hahahaha...

jangan kapok ya pak, ngasih pendapat dan ulasan...

trs terang saya juga juga gak aktif2 banget ngereplay ke milis ini...
cuman kebetulan lagi libur aja makan nya replay sana sini....hehehehehe,dari 
pada manyun pak :p

setiap informasi pasti bernilai dan bermanfaat,selain itu pasti juga bakal ada 
pro dan kontra pak, (trs terang saya terbantu oleh posting2 yang beraneka ragam 
gini..hehehehe...)..sedang kan yang merasa ada manfaat/tidak nya informasi yang 
bapak posting kan bukan cuman beberapa orang yang ada sekarang saja 
kan....banyak kok member lain yang memang butuh informasi2,tapi jarang muncul 
nama nya hahahahaha....setiap kebaikan pasti dihargai kok pak,cuman gak 
keliatan aja :p

so keep posting ya pak&thnx for u're information

  ----- Original Message ----- 
  From: XXX 
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, October 05, 2008 9:50 AM
  Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Habis Gelap Terbit Terang - The Wall Street 
Crash of 1929



  Yaa, begitulah pak dizz. Maksud baik memberitahu sering kali memang disalah 
artikan. Ada baiknya kita biarkan saja mereka. Khan seperti kata bijak "guru 
paling baik adalah pengalaman". Mereka yg belum sadar, dikasih tau bandel, 
biarkan aja nabrak dulu, nanti khan makin lama makin pintar. Masalah uang itu 
sensitif, setiap pendapat pasti akan dicurigai, terutama pendapat yg 
bertentangan dengan posisi mereka saat ini. Mau pendapat bullish, bearish, sama 
aja. Pasti ada yg menghujat. Oleh karena itu, ada baiknya yg dibagi adalah ilmu 
pengetahuannya, bukan konklusi analisa. Analisa biarkan saja tiap orang 
melakukan sendiri. Kalau bagi ilmu pengetahuan jg masih dihujat, capee deh...ya 
udah nggk usah menolong orang. Kita tolong diri sendiri kita saja.


  On Sat, Oct 4, 2008 at 4:46 PM, y_dizz <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

    Saya cuma ngambil cerita dari Wikipedia Pak, gak ada maksud apa2...

    Orang pintar itu orang yang bisa belajar dari kesalahan orang lain.

    Berhubung dari kemarin topiknya Bailout, saya cuma mau cerita kalo 
    tahun 1929 itu Pemerintah US juga pernah intervensi pasar modal dan 
    GAGAL TOTAL. Lha Bailout yang sekarang gimana, bakal sukses atau 
    nggak? Ya saya nggak tau masa depan, saya kan juga bukan Pendekar 
    Tangan Kosong.

    Coba cek lagi tulisan saya. Apa pernah saya suruh SELL..?!? Saya cuma 
    bilang lagi bearish gini kita harus disiplin cut-loss dan jangan pake 
    margin. Soalnya masa depan itu gak ada yang tau.

    Capek deh..., niat baik kok malah dihujat?!?

    --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "icchanks" <[EMAIL PROTECTED]> 
    wrote:


    >
    > Wah...Banyak banget yang nebar terror neh, pada nakut-nakutin warga
    > OB,,mau buat panic selling yah????
    > 
    > Huehuehue,,,dah cerita lama, selalu aja begini cuman ganti nick
    > doank!!! Cerita jaman batunya elaine juga diobral, masa sih 
    bandingin
    > jaman 1929, woiiiii ini mah jaman penjajahan di atas dunia, jamannya
    > Bung Karno!!!! Apa perlu Naga Bonar yang nyopet besok ??? Biar Bozz
    > pun gak bakal sanggup tuh!!! Hehehehe...Ampun dah, macem2 aja buat
    > cari duit...
    > 
    > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, lim juherina <tomug70@> 
    wrote:
    > >
    > > 
    > > SIAP2 BULU KUDUK ANDA MERINDING SAAT MENDENGAR CERITA INISetelah
    > periode 5 tahun yang mengagumkan dimana indeks Dow Jones Industrial
    > Average (DJIA) mencapai puncaknya di angka 381.17 pada tanggal 3
    > September 1929, pasar kemudian menukik turun dengan cepat selama
    > sebulan hingga turun sebesar 17%. Lalu kemudian pasar pulih kembali
    > minggu berikutnya meskipun tidak mencapai 50% dari penurunan yang
    > terjadi pada minggu sebelumnya. Sayang, pulihnya pasar hanya
    > berlangsung sekejap saja, dan setelah itu kembali menukik turun 
    dengan
    > tajamnya pada hari Kamis tanggal 24 Oktober 1929 (sehingga disebut
    > "Black Thursday" atau "Kamis Hitam"). Kurang lebih tiga belas juta
    > saham ditransaksikan pada hari itu, dan menjadi rekor transaksi di 
    AS.
    > > 
    > > Pada hari Jum'at tanggal 25 Oktober jam 13.00, beberapa pimpinan
    > bank terkemuka di Wall Street mengadakan pertemuan guna mencari 
    jalan
    > keluar untuk mengatasi kepanikan pada lantai perdagangan di bursa
    > NYSE. Hadir dalam pertemuan tersebut Thomas W. Lamont, wakil 
    pimpinan
    > Morgan Bank; Albert Wiggin, pimpinan Chase Manhattan Bank; dan 
    Charles
    > E. Mitchell, presiden dari Citibank. Mereka kemudian menunjuk 
    Richard
    > Whitney, wakil presiden dari bursa untuk mewakili mereka. Dengan
    > adanya dukungan penuh dari perbankan terkemuka di Wall Street, 
    Whitney
    > menempatkan penawaran (bid) atas saham U.S. Steel dalam jumlah lot
    > yang besar sekali pada harga diatas harga pasar. Sewaktu para 
    pialang
    > terpesona oleh tindakan Whitney ini, ia pun kembali melakukan
    > penawaran yang serupa pada saham-saham unggulan ( saham bluechip) .
    > Taktik ini serupa dengan taktik yang digunakan guna mengakhiri
    > kepanikan pada 1907, dan berhasil meredam penurunan harga lebih 
    dalam
    > lagi pada hari itu.
    > > Namun itu semua ternyata hanya berlangsung sementara saja.
    > > 
    > > Sepanjang akhir pekan, kejadian tersebut didramatisasi oleh surat
    > kabar keseluruh Amerika. Pada hari Senin tanggal 28 Oktober kian
    > banyak investor yang memutuskan untuk keluar dari bursa dengan 
    menjual
    > kepemilikan sahamnya dan kejatuhan harga makin menjadi-jadi hingga
    > mencapai penurunan sebesar 13% pada indeks Dow pada hari itu. 
    Keesokan
    > harinya pada tanggal 29 Oktober 1929 terjadilah apa yang dinamakan
    > "Black Tuesday" (Selasa Hitam) dimana terjadi transaksi 16,4 juta
    > saham, suatu angka yang memecahkan rekor yang dibuat 5 hari 
    sebelumnya
    > dan ini tidak pernah terjadi lagi hingga tahun 1969.
    > > 
    > > Richard Salsman menulis bahwa pada tanggal 29 Oktober tersebut
    > beredar suatu desas-desus bahwa presiden Herbert Hoover tidak akan
    > melakukan veto atas Smoot-Hawley Tariff dan ini membuat harga saham
    > makin jatuh lebih dalam lagi "[4] William C. Durant bersama-sama
    > anggota keluarga Rockefeller dan raksasa industri finansial lainnya
    > melakukan pembelian sejumlah besar saham guna menunjukkan kepada
    > publik kepercayaan mereka atas pasar , namun upaya mereka gagal
    > menghentikan jatuhnya harga pasar. DJIA mengalami penurunan sebesar
    > 12% lagi pada hari itu. Alat pencatat transaksi tidak berhenti 
    bekerja
    > hingga pukul 19.45 hari itu. Pasar mengalami kerugian sebesar 14
    > milyar USD pada hari itu, sehingga total kerugian pada minggu itu
    > telah mencapai nilai 30 milyar USD, 10 kali lipat dari anggaran
    > belanja tahunan pemerintah federal Amerika Serikat, dan lebih besar
    > dari seluruh biaya yang dikeluarkan oleh Amerika guna membiayai 
    Perang
    > Dunia II .[5]
    > > 
    > > Angka terendah sementara dicapai pada tanggal 21 November, dengan
    > angka penutupan Dow pada angka 198.6. Pasar mengalami pemulihan
    > sementara untuk beberapa bulan pada angka tersebut dengan dicapainya
    > kenaikan pada Dow hingga mencapai puncaknya pada angka 294.0 di 
    bulan
    > April 1930. Pasar mulai bangkit kembali pada bulan April 1931 namun
    > tidak sampai akhir tahun 1932 dimana indeks Dow ditutup pada angka
    > 41.22 pada tanggal 8 Juli, yang merupakan penurunan sebesar 89%
    > dihitung dari puncak indeks sebelumnya. Ini adalah nilai pasar yang
    > terendah sejak abad ke 19..[6]
    > > 
    > > Dalam penelitiannya, Salsman menyatakan bahwa "hingga bulan April
    > 1942, harga saham Amerika baru mencapai 75% dibawah puncak harga 
    pada
    > tahun 1929 dan tidak pernah mencapai kembali pada tingkat harga
    > tersebut hingga bulan November 1954â€"atau seperempat abad 
    setelahnya."
    > [4]Kehancuran tersebut terjadi setelah ledakan spekulatif yang 
    terjadi
    > pada periode tahun 1920an dimana jutaan warga Amerika melakukan
    > investasi besar-besaran pada bursa saham, hingga menggunakan dana
    > pinjaman guna membeli saham. Pada bulan Agustus 1929, para pialang
    > secara teratur memberikan pinjaman bagi investor kecil melebihi dari
    > 2/3 nilai saham yang dibeli investor kecil tersebut. Sebanyak 8,5
    > milyar USD disalurkan sebagai pinjaman, lebih besar dari jumlah uang
    > yang beredar di Amerika saat itu. [7] Meningkatnya harga saham
    > merangsang orang untuk melakukan investasi , mereka berharap harga
    > saham akan meningkat lebih tingi lagi. Spekulasi inilah yang menjadi
    > pemicu dari kenaikan
    > > harga saham pada saat itu dan menciptakan "gelembung ekonomi"
    > (economic bubble). Rata-rata nilai P/E (price to earnings ratio) 
    dari
    > saham komposit S&P adalah 32.6 pada bulan September 1929 [8], yang
    > jelas-jelas diatas dari angka normal dalam catatan sejarah.
    > > 
    > > Pada tanggal 24 Oktober 1929 (dimana Dow barusan mencapai 
    puncaknya
    > pada tanggal 3 September di angka 381.17), pasar kembali berbalik 
    arah
    > menukik tajam lagi dan panik jual melanda bursa kembali. 12.894.650
    > saham ditransaksikan pada hari itu dimana orang-orang telah 
    mengalami
    > rasa putus asa untuk mencoba meredakan situasi ini. Penjualan massal
    > menjadi suatu faktor pendukung dari terjadinya Great Depression.
    > Bagaimanapun juga para ahli ekonomi dan sejarah terus menerus 
    memiliki
    > perbedaan pandangan tentang makna kehancuran ini bagi Great 
    Depression
    > > 
    > > Ada quote penting dari Richard M. Salsman: "Siapapun yang membeli
    > saham pada pertengahan tahun 1929 dan menyimpannya maka ia akan
    > melewati masa tuanya tanpa pernah melihat harga sahamnya kembali 
    pada
    > harga sewaktu saham tersebut dibelinya."
    > > Bagaimanapun ada beberapa pelajaran yang bisa diambil:
    > > 1. INTERVENSI PEMERINTAH TIDAK AKAN BANYAK MENOLONG. Ada kemiripan
    > kan antara kondisi 1929 dengan 2008? Kalo di tahun 2008 ada bailout,
    > pada 1929, pemerintah melakukan pembelian besar2an saham di atas 
    harga
    > pasar untuk meredakan kepanikan di Wall Street, tapi toh seperti
    > menggarami lautan. Warren Buffet membeli Goldman Sachs & General
    > Electric di 2008, demikian pula Rockefeller pada 1929.2. JANGAN MAIN
    > PAKE MARGIN3. DISIPLIN CUT-LOSS,
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > 
    > > Get your preferred Email name!
    > > Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
    > > http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
    > >
    >





   

Kirim email ke