----- Original Message ----- From: "Rangkiang" <zul_zulhamdi@ > Copyright © 2004 Media Indonesia Online. All rights reserved. > Minggu, 15 Agustus 2004 00:00 WIB > > METROTV HIGHLIGHT > -------------------------------------------------------------------------- ------ > Maestro > Sabtu, 21/08/'04; 21:05 > > Yamin Pelopor Sastra Soneta > > KETOKOHAN Muhammad Yamin memiliki peran penting pada masa awal dan setelah > perjuangan kemerdekaan Indonesia. Yamin dikenal sebagai sastrawan, tokoh > pergerakan nasional, sejarawan, dan negarawan. Yamin melahirkan banyak > pemikiran yang turut mewarnai perjalanan bangsa Indonesia. > > Yamin aktif menulis sejak tahun dua puluhan, pada jurnal berbahasa Belanda, > bernama Jong Sumatra. Yamin juga menerbitkan karya-karya puisi, esai, novel > sejarah, lakon sandiwara, dan pernah menerjemahkan karya sastra asing milik > Shakespeare dan Rabindranath Tagore. > > Dalam kesusastraan modern Indonesia, Yamin dianggap sebagai pelopor bentuk > sastra soneta. Karya-karya sastra Yamin yang pernah diterbitkan antara lain: > Tanah Air (1922), Indonesia Tumpah Darahku (1928), Kalau Dewi Tara Sudah > Berkata (1932) serta Ken Arok dan Ken Dedes (1934). > > Wawasannya yang luas terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia, juga > menghasilkan tulisan mengenai Gajah Mada (1945), Tan Malaka (1946), > Kartenegaraan Majapahit, 6000 Tahun Sang Merah Putih (1958), dan lainnya. > > Yamin lahir di Talawi, Sawah Lunto, Sumatra Barat, tanggal 23 Agustus 1903. Ia > merupakan anak keturunan kepala adat di Minangkabau bernama Usman gelar > Baginda Khatib. Yamin melewatkan masa pendidikannya di HIS (1918), sekolah > menengah AMS di Yogyakarta (1927), dan Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta. Ia > juga pernah belajar di Sekolah Pertanian dan Sekolah Dokter Hewan di Bogor. > > Keterlibatannya dalam pergerakan pemuda secara intensif, mulai saat Yamin > masih menjadi mahasiswa hukum di Jakarta. Yamin dikenal sebagai ketua Pengurus > Besar Jong Sumatra Bond (1926-1928) yang gigih terhadap gagasan persatuan dan > kesatuan. Dalam kongres pertama Jong Sumatra tahun 1923, Yamin melontarkan > pemikiran mengenai kemungkinan bahasa Melayu akan berkembang menjadi bahasa > kebangsaan. > > Ketika menjadi Ketua Pengurus Besar Indonesia Muda (1928), Yamin aktif > mendorong pemikiran tentang perlunya Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa > nasional. Pada Kongres Pemuda II, tanggal 28 Oktober 1928, Yamin menjadi salah > seorang penyusunan teks Sumpah Pemuda. > > Setelah lulus sekolah hukum tahun 1932, Yamin bekerja di kantor advokat dalam > bidang hukum Internasional, sebelum menjadi anggota Volksraad atau Dewan > Rakyat tahun 1938-1942. > > Pada masa ini Yamin aktif terlibat dalam kepartaian, antara lain terpilih > sebagai Ketua Pengurus Besar Partindo (1932-1938), Perpindo atau Partai > Persatuan Indonesia (1938-1942). Pada masa penjajahan Jepang, Yamin sempat > bekerja di organisasi pemuda Putra di Jakarta dan terpilih sebagai Penasihat > Sandenbu-Sendenka atau Departemen Penerangan. > > Ketika Yamin terlibat sebagai anggota Dewan Konstituante BPUPKI atau Badan > Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Yamin banyak > menelurkan gagasan-gagasan penting, di antaranya mengusulkan untuk > mengikutsertakan Sarawak, Sabah, Malaysia, dan Timor Timur menjadi bagian > negara Republik Indonesia. > > Yamin juga berperan dalam perumusan naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945, > dan penggagas Piagam Jakarta tahun 1945. Pada masa kemerdekaan Indonesia, > Yamin termasuk dalam Front Persatuan Perjuangan pimpinan Tan Malaka yang > beroposisi keras terhadap jalur diplomasi, yang dilakukan kabinet Sjahrir. > > Oposisi yang dilakukan Yamin dengan FPP, sempat menjatuhkan Kabinet Sjahrir. > Ketika Kabinet Sjahrir kembali dibentuk, Muhammad Yamin dijatuhi hukuman empat > tahun penjara. Tahun 1948, Yamin mendapatkan grasi dari Presiden Soekarno dan > dibebaskan. Yamin kemudian diangkat sebagai penasihat Delegasi RI dalam KMB > atau Konferensi Meja Bundar tahun 1949 di Belanda. > > Dalam perjalanan politiknya, Yamin pernah menduduki jabatan Menteri untuk > beberapa kali, di antaranya; Menteri Kehakiman (1951), Menteri Pendidikan dan > Kebudayaan (1953-1955), Menteri Negara (1957-1959); Menteri Sosial Kultural > (1959), Menteri Ketua Dewan Perancang Nasional (1960-1962), Wakil Menteri > Pertama koordinator Bidang Khusus merangkap Menteri Penerangan (1962-1963). > > Menikah dengan Raden Ayu Siti Sundari, Yamin dikaruniai seorang anak, Rahadian > Yamin, yang kini keduanya telah wafat. Tanggal 17 Oktober 1962, Yamin > meninggal dunia dan dikebumikan dengan upacara kenegaraan di samping makam > ayahandanya, di pekuburan, Punding, Sawahlunto, Sumatra Barat.(M-3)
____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________