Karano namo ambo tasabuik pulo taruih dalam pardebatan antaro Uni Rahima jo Sanak Ikhwah, mangko ambo cubo lah manyimpulkan inti kaji dari kaduonyo.
Jikok ndak bana kusuik ka baurai, nan paralu tantu dima tumpak kusuiknyo.
Partamo, Uni Rahima dengan sagalo apo nan ado di baliau indak ka manarimo dikecekkan bahaso kato "Bismillah..." atau apopun nan ado di dalam Al Qur'an sebagai sesuatu nan timbua dari manusia.
Pokoknya firman Tuhan. Titik.
Sedangkan, Sanak Ikhwah mencoba menunjukkan, bahwa, mungkinkah Tuhan berkata seperti itu? Secara akal sehat tidak mungkin Tuhan Allah mengucapkan bismillah tersebut, dan kemudian dilanjutkan dengan alhamdulillah..., kata2 memuji Allah SWT.
Bagaimana Allah SWT akan memuji diri-Nya sendiri?
Maka Sanak Ikhwah mencoba memaparkan bahwa kemungkinan itu adalah kata-kata manusia kepada Allah SWT selaku Tuhan-nya.
Adalah manusia yang melakukan segala sesuatu dimulai dengan bismillah, dan bukan Allah SWT yang mengucapkan bismillah tersebut.
Dan adalah manusia juga selaku umat-Nya yang memuji kebesaran Allah SWT, dan bukan Dia memuji diri-Nya sendiri.
Namun Uni Rahima tidak mau membuka mata terhadap hal ini. Dan dalam tanggapan2nya yang terakhir, bukannya Uni Rahima memberikan alasan yang lebih jelas sebagai dasar pendiriannya, malah merendahkan diri Sanak Ikhwah, mengatakan ia tidak mampu memahami dlsb.
Perdebatan ini tidak akan pernah mencapai titik temu.
Oleh karena polemik ini timbul dari tulisan saya tentang pengalaman dengan Simon di masa lalu, maka saya pulalah yang meminta polemik ini untuk diakhiri.
Uni Rahima tetap tak akan bergeming dengan pendiriannya, dan Sanak Ikhwah pun tetap tidak habis pikir dengan akal sehat dan logika-nya,
Sekarang kita kembalikan semua pada diri masing2 kembali. Silahkan simpan pendapat dan keyakinan yang menurut kita paling sesuai dengan diri kita sendiri, tidak perlu dipertentangkan dengan orang lain karena bisa berujung pada konflik personal pihak2 yang berpolemik.
Sedikit saran buat sanak Ikhwah; jangan dijadikan semua ini terlalu pribadi. 'Too personal', sarupo kecek urang baraik tu. Lebih baik segera beralih ke topik2 lain yang juga membutuhkan pendapat2 kita juga, jangan terpaku pada satu titik permasalahan saja.
Wassalam, Wady (30th)
At 04:38 PM 10/22/2004, you wrote:
> Itu dianya. > IkhWah : > Rangakyo yang tidak memahami garis cerita itu secara > keseluruhan. Rangkayo > mengambil setitik tulisan, trus rangkayo besarkan > masalahnya tsb.
Karena dari setitik tulisan yang salah itu lah yang sering buat orang jatuh, orang jatuh sering karena kerikil kecil,
Padahal, > nan dari awal, bukanlah itu pembicaraan kita > rangkayo.
Ini awal kronologi pembicaraan kita, dan ini adalah awal buat saya marah, juga sampai sanak Wady di keluarkan dari RN .
lantas sanak tanyakan apa dalil wajib marah, dan saya sudah jelaskan semua itu, tetapi sanak tetap ngotot kan..?
Sudah saya katakana, > bahwa Al Fatihah itu, mereka akan mengambil sikap > untuk ke BUYA nya. Apakh > sudah masuk aktegori salah dianya ?
Untuk bertanya kepada buyanya jelas ia tidak salah, saya baca koq cerita dari awal sampai akhir , tapi untuk ia mengatakan Bismillah BUKAN FIRMAN ALLAH, itu yang salah. Juga membenarkan kata temannya juga salah.
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________