Assalaamu 'alaikum Wr.Wb. Ma'af nih, tadinya saya udah nggak ingin ikutan berdiskusi masalah agama di milis ini.Soalnya saya memang berniat masuk milis ini untuk bersama-sama memikirkan segala sesuatu yang terkait upaya membangun kampuang atau nagari awak. Tapi jadi gatel juga ingin memberikan sedikit informasi yang saya terima. Siapa tau ada manfa'atnya.
Masalah ini juga cukup sering jadi bahan perdebatan, termasuk di masyarakat jepang. Saya juga sempat ingin tahu dengan masalah ini dan bertanya ke mana-mana. Jawaban yang saya peroleh pun variatif sekali. Seperti minggu kemaren (pak Arfian juga hadir dalam pengajian dari ustadz Wafiudin), dijelaskan bahwa ayat tersebut memang memberikan penjelasan diterimanya ibadah orang non muslim berdasarkan penjelasan ayat di surat Al Baqarah 62 tersebut. 3 Kali saya mendapatkan penjelasan serupa dari beberapa ustadz. 2 Ustadz yang lain seingat saya adalah ustadz Othman Shihab waktu beliau ke Jepang tahun lalu. Satu orang lagi waktu saya pulang 1 bulan yang lalu. Penjelasan ustadz Wafiudin kemaren, bagi saya cukup memuaskan saya. Kalau seandainya benar bahwa asbabun nuzul ayat itu adalah seperti yang dijelaskan oleh hadits mengenai pertanyaan Salman Al Farisi R.A. mengenai kaumnya di persia yang belum menerima da'wah dari Allah, tetapi menyembah Allah sesuai keyakinannya dan berbuat baik. Waktu itu rasulullah mengatakan "mereka masuk neraka". Tetapi turun surat tersebut yang mengkoreksi pernyataan rasulullah S.A.W. Ustadz wafiudin juga menjelaskan secara tatabahasa arab mengenai ayat tersebut dengan merujuk juga dari Tafsir Ibun Katsir. Saya sendiri sih hanya menelan bulat-bulat, karena belum saya cek kebenarannya. Ooya, tetapi masalah apakah Agama lain benar..? Sampai saat ini sih saya juga belum pernah mendengarkan definisi agama selain Islam itu benar, dari para ustadz. Penjelasan seperti ini juga pernah dijelaskan teman saya berdasarkan rujukan buku-bukunya Cak Nurkholis Majid (Paramadina) dan penjelasan dari Qurais Shihab (kalau tidak salah). Pendekatannya juga cukup menarik, yaitu dari penjelasan defenisi "Kufar" yang ada di Al Qur'an yang mengindikasikan bahwa "Kafir pun bertingkat-tingkat" seperti halnya penjelasan ustadz Wafiudin tersebut. Sehingga terjemahan seperti yang ada di surat 2:120 yang terkenal itu. Ataupun 2:217 tidak bisa digeneralisir untuk seluruh orang non muslim. Penjelasan ini juga mungkin bisa dilihat dengan merujuk kepada surat 5:82. Wallahu 'alam. Kalau melihat kasus tokoh-tokoh kafir yang dilaknat Allah di Al Qur'an, saya koq melihat modelnya ya seperti fir'aun atau abu lahab itu. Orang-orang yang da'wah sudah sampai kepadanya, bahkan di dalam hatinyapun mengakui kebenaran itu, tetapi dia membangkang bahkan melakukan permusuhan atau penindasan kepada Rasulullah dan para pengikutnya karena kesombongannya. Atau paling tidak, seperti anak dan istrinya nabi nuh, atau seperti pamarnya rasulullah Abu Thalib. Saya juga belum menemukan penjelasan mengenai status orang semisal pendeta Buhaira misalnya. (Ma'af, untuk paragraf ini, murni dari pemikiran saya sendiri yang belum sempat saya tanyakan kepada yang memiliki pengetahuan keislaman). Tapi penjelasan lainnya seperti dari eran muslim atau yang lain, juga bisa memberikan visi yang berbeda. Wallahu'alam. Karena saya cuman orang bodoh dalam Islam. Ya saya cuman menelan dan coba mencerna semua penjelasan orang-orang yang punya kelebihan ilmu agama tersebut. Bagi saya, saya lebih tertarik kepada proses aktifnya ketimbang proses pasifnya. Masalah mereka mau masuk surga dan neraka. Yah, biarlah itu menjadi urusan Allah. Toh orang masuk surga atau neraka bukan karena amal ibadahnya, tetapi karena kasih sayang Allah. Jadi biarkanlah kita serahkan itu kepada kebijaksanaan Allah. Yang terpenting adalah bahwa kita hadir untuk "Du'ats La Qudats" (kata sebuah buku yang juga dijelaskan oleh seseorang kepada saya ). Kita hadir untuk menda'wahi, bukan mengadili. Makanya saya juga sepakat dengan Ustadz Wafiudin untuk lebih bersikap Inklusif-Optimistis, bukan eksklusif-Pesimistis (Mendakwahi, merangkul atau mengajak, bukan mengeliminir dan memusuhi). Semoga kita dan mereka diberikan petunjuk oleh Allah kedalam kebenaran, ke dalam al Islam. Amiiin. Saya dengan keterbatasan ilmu saya, Insya Allah tidak akan ikut lagi dalam diskusi topik ini lagi. Mohon ma'af jika ada komentar mengenai tulisan saya ini yang tidak akan saya tanggapi, kecuali bagi yang mengirimkan lewat japri, dan sifatnya adalah konfirmasi atau menanyakan bagian dari e-mail ini. Karena kalau untuk berdiskusi, saya nggak punya kapasitas untuk itu. Saya hanya mencoba menyampaikan apa yang pernah saya dengar dan ilmu saya sudah mentok sampai di sini. Mohon ma'af jika tidak berkenan. Wallahu a'lam bissawab. ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________