2,4 dollar US per ton, murah banget, memang bodoh sekali bangsa ini
bagaimana mau maju, bikin kontrak aje ngak becus, ngak bisa 
dagang, lebih pintar pemerintahan SBY bisa jualan  timah dengan
harga tinggi.
Wah pemerintah terdahulu gimana nih, siapa yg bertanggung
jawab ya?
2,4 dollar di kali setahun 2.6 juta ton cuma dapat USD 6.24 juta
atau Rp 57.4 milyar kalau di belikan saham PGAS cuma dapat 
48.800 lot doang, busyet deh jual negera.
Bandar PGAS lebih banyak sahamnya.
Jangan samapi kita jual aset seperti ISAT, ASII, Bank yg untung
sejibun orang asing.
Perlu orang bisnis sekelas Bakrie biar bisa lihat jauh kedepan
untuk nego jual aset negara.

--- On Sun, 8/24/08, James Arifin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: James Arifin <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [saham] RE: [obrolan-bandar] OOT:Kontrak LNG Dievaluasi
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Sunday, August 24, 2008, 9:51 PM










    
            Harganya emang sudah berdasarkan formula tertentu tapi formulanya 
rendahnya banget dan price tertingginya sudah dicap sehingga kalau oil naik 
lebih dari 25$/bbl mk harganya sudah mentok. Padahal Domestic buyer sudah ada 
yang bayar 9-12$/mmbtu, terus ngapain yah diexport ... hmm, hayo ... berapa 
kickback ke TK untuk dapatin harga segitu yah???



On 8/24/08, Aria Bela Nusa <[EMAIL PROTECTED] net.id> wrote:







Mungkin – point-nya, message-nya kita harus mengikuti harga (international) 
market dg prinsip open market – kontrak boleh berlama2 dlm periode waktu 
tertentu – tapi kalo harga seharusnya ditetapkan berdasarkan formula tertentu 
yg terkait 'ama market scr langsung - tentunya

 
:) Boleh jg dipasang chartist ato bisa jg digaji sekumpulan para chartist utk 
itu 'ama Pem – paling tidak buat ANALisa harga2 itu kira2 bgm utk ke depannya – 
dg mempergunakan fas chart (incl.fundamentalny a jg - utk idealnya)

 
Happy Chuan,
 
Aria
 


From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto:obrolan-bandar@ yahoogroups. 
com] On Behalf Of abdulrahim abdulrahim

Sent: Sunday, August 24, 2008 4:27 PM
To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com

Subject: Re: [obrolan-bandar] OOT:Kontrak LNG Dievaluasi

 



Gila 2 dollar?????
cuma 10% dari harga sekarang !!!
Yang bener aja.

Dulu itu harganya brp ya.
Apa staf Mega emang bodo2 juga, sampai gak bisa forecast harga gas 20

tahun ke depan?

Pendukung Mega itu orang2 yang gak sekolah dan oportunis memanfaatkan
kebodohan rakyat (dan kebodohan mega?), om Saham Oke.Jadi klu pengen
pendukungnya buka mata, ya Anda-anda yang orang sekolahan yang harus

buka mata mereka.

2008/8/24 Saham Oke <[EMAIL PROTECTED] com>:
> ternyata bukan cuman jual aset aja doang....yaa tu harus diperiksa... ..para

> pendukungnya juga haru buka mata mereka juga gak dapat apa2 kok....kecuali
> dokorbanin muluk...STOP FANATISME NASIONALISME YESS......
>
> --- On Sun, 8/24/08, Pahala Baringbing <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

>
> From: Pahala Baringbing <[EMAIL PROTECTED] com>
> Subject: RE: [obrolan-bandar] OOT:Kontrak LNG Dievaluasi

> To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
> Date: Sunday, August 24, 2008, 3:41 AM
>

> gini2 masih berani nyalonin diri lagi ??
>
>
>
> sudah sepantasnya mega dipidanakan krn sudah mengakibatkan opportunity loss
> yg sangat besar.
>
>
>
> ____________ _________ _________ __

>
> From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto: obrolan-bandar@ yahoogroups.
> com ] On Behalf Of Vic
> Sent: 24 Agustus 2008 10:43
> To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
> Subject: [obrolan-bandar] OOT:Kontrak LNG Dievaluasi

>
>
>
> Kontrak LNG Dievaluasi
>
> Investor China Ingin Kerja Sama Jangka Panjang
>
> Minggu, 24 Agustus 2008 | 03:00 WIB
>
> Beijing, Kompas - Wakil Presiden Jusuf Kalla akan bertemu Presiden China Hu

> Jintao dan Wapres China Xi Jinping untuk mengevaluasi kontrak gas alam cair
> dari Proyek Tangguh. Evaluasi dilakukan karena kontrak LNG Tangguh yang
> ditandatangani pada tahun 2002 merupakan kontrak terjelek dan paling

> berbahaya dalam sejarah perminyakan Indonesia .
>
> "Dari semua kontrak dalam hal perminyakan, ini yang paling berbahaya. Saya
> minta ini diperiksa. Dihitung dengan keadaan hari ini, kita rugi luar biasa.

> Saya datang ke China ingin membicarakan agar ada evaluasi ulang atas kontrak
> tersebut," ujar Wapres seusai menerima enam badan usaha milik negara (BUMN)
> China di Beijing, Sabtu (23/8).
>

> Kontrak gas Tangguh dengan China untuk pasokan Provinsi Fujian
> ditandatangani pada 2002 saat masa pemerintahan Presiden Megawati
> Soekarnoputri. Harga jual gas yang disepakati saat itu sangat rendah, hanya

> sekitar 2,4 dollar AS per ton. Indonesia berkomitmen untuk mulai memasok
> tahun depan dengan volume 2,6 juta ton per tahun, selama 20 tahun.
>
> Sebagai perbandingan, harga rata-rata kontrak gas alam cair Indonesia saat

> ini yang diproduksi di kilang Bontang untuk ekspor ke Jepang mencapai 20
> dollar AS saat harga minyak 110 dollar AS per barrel.
>
> Oleh karena itu, Indonesia terus berupaya memperbaiki harga. Upaya perbaikan

> harga pertama kali dilakukan tahun 2006. China bersedia negosiasi ulang dan
> menaikkan harga gas menjadi 3,8 dollar AS per ton. Namun, seiring dengan
> kenaikan harga minyak, Indonesia merasa harga itu masih terlalu rendah.

>
> "Kerugian kita terlalu besar. Kita menghormati kontrak yang sudah diteken,
> tetapi kita minta perhatian. Saat bertemu Presiden China besok (Minggu),
> saya akan bicarakan," ujar Wapres.

>
> Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Kardaya Warnika mengatakan,
> negosiasi Tangguh memerlukan persetujuan dari masing-masing instansi
> pemerintah terkait, baik di China maupun Indonesia .

>
> "Kesepakatan government to government sebagai payung hukum tetap diperlukan,
> terutama bagi China yang selalu harus ada perintah dari atas. Dalam hal ini,
> kesepakatan akan dilakukan National Development and Reform Commission dengan

> Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral," kata Kardaya.
>
> Untuk mencegah agar harga kontrak gas yang rendah seperti Tangguh tidak
> terulang, Departemen ESDM akan mengeluarkan peraturan tentang ekspor gas.

> Harga gas ekspor harus lebih tinggi dari harga gas domestik.
>
> Enam BUMN China
>
> Sebelum jumpa pers, Wapres menerima enam BUMN China, yaitu Xi'an Aircraft
> Industry Company (XAC), China Export Import Bank (Exim), China Guodian

> Corporation (CGDC), China National Petroleum Company (Petrochina) , China
> Gezhouba Corporation (CGGC), dan China Huadian.
>
> XAC, yang diwakili Presiden XAC Meng Xiangkai saat bertemu Wapres, adalah

> perusahaan pembuat pesawat terbang terbesar China . XAC telah memproduksi
> lebih dari 20 jenis pesawat terbang dan menjadi kontraktor pembuat vertical
> fins dan komponen Boeing 737-700 dan B747, pintu-pintu pesawat Airbus dan

> ATR42, wing box untuk Aerospecial, komponen CL415 untuk Canadair, dan ATR72
> section 16 untuk Elenia.
>
> XAC telah menjalin kerja sama dengan Merpati Indonesia untuk penyediaan 15
> pesawat MA-60. Penyerahan dua pesawat MA-60 oleh XAC kepada Merpati

> Indonesia telah dilaksanakan pada Agustus 2007.
>
> China Exim Bank berpartisipasi pada pemberian kredit bagi beberapa proyek di
> Indonesia , antara lain proyek pembangunan jembatan Surabaya-Madura, Waduk

> Jatigede, pembangkit listrik, dan pembelian 15 pesawat MA- 60. Chairman
> China Exim Bank Li Ruogu bertemu Wapres.
>
> CGDC berpartisipasi dan berinvestasi senilai 700 juta dollar AS pada
> pembangunan tiga pembangkit listrik di Indonesia . CGDC diwakili Presiden

> Zhu Yongpeng, Presiden Eksekutif Qiao Baoping, dan Wakil Presiden Guo
> Peizhang saat bertemu Wapres.
>
> Petrochina merupakan salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar dunia
> dengan nilai pasar mencapai 1 triliun dollar AS dan kapasitas produksi

> cadangan minyak 3,06 miliar metrik ton serta cadangan gas 2,31 triliun meter
> kubik. Produksi minyak mentahnya per hari 2,75 juta barrel, sementara gas
> mencapai 5,6 juta kaki kubik per hari.
>

> Aset migas Petrochina berada di 27 negara. Petrochina mendapat kontrak 20
> tahun untuk memasok gas dari Indonesia ke Singapura pada Februari 2001.
> Indonesia merupakan negara pertama eksplorasi dan eksploitasi migas

> Petrochina di luar negeri. Ladang migas Petrochina terdapat di Jabung
> (Jambi), Papua, dan Tuban (Jawa Timur) dengan total 63.000 BOEPD.
>
> Petrochina mengakuisisi Devon Energy Companies di Indonesia pada tahun 2002.

> Presiden Petrochina Jiang Jiemin datang menemui Wapres.
>
> Adapun CGGC adalah BUMN besar di China dan terdepan di bidang pembangunan
> hydropower. CGGC juga melakukan ekspansi bisnis ke sektor infrastruktur

> lain, seperti pembangunan pembangkit listrik bertenagakan panas, pembangkit
> listrik bertenaga nuklir, jalan raya, jembatan, rel kereta api, pelabuhan,
> dan kawasan cagar alam. Saat ini, CGGC memenangi 30 kontrak pembangunan

> hydropower, jalan raya, dan penyediaan air dari negara-negara Timur Tengah,
> Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika.
>
> CGGC berpartisipasi dalam pembangunan PLTA Asahan 1 dengan daya 90 x 2
> megawatt di bawah kontrak kerja Hua Dian Group. Selain itu, CGGC berencana

> berpartisipasi dalam beberapa proyek pembangunan PLTA di Sulawesi Tengah dan
> Sumatera. Presiden CGGC Yang Jixue dan Wakil Presiden CGGC Nie Kai yang
> bertemu Wapres.
>
> "Mereka ingin investasi dan kerja sama di Indonesia berjalan dalam jangka

> panjang. Kita semua terbuka karena investasi mereka sangat penting untuk
> kita meskipun kita tetap selektif," ujar Wapres. (DOT)
>
>
>
>
>
> http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/08/24/ 01403476/ kontrak.lng.

> dievaluasi

 



      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke