--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Bejo Rajasa" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Yang pasti begitu BZ dah berenti buang LSIP langsung terbang deh 
dia.
> 
> On 2/14/08, pemainedan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Pak TBUMI mungkin punya data, sbrp byk porsi CPO yg diekspor ke 
EU &
> > US? Rasanya cukup kecil, ya pak? CPO merupakan jenis minyak nabati
> > termurah. Perbedaan harganya dg soybean cukup tinggi dan perbedaan
> > harga ini terus meningkat bbrp th belakangan. Apalagi sekarang 
harga
> > soybean melangit.
> >
> > Jika memang benar EU & US kontribusinya kecil, tidak akan bgt
> > berpengaruh jika mereka ban penggunaan CPO. Cina & India pasti
> > pakai! CPO sbgn besar msh digunakan utk pangan. Pelarangan
> > penggunaan CPO jg mgkn tidak benar2 feasible karena CPO adalah 
food
> > fat yg porsi penggunaannya terbesar (hampir 30% kl tdk salah).
> >
> > Kalau pandangan pak TBUMI bgmn ttg rencana EU & US ini?
> >
> > Kalau AALI-nya, saya setuju dia memang bagus. Distribusinya 
tertata
> > rapi (sistem lelang) & kebanyakan dijual ke lokal, itu jg dg harga
> > yg lbh tinggi dr harga internasional. Bandingkan dg perusahaan CPO
> > lain, baik gross profit margin maupun NPM-nya jauh lebih tinggi.
> >
> > >
  SIP : TBUMI
Emiten CPO seperti AALI saat ini lagi ngetop bukanlah karena
faktor CPO tsb bisa dibuat utk minyak goreng, sabun dll.
CPO lebih terkenal karena proyek biofuel, maka investor
saat ini berlomba lomba buka lahan kelapa sawit yg dulunya
memang lahan hutan. Pembukaan lahan dari hutan inilah yang
sangat dirisaukan oleh pihak Eropa dan USA.
Bila proyek biofuel sdh jadi, maka investor ibaratnya sdh memiliki
kilang minyak CPO. Jadi nantinya pihak pemilik kelapa sawit
akan berhadapan dgn pihak Eropa / USA dan juga pemerintah RI,
karena pemerintah RI mau melindungi harga minyak goreng yg
stabil di tanah air. 
Memang CPO saat ini lebih banyak dikirim ke India dan Cina.  
 

>


Kirim email ke