Waalaikumsalam.Wr.Wb. Dalam hal ini, sedikit saya tanggapi.
Sebagai orang yang berkecimpung dalam hadist, ada beberap ahal mengenai hadist dha'if. Para ulama berbeda pendapat : 1 ) Hadist dha'if tidak boleh dilaksanakan sama sekali. pakah itu mengenai masalah ibadah, atau bukan 2 ), ada yang berpendapat boleh dilaksanakan, kalau itu hadist tentang keutamaan ibadah , maksudnya untuk membangkitkan gairah orang beribadah, sepeti tentang bagaimana fadhilah membaca surah al kahfi dan sebagainya. Asalkan dhaifnya tidak keterlaluan. Juga seperti hadits : " Al jannatu tahta aqdaaminummahaat " ( Syorga itu dibawaj telapak kaki ibu ), ini hadistnya dhaif, tetapi sering menjadi patokan orang untuk berbuat baik pada ibunya. 3 ), Bisa di pakai hadist dhaif, kalau memang sudah tidak ada lagi dalil lain selain hadist tersebut. Jadi mengenai berdo'a itu, menurut saya bahasa apapun do'anya itu pasti dikabulkan oleh Allah ta'ala, sesuai dengan firmannya : Ud'uuni astajib lakum " ( berdoa'alh kamu pasti aku akan mengabulkannya ). Tapi kapan dikabulkan ? macam2.Ada yang cepat dikabulkan oleh Allah, ada yang lambat, atau ada yang di ganti justru berlainan dari yang kita do'akan jadi yang tahu kemaslahatan kita hanya Allah SWT. Mengenai tidur orang yang puasa, memang benar ibadah, sesuai dengan khutbah rasulullah SAW ketika memasuki bulan puasa. Juga bila memang kita meniatkan kalau ketimbang kita ngomong yang tidak-tidak, atau berbuat yang ngak berers di bulan puasa, lebih baik kita tidur, maka tidurnya orang puasa semacam ini juga jelas ibadah. Karena menghindari hal-hal yang tidak baik lebih baik ia tidur. Asal jangan keterusan tidurnya. Ini namanya orang malas, ngak mau berusaha. Bukankah segala amalan baik, yang diniatkan dengan baik dan di laksanakan dengan jalan yang baik, juga merupakan ibadah ? " Sesungguhnya segala amalan itu tergantung dengan niatnya bukan ? ( Innamal a'malu binniyaat ) Dan satu lagi, sebagaimana yang pernah saya sebutkan . " bahwa di dalam satu matan hadist yang artinya bersamaan, bisa bermacam-macam lafaznya, juga bermacam-macam sanad ( perawinya ). Bisa jadi satu jalan di riwayatkan oleh orang-orang yang lemah, atau tidak di percaya, maka jatuhlah hadist itu pada derajat dha'if. tetapi sementara dalam satu matan ( lafaz ) itu juga, ada saksi hadist yang di riwayatkan oleh orang-orang yang dapat di percaya, maka naiklah derajat hadist yang lemah tadi dan dapatlah ia dilaksanakan hukumnya. Okay,.sampai disini dulu, semoga dapat dimengerti. Mengenai do'a, mari kita serahkan saja pada Allah, diterima apa tidaknya. Itu urusan Allah ta'ala. Wassalam.Rahima. --- Taufiqurrohman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu, > > Saya mau sedikit menanggapi, Kenapa mudah sekali > anda > mem-vonis > > > Hukumnya? ya TERTOLAK (ngga dapat pahala dari > ALLAH > > SWT) karena diada-adakan, yang ngga pernah > diajarkan > > Rasulullah SAW. > > Yang saya garis bawahi adalah tulisan di dalam > kurung. > Padahal setelah itu ada tulisan: > > > Ibadah ada 2 garis besar: > > 1. Ibadah Mahdhah/ritual spt: sholat, puasa, haji > > dll > > Untuk ibadah ini kita HARUS mengikuti CARA-CARA > > RAsulullah SAW. > > 2. ibadah ghairu mahdhah : aktifitas bermasyarakat > > spt : dulu Rasulullah SAW naek onta, sekarang kita > > naek mobil, pesawat dll. > > Untuk ghairu mahdhah ngga harus seperti Rasulullah > > SAW. > > Padahal doa buka puasa adalah ibadah ghoiru mahdhah? > atau dengan kata lain hanya sunnah? > Lalu bagaimana bisa anda berani langsung mengatakan > doa tsb tdk mendapat pahala? > Bukankah pahala dan dosa itu rahasia Allah? > Apakah anda lupa ayat: > "Ud'uunii astajib lakum" > meskipun diterimanya sebuah doa membutuhkan syarat2 > tertentu, tapi tidak serta merta doa yang tidak > diajarkan Rasulullah TIDAK Mendapat Pahala kan? > Bukankah setiap niat jelek yang tidak jadi > dilaksanakan pun bisa menjadi sebuah kebaikan? > __________________________________ Do you Yahoo!? Take Yahoo! Mail with you! Get it on your mobile phone. http://mobile.yahoo.com/maildemo ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________