Intinya bukan cari cheap stock, tapi undervalued stock dan Emiten bagus tentunya
  kalau cari Emiten bagus tapi harga nya sudah full valued , tentunya mudah 
sekali
  makanya saya menybeutkan mencari the NEXT BUMI
  saya sendiri melihat LTLS yang berpeluang jadi the NEXT BUMi, walau harganya 
sudah 
  meroket 200%, walau baru berani masuk dikit aja kemarin2
   
   
  

Helmi S <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Sebetulnya bukan masalah cheap , cheapest, atau cheaperestest stock
nya. permasalahannya apa yang paling murah itu nantinya bisa mahal
atau engga?, Kalo gak bisa jadi mahal, mending kita beli yang mahal
aja sekalian selama bisa makin mahal nantinya..

Aku kira sih FA = menghitung probability masa depan, bukan menghitung
present value..

----------------------
bloomberg udah update kok
dengan EPSnya TTM (trailing twelve months) PERnya memang 1.an

harga tertinggi 183, EPS tertinggi 67.65
PER tertinggi cuma 2.7x padahal PER industri sejenis > 20x
padahal ROE (TTM) > 40%
kok bisa gitu ya?

analisa newbie :
EPS QoQ turun 95%
selain karena operating income turun 125%,
ada unrealized loss sebesar 88% dari nilai investasinya (saham, RD, dll)

since maret-sekarang udah mulai bullish, EPS Q2 akan naik lagi



                           

       

Kirim email ke