--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Dean Earwicker" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Secara tidak langsung seluruh pemegang USD (salah satunya pemerintah
> Indonesia yang cadangan devisanya dalam USD) akan kena imbas.
> 
> Pak Tbumi, mo tanya nih...
> 
> Apakah efek dari ekonomi US begitu hebatnya kah, sampai mempengaruhi
> fundamental emiten yang notabene cari makan dari dalam negeri, spt: 
JSMR,
> PTBA, WIKA, TLKM, GGRM, LPKR, saham infra/telco/consumer?
> 
> Selain itu saya melihat bisnis Mie kocok udah outperform saham 
batubara
> tahun ini. Secara fundamental, DER =0, P/E cuma 0.5, cashflow 
sangat lancar,
> dan EPP (earning per porsi) meningkat terus, profit margin 
mendekati 100%,
> bisnis sudah puluhan tahun dan terbukti mampu melewati krismon), 
forex loss
> nihil,. Ini fakta loh.
> 
> Apakah lebih baik kita invest di Mie Kocok?
> Atau bisnis trayek angkot yang dividennya 90% dari net profit?
> 
> kita disini nyari duit kan, main saham bukan buat gaya-gayaan doang?
> 
> Regards,
> DE
> 
> note: serius saya lagi di cirebon skrg, lagi makan mie kocok..hehe 
muantaf,
> walau mesti ngantri panjang..
> 
> SIP : TBUMI

Dunia ini sangat takut kepada Amerika karena negara ini boleh

dikatakan polisinya dunia yang mengawasi mulai dari militer sampai

ekonomi di dunia ini.

Profesi manusia juga harus didukung oleh bakat, contoh bila bakatnya

jadi guru maka tentu manusia tsb tak mungkin bisa jadi pedagang.

Dan tentunya profesi tsb harus disertai oleh REZEKI dari YMK.

Bakat dan REZEKI sangat penting utk kesuksesan hidup ini.

Jika porsi REZEKI hanya semangkok bubur saja tentu dlm hitungan

jam sdh lapar kembali. Jadi tak heran kenapa ada manusia yang 

harus bekerja keras tapi hidupnya hanya berkecukupan saja.

Tentu ttg jatah porsi REZEKI tsb jangan tanya ke kami, tanya saja

ke YMK.

Sebenarnya banyak emiten di BEI jadi korban resesi dari USA,

karena terjadi kepanikan sell di pasar modal. Bila terjadi

kepanikan tentu ada pihak yg dirugikan dan juga yg diuntungkan.

Ingat saja peristiwa kerusuhan Mei dimana Dollar yg harganya

sekitar Rp. 2000an bisa naik ke hampir Rp. 16000an dlm hitungan

hari saja karena terjadi kepanikan di saat itu.

Jadi kesimpulan kami : Market apa saja sangat takut dgn KEPANIKAN.

Bila ekonomi global melemah, tentu akan berdampak negatif dgn 

devisa BI karena BI tak ada pemasukan devisa dari ekportir tanah

air.

Kirim email ke