Assalaamu'alaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu

Pertama-tama saya ingin membahas tentang ini:
> Seorang pengumpul hadist, dlm proses penyeleksiannya, mungkin menemukan
bahwa si perawi A adalah pendusta, maka ia tidak memasukkannya dlm kumpulan
hadistnya. Tapi bisa saja pengumpul yang lain berpendapat beda.

Kalau memang pendapat ini ada buktinya, silahkan sanak memberikan contohnya.

>Kita mengenal beberapa mazhab juga, bukan. Kita juga tidak mendengar mereka
saling mengkafirkan dan memfonis mazhab lain masuk neraka atau saling
> menuduh memelintir ayat.
> Saya yakin, pendiri2 mazhab tsb juga meyakini bahwa kebenaran thd
penafsiran Al-Quran dan Al-Hadist yg diyakininya tidaklah absolute. Ada dari
mereka yg mengatakan "bila pendapat saya benar maka itu datang dari Allah,
sebaliknya bila terdapat kesalahan, maka semata-mata datang dari dirinya
...".

Mungkin kita perlu memahami apa itu mazhab, agar tidak dengan mudahnya
menggunakannya sebagai contoh masalah aqidah. Orang-orang yang berbeda
mazhab (selama mereka tetap dalam Islam) tentu saja tidak akan saling
mengkafirkan dan memvonis mazhab lain masuk neraka, karena mereka BUKAN
berbeda dalam masalah aqidah, tetapi berbeda dalam masalah fiqh. Dalam
masalah fiqh memang para ulama banyak berbeda pendapat, tetapi jika sudah
sampai masalah aqidah, jumhur ulama bisa dikatakan memiliki pemahaman yang
sama mengenai hal ini, apalagi menyangkut hal-hal yang sangat pokok seperti
masalah keimanan dan kekafiran. Dalam masalah aqidah tidak dikenal adanya
mazhab, jadi bukanlah pada tempatnya menyangkut-nyangkutkan mazhab dalam
membicarakan masalah yang kita bahas ini.

OK, kita kembali ke yang ini:
> Cara saya membaca seperti diatas. Mungkin saking sederhananya, maka Arfian
sebut sbg memelintir ayat, ya.
> Bila Arfian merujuk ke tafsir Ibnu Katsir, jelas tertulis bahwa Yahudi dan
Nasrani = musyrik.
> Mengikuti defenisi Arfian, setiap manusia berpotensi menjadi musyrik, bila
melakukan perbuatan syirik. Tidak hanya terbatas pada Yahudi dan Nasrani
saja. (CMIIW, musyrik, syirik, syarikat itu dari akar kata SYim-Ra-Kaf).
Boleh tahu defenisi itu dari mana?

Bagi orang yang memahami kaidah bahasa Arab tentunya mengetahui bahwa syirik
itu adalah perbuatan, sedangkan yang mengerjakan disebut musyrik. Dalam
Islam musyrik lebih spesifik lagi didefinisikan sebagai orang yang
menyekutukan Allaah dengan yang lain (baik itu patung, manusia ataupun
hal-hal yang lain) sebagai sesuatu yang patut disembah (Ilah). Orang Arab
musyrik pada jaman nabi mengakui Allaah sebagai Rabb mereka, tetapi mereka
melakukan penyembahan terhadap berhala, karena itu mereka disebut musyrik.
Orang Nasrani dan Yahudi dengan penyembahan mereka terhadap selain Allaah
(Yesus, Uzair) bisa dikatakan sebagai musyrik juga dari definisi tersebut.
Setiap kita pun berpotensi menjadi musyrik kalau kita menyembah Allaah dan
selain-Nya, karena itu kita selalu diperingatkan agar jangan sampai jatuh ke
dalam kemusyrikan. Itu pendapat saya, nah silahkan YMZ mengemukakan apa
definisi musyrik yang sanak pahami.

> Saya pegang kalimat ini. Yahudi, Nasrani dan Shabiin tidak sama.
> Tapi (menurut Arfian) dikelompokkan dalam kelompok yang sama. Khusus ini,
bisakah Arfian menyebutkan dalilnya.

Dari pendapat saya di atas, maka saya mengambil pendapat bahwa mereka bisa
dikelompokkan sebagai kelompok yang sama, yaitu musyrik, hanya saja karena
latar belakangnya maka mereka mendapatkan penamaan yang berbeda. Yahudi dan
Nasrani adalah nama dinisbahkan kepada umat Nabi Musa A.S. dan Nabi Isa A.S.
Dua nama ini terus dinisbatkan kepada mereka walaupun kemudian ada yang
tetap menjaga kemurnian ajaran Nabinya dan ada yang berpaling.

Dilihat dari konteksnya, sebetulnya Al-Baqarah 62 ini menunjuk kepada
orang-orang yang ketika Islam belum tiba mereka tetap berpegang kepada
ajaran nabinya masing-masing tanpa mengubah keimanan mereka kepada Allaah
SWT  sebagai satu-satunya yang patut disembah (menjaga kemurnian ajaran
Nabinya). Mereka ini juga yang ketika bertemu Rasulullaah SAW kemudian
beriman kepada Allaah dan Rasul-Nya tersebut, yang artinya masuk Islam. Bagi
orang-orang yang termasuk Yahudi dan Nasrani tetapi mereka menganggap Nabi
Isa dan Nabi Uzair sebagai anak Allaah dan menganggapnya sebagai tuhan,
tentu saja bukan termasuk yang ditunjuk oleh ayat ini, karena artinya
walaupun beriman kepada Allaah tetapi mereka mempersekutukannya dengan
manusia sebagai sesuatu yang disembah.

> Solusi saya:
> Bila ada argumen dari JIL atau yg lain, sebaiknya kita menerima informasi
tsb. Begitu juga bila ada argumen yg kontra thd suatu pendapat. Nah bila
informasinya sudah ada dan dirasa lengkap, konsekwensi kita menanggung apa
yg akan kita pilih nanti.

Saya sudah menyampaikan informasi yang saya miliki. Jika memang tidak bisa
menerima pendapat berdasarkan informasi tersebut, yah silahkan. Saya
kembalikan itu kepada anda. Saya sering menjumpai orang menyatakan agar
jangan jatuh ke dalam absolutisme, tetapi dia sendiri jatuh ke dalamnya.
Contohnya orang-orang JIL, mereka mengatakan orang-orang yang selain mereka
masuk ke dalam absolutisme, tetapi mereka sendiri juga jatuh ke dalam
absolutisme pendapatnya sendiri dan tidak mau mengakui kebenaran yang
ditunjukkan orang lain kepadanya. Saya pribadi insya Allaah sudah memilih
untuk mengambil pendapat. Saya tidak memvonis orang-orang Islam yang telah
mengakui Allaah sebagai tuhannya dan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya
sebagai orang-orang yang musyrik, tetapi saya berpendapat dengan tanda-tanda
yang ditunjukkan oleh Allaah SWT dalam Al-Qur'an orang-orang Yahudi dan
Nasrani adalah orang-orang musyrik, dan dari kalimat sanak berikut:

>Musyrikin dlm ayat memang dikatakan bertempat di neraka jahannam

Saya juga sepaham bahwa mereka akan ditempatkan di neraka jahannam.
Wassalaamu'alaykum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu
Muhammad Arfian
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
090-6149-4886
"Isy Kariman Aw Mut Syahidan"


____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Reply via email to