BILA ORANG LIBERAL MENCOMOT DALIL
Oleh : Dr. Din Syamsuddin
( 6 )
---------------------------
Dibunuh Karena Pendapatnya Merusak Islam

Orang yang menciptakan dan menyebarkan pendapat yang merusak/menghina,
mengingkari ataupun menyelewengkan Islam ternyata dalam sejarah Islam pun
dibunuh.

Jahm bin Shofwan As-Samarkandi adalah orang yang sesat, pembuat bid'ah,
pemimpin aliran sesat Jahmiyah. Ia mati (dibunuh)
pada masa tabi'in kecil (belakangan). Ibnu Hajar Al-Asqolani mengatakan
dalam kitabnya, Lisanul Mizan, "Saya tidak mengetahui dia (Jahm)
meriwayatkan sesuatu tetapi dia menanam keburukan yang besar, titik." Jahm
bin Shofwan telah dibunuh pada tahun 128H.

Ibnu Abi Hatim mengeluarkan riwayat dari jalan Muhammad bin Shalih maula
(bekas budak) Bani Hasyim, ia berkata, Salm (bin Ahwaz) berkata ketika
menangkap Jahm, "Wahai Jahm, sesungguhnya aku tidak membunuhmu karena
kamu memerangiku (memberontakku). Kamu bagiku lebih sepele dari itu,
tetapi aku telah mendengar kamu berkata dengan perkataan yang kamu telah
memberikan janji kepada Allah agar aku tidak memilikimu kecuali
membunuhmu". Maka ia (Salm bin Ahwaz) membunuhnya.

Dan riwayat dari jalan Mu'tamir bin Sulaiman dari Halad At-Thafawi, bahwa
telah sampai khabar kepada Salm bin Ahwaz sedangkan ia (Salm) di atas
kepolisian Khurasan, (beritanya adalah): Jahm bin Shofwan mengingkari bahwa
Allah telah berbicara kepada Musa dengan sebenar-benarnya bicara, maka ia
(Salm bin Ahwaz) membunuhnya (Jahm bin Shofwan).

Riwayat dari jalan Bakir bin Ma'ruf, ia berkata, Saya melihat Salm bin Ahwaz
ketika memukul leher (membunuh) Jahm maka menghitamlah wajah Jahm.

Hadits-hadits tentang suruhan membunuh orang yang menghina Islam,
menghalalkan dibunuhnya orang yang menghina Islam, dan disertai praktek yang
dilakukan oleh sahabat-sahabat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah
jelas. Praktek itu dilakukan pula oleh kalangan tabi'in. Generasi
selanjutnya pun mempraktekkannya, hingga Al-Hallaj, tokoh tasawuf sesat
dibunuh di Baghdad tahun 309H/922 M atas keputusan para ulama, karena
Al-Hallaj mengatakan anal haqq (aku adalah al-haq Allah). Lontaran pendapat
Al-Hallaj itu merusak Islam, maka dihukumi dengan hukum bunuh. Maka walaupun
Ulil mengingkari semua itu, kebenaran hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam, praktek para sahabat, tabi'in dan para ulama berikutnya telah
membuktikannya.

Masalah Menggunakan Dalil

Dalam hal penggunaan dalil, Ulil yang berfaham pluralis (semua agama sama)
itu mengingkari fahamnya sendiri. Ketika dia pakai dalil, "Faman sya'a
falyu'min, waman sya'a falyakfur. (Maka siapa
ingin jadi mukmin, dia mukmin, dan siapa yang mau jadi kafir, dia
kafir)." Maka pada dasarnya Ulil sedang melepas faham pluralisme
agamanya. Terminoligi "iman" dan "kafir" itu bukan terminology faham
pluralisme. Jadi sebelum mencomot dalil, dia sudah terkena
diskualifikasi, maka tidak boleh mencomot dalil itu. Apalagi kemudian untuk
menghantam hadits, "Siapa yang keluar dari Islam maka bunuhlah". Ulil tidak
menilai hadits itu dha'if (lemah), namun dibentrokkan dengan ayat, tanpa
melihat ayat-ayat lain, hadits-hadits lain serta peristiwa yang dialami Nabi
Saw dan para sahabatnya. Padahal Abu Bakar justru memerangi orang-orang
murtad, terkenal namanya adalah Perang Riddah, dengan mengerahkan 10.000
tentara Islam bahkan panglimanya pun dipilih yang Pedang Allah, Khalid bin
Walid. Apakah Abu Bakar dan 10.000 tentara Islam yang menyerbu orang-orang
murtad itu menyelisihi Al-Qur'an? Jelas tidak.

Yang dilakukan Ulil dalam mencomot dalil adalah menyembunyikan kebenaran,
yaitu menafikan dalil-dalil lainnya. Seolah dia kampanyekan bahwa Islam
mempersilakan orang kafir agar "lenggang kangkung" (berjalan sesukanya) di
muka bumi ini dengan menikmati hak yang sama dengan orang mukmin. Ulil telah
menyembunyikan ayat:

"Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu
semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dan kekafiran), maka
sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan" (Al-Anfaal:39)

"Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu"
(An-Nisa': 101)

"Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar
kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan dari padamu, dan
ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. "(At-Taubah:
123)

Bagaimana sikap Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan
sahabat-sahabatnya terhadap orang-orang kafir digambarkan dalam Al-Qur'an:

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka, kamu lihat mereka raku' dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dan bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam
Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di
atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar" (Al-Fath:
29)

Nabi lbrahim pun telah mencontohi ketegasan sikapnya terhadap orang-orang
kafir sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada lbrahim dan
orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum
mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dan apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami
dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman
kepada Allah saja.... " (Al-Murntahanah: 4)
(bersambung)





____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Reply via email to