Tingkat "safe" haven dilihat dari likuiditasnya, pak. Emas adalah instrumen yang paling likuid, jauh lebih likuid dari bank notes (uang kertas) dan ada fisiknya, jumlahnya sangat terbatas. Uang dollar yang lecek bisa dihargain lebih rendah, kalau kurang bisa nyetak lagi.
Emas (logam mulia) biar baret-baret tetep dihargain sama dengan yang mulus, walaupun bentuknya perhiasan, batuan, pasir, dsb, dan diterima di semua negara dan harganya sama. Walaupun sudah berumur ribuan tahun, tetap tidak pengaruh ke harga, karena dihitung adalah berat fisiknya. Urutannya begini (mulai dari yang dianggap paling "safe/likuid") 1. Gold 2. Cash & ekivalen (forex, bank notes, dll) 3. Deposito bank 4. Bonds, stocks & Derivatifnya (option, reksadana, futures, index) 5. Property & tanah *Urutan krisis:* 1. 2002-2005: harga property US naik karena kredit murah, dan rumah hasil cicilan bisa di agunkan kembali untuk mendapatkan pinjaman dari bank (mortgage) 2. 2006: Housing bubble. Krisis bermula dari kredit property macet, harga rumah turun, supply numpuk, sementara peminjam subprime banyak yang default gak mampu bayar cicilan rumah DAN cicilan bank. Yang selamet kabur ke saham.. 3. 2007: Saham akhirnya bubble dan jeblok, pasar panik, semua buru2 pindah ke deposito bank 4. 2008 awal: Eh banknya bangkrut,, suku bunga turun terus, pasar tambah bete dan pilih megang cash 5. 2007 akhir: Eeeeh mata uangnya ternyata melemah plus inflasi yang tinggi, pasar akhirnya nyerah dan ngantri beli gold 6. Kemarin: Lha kemarin gold diguyur... kemanakah dana berlari? 7. *...... <-- isi disini * Regards, DE 2008/10/9 salepisang08 <[EMAIL PROTECTED]> > btw kenapa ya emas tu selalu jadi instrumen "safe heaven". padahal kan > ga bisa dijadiin apa2 selain buat perhiasan... aneh > > > ------------------------------------ > > + + > + + + + + > Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus > kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas. > + + + + + > + +Yahoo! Groups Links > > > >