pembelian apapun yang di lakukan ML, rata2 investor
> > kebanyakan mengikuti langkah ML. ( Jujur saja kita akui kehebatan ML)
> >
> > Padahal ML itu katanya khan harusnya jago, kenapa di negaranya sendiri
> > bisa rugi besar2an. ML kh hrsnya ga membuat kesalahan klo menggunakan
> > analisa yang baik.
> >
> > Apa mereka menang, karena selalu diikuti oleh pemain lokal, dia buy
> > pemain lokal pada buy semua. Dia sell pemain lokal hny bisa gigit jari.
> >
> >
> > Send instant messages to your online friends
> > http://uk.messenger.yahoo.com
> >
>
> 
>

Kirim email ke