Pantesan CNKO + MYRX naik...:D

United Tractors jajaki beli tambang milik Benny Tjokro



JAKARTA: PT United Tractors Tbk (UT) sedang menjajaki kemungkinan
membeli tambang batu bara green field (lahan kosong) di Kalimantan
Tengah milik pengusaha Benny Tjokrosaputro.

Tambang itu merupakan salah satu aset yang dibidik oleh anak
perusahaan PT Astra International Tbk itu dalam rangka ekspansi ke
bisnis batu bara.

"United Tractors sedang uji tuntas [due diligence] tambang batu bara
milik Benny Tjokro. Sejauh ini belum diketahui nilai akuisisinya. UT
ingin membeli mayoritas kepemilikan tambang itu," ujar eksekutif yang
mendengar informasi itu kepada Bisnis belum lama ini.

Menurut dia, luas lahan tambang tersebut di atas 10.000 hektare dengan
cadangan 150 juta ton. Benny Tjokro adalah pengusaha yang berasal dari
Solo. Bisnis keluarga Tjokrosaputro berawal di PT Hanson International
Tbk (MYRX) yang kini mempunyai anak perusahaan PT Hanson Energy yang
bergerak di bisnis batu bara.

Sebelum berubah menjadi Hanson, perusahaan itu semula bernama PT
Mayertex yang bergerak di usaha tekstil. Pada 1991, Mayertex mengubah
namanya menjadi PT Hanson Industri Utama Tbk dan akhirnya menjadi
Hanson International pada 2004.

Selain di Hanson, Benny juga memiliki saham PT Suba Indah Tbk yang
bergerak di pengolahan jagung yang kini sahamnya dihapus oleh PT Bursa
Efek Indonesia Tbk (BEI) karena dipailitkan oleh salah satu
kreditornya Bunge Agribusiness Singapore. Tak hanya di situ, berda-
sarkan data dari BEI, Benny tercatat menjabat sebagai komisaris utama
PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk sejak 21 Oktober 2003.

Empat bulan lalu, nama Hanson International kembali berkibar setelah
Hanson Energy memenangi tender pengadaan batu bara berkualitas rendah
pada empat bulan lalu dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk
memasok ke enam PLTU senilai Rp28 triliun.

Ketika dikonfirmasi mengenai minat UT membeli tambang batu bara
miliknya, Benny mengatakan negosiasi itu masih jauh. "Saya belum
berani bicara banyak karena terikat perjanjian kerahasiaan," ujarnya.

Dia mengakui mempunyai tambang batu bara, tetapi bukan milik dari
perusahaan terbuka. "Itu tambang milik pribadi."

Direktur Utama UT Djoko Pranoto membantah informasi itu. Dia
mengatakan kabar yang menyebutkan UT berminat membeli tambang batu
bara milik Benny Tjokro merupakan informasi yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan. "Kabar dari siapa itu kalau tambang yang kami
incar milik Benny Tjokro?" ujarnya.

Dana rights issue

UT akan mengalokasikan 55% dana dari penawaran terbatas untuk membeli
tambang baru. Perusahaan itu baru saja mengantongi izin dari pemegang
saham untuk melaksanakan penawaran umum terbatas (rights issue) guna
meraup US$390 juta.

UT mengakuisisi PT Dasa Eka Jasatama, sebuah perusahaan batu bara
dengan cadangan 20 juta ton, tahun lalu.

UT pada awal tahun ini juga mengakuisisi sebuah perusahaan tambang
batu bara, yaitu PT Tuah Turangga Agung. Cadangan di tambang tersebut
diperkirakan 35 juta-40 juta ton dengan nilai akuisisi US$115 juta.

Dalam riset Merrill Lynch mengenai UT yang dirilis pada 15 Agustus
disebutkan selain untuk membayar utang senilai US$116 juta, modal
kerja, dan belanja modal atau membayar utang Pamapersada, UT
kemungkinan memanfaatkan dana hasil rights issue untuk membeli kembali
obligasi tukar Tuah Turangga yang jatuh tempo awal tahun depan.

Harga saham UT Jumat pekan lalu ditutup naik ke level Rp10.600
dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya Rp10.400 per saham. 


Bisnis Indonesia 

Kirim email ke